PASSIO
Refleksi Yesus mengenai misteri Sengsara-Nya
dan nilainya bagi Penebusan.
“Maka kata mereka kepada-Nya: `Tuhan, berikanlah kami roti itu
senantiasa.' Kata Yesus kepada mereka: `Akulah roti hidup; barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi.'” (Yohanes 6:34-35)
“Maka kata Yesus kepada mereka: `Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman.'” (Yohanes 6:53-54)
“Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah
benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal
di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku
dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup
oleh Aku.” (Yohanes 6:55-57)
“Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
(Yohanes 6:58)
INILAH KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS SEBAGAI PENEBUS DOSA MANUSIA
PERJAMUAN MALAM TERAKHIR
Marilah kita sekarang masuk ke dalam kisah Passio-Ku…. Kisah yang akan
mendatangkan kemuliaan bagi Bapa dan kekudusan bagi jiwa-jiwa terpilih
lainnya….
Malam sebelum Aku dikhianati adalah malam penuh sukacita karena Perjamuan
Malam Paskah, inaugurasi Perjamuan Abadi di mana manusia akan duduk makan
menyantap DiriKu.
Andai Aku bertanya pada umat Kristiani, “Bagaimanakah pendapat kalian
mengenai Perjamuan ini,” pasti banyak yang akan mengatakan bahwa inilah tempat
sukacita mereka, tetapi sedikit saja yang akan mengatakan bahwa ini adalah
sukacita-Ku…. Ada jiwa-jiwa yang menyambut Komuni, bukan demi sukacita yang
mereka alami, melainkan demi sukacita yang Aku rasakan; sedikit sekali mereka,
sebab sisanya yang lain hanya datang kepada-Ku untuk memohon berkat dan rahmat.
Aku memeluk segenap jiwa-jiwa yang datang kepada-Ku sebab Aku datang ke
Dunia demi memperluas Kasih dengan mana Aku memeluk mereka. Dan karena kasih
tidak bertumbuh kembang tanpa penderitaan, sedikit demi sedikit Aku mengambil
kemanisan itu, membiarkan jiwa-jiwa dalam kekeringan. Dengan demikian, mereka
berpuasa dari sukacita mereka sendiri demi membuat mereka mengerti bahwa fokus
mereka seharusnya pada suatu kerinduan yang lain: DIRIKU.
Mengapakah kalian berbicara mengenai kekeringan seolah kekeringan adalah
suatu tanda akan berkurangnya Kasih-Ku? Lupakah kalian bahwa andai Aku tidak
memberikan kebahagiaan, kalian harus merasakan kekeringan dan lain-lain
penderitaan kalian?
Datanglah kepada-Ku jiwa-jiwa, tetapi ketahuilah bahwa hanya Aku yang
menghendaki segalanya dan yang mendorong kalian untuk mencari-Ku. Seandainya
saja kalian tahu betapa Aku sangat menghargai kasih yang tidak mementingkan
diri dan bagaimana hal itu akan dikenali di Surga! O, betapa jiwa yang
memilikinya akan bersukacita!
Belajarlah dari-Ku, jiwa-jiwa terkasih, mengasihi hanya demi menyenangkan
Dia yang mengasihi kalian…. Kalian akan mendapati kemanisan, dan jauh lebih
banyak dari apa yang kalian tinggalkan; kalian akan menikmati begitu banyak
dari apapun yang Aku buat kalian mampu lakukan. Aku-lah yang mempersiapkan
Perjamuan. Aku-lah santapannya! Jadi, bagaimanakah mungkin Aku mempersilakan
kalian duduk di meja-Ku dan membiarkan kalian berpuasa? Aku menjanjikan kepada
kalian bahwa barangsiapa makan Aku, ia tidak akan lapar lagi…. Aku memberikan
Diri-Ku seperti itu demi mengungkapkan Kasih-Ku kepada kalian. Dengarkanlah apa
yang dikatakan para imam-Ku, sebab mereka menggunakan perjamuan Paskah ini
untuk menghantar kalian kepada-Ku, tetapi janganlah berhenti pada apa yang
manusiawi, jika demikian kalian akan meniadakan tujuan lain dari perjamuan ini.
Tak seorang pun dapat mengatakan bahwa Perjamuan-Ku telah menjadi
santapan mereka apabila mereka hanya mengalami kemanisan…. Bagi-Ku, kasih
bertumbuh kembang sebanyak mereka menyangkal diri.
Banyak imam-imam yang demikian sebab Aku ingin menjadikan mereka
pelayan-pelayan-Ku, bukan karena mereka sungguh mengikuti Aku…. Berdoalah bagi
mereka! Hendaknyalah mereka mempersembahkan kepada BapaKu kesedihan yang Aku
rasakan ketika di Bait Allah Aku membalikkan meja-meja para pedagang dan Aku
mengecam para pelayan pada masa itu oleh sebab mengubah rumah Allah menjadi
suatu perserikatan pencetak uang.
Ketika mereka mempertanyakan kepada-Ku dengan kuasa apakah Aku melakukan
hal itu, Aku merasakan suatu kepedihan yang bahkan terlebih mendalam dalam
membuktikan bahwa penyangkalan paling dahsyat atas Misi-Ku berasal tepat dari
para pelayan-Ku.
Sebab itu, berdoalah bagi para imam yang memperlakukan Tubuh-Ku dengan
perasaan rutinitas dan, karenanya, dengan sangat sedikit kasih.
Kalian akan segera mengetahui bahwa Aku harus menyampaikan ini kepada
kalian sebab Aku mengasihi kalian dan karena Aku menjanjikan pengampunan segala
siksa dosa sementara bagi mereka yang berdoa bagi imam-imam-Ku. Tidak akan ada
Api Penyucian bagi mereka yang menangisi imam-imam yang suam-suam kuku,
melainkan mereka akan segera menuju Firdaus setelah hembusan napas terakhir
mereka.
Dan sekarang, ijinkanlah Aku memelukmu lagi agar engkau menerima hidup
yang, dengan sukacita tak terhingga, Aku jadikan engkau bagian darinya.
Malam itu dengan Kasih yang tak terhingga, Aku membasuh kaki para
Rasul-Ku sebab itulah saat puncak untuk menghadirkan Gereja-Ku ke dunia.
Aku ingin jiwa-jiwa-Ku mengetahui bahwa bahkan meski mereka mungkin
terhimpit oleh dosa-dosa terberat sekalipun, mereka tidak dikecualikan dari
rahmat. Mereka bersama dengan jiwa-jiwa-Ku yang paling setia; mereka ada dalam
Hati-Ku menerima rahmat-rahmat yang mereka butuhkan.
Aku merasakan kepiluan yang mendalam pada saat itu mengetahui, diwakili
Yudas, Rasul-Ku, bahwa ada begitu banyak jiwa berkumpul di kaki-Ku dan dibasuh
begitu banyak kali dengan Darah-Ku, namun mereka tetap sesat! Pada saat itu,
Aku hendak mengajarkan kepada para pendosa bahwa hanya karena mereka telah
berdosa, tidak sepatutnya mereka menjauhkan diri dari-Ku dengan berpikir bahwa
tak ada lagi jalan dan bahwa mereka tidak akan pernah dikasihi sebanyak sebelum
mereka berdosa. Jiwa-jiwa yang malang! Ini bukanlah perasaan Tuhan yang telah
mencurahkan segenap Darah-Nya bagi kalian. Datanglah kepada-Ku kalian semua dan
janganlah takut, sebab Aku mengasihi kalian. Aku akan membasuh kalian dengan
Darah-Ku dan kalian akan menjadi seputih salju. Aku akan membenamkan dosa-dosa
kalian ke dalam air Kerahiman-Ku dan tak ada lagi yang akan dapat merenggut
Kasih-Ku kepada kalian dari Hati-Ku.
Kekasih-Ku, Aku tidak memilih engkau dengan sia-sia, tanggapilah
pilihan-Ku itu dengan murah hati. Setia dan teguhlah dalam iman. Lemah-lembut
dan rendah-hatilah agar yang lain mengenali kebesaran kerendahan hati-Ku.
YESUS BERDOA DI TAMAN
Tak seorang pun sungguh percaya bahwa Aku mencucurkan keringat darah
malam itu di Getsemani, dan sedikit yang percaya bahwa Aku menderita sengsara
jauh lebih hebat pada jam-jam itu daripada saat Penyaliban. Lebih menyakitkan
sebab dengan jelas dinyatakan kepada-Ku bahwa dosa-dosa setiap orang dijadikan
dosa-Ku dan bahwa Aku harus bertanggung jawab atas masing-masingnya. Dengan
demikian Aku, meski tanpa dosa dan suci, harus mempertanggung-jawabkannya
kepada Bapa seolah Aku sungguh bersalah atas ketidakjujuran dan atas segala
ketidakmurnian yang dilakukan oleh kalian, saudara-saudara-Ku. Kalian tidak
menghormati Tuhan yang menciptakan kalian untuk menjadi alat-alat keagungan
Penciptaan dan tidak untuk menyimpang dari kodrat yang dianugerahkan kepada kalian
dengan tujuan untuk secara perlahan-lahan menggunakan kodrat itu untuk
menghantar kalian melihat gambaran murni akan Aku, Pencipta kalian.
Sebab itu, Aku dijadikan penyamun, pembunuh, pezinah, pendusta, seorang
yang cemar, penghujat, pemfitnah dan pemberontak terhadap Bapa yang senantiasa
Aku kasihi.
Tepat karena perbedaan yang kontras ini antara Kasih-Ku kepada Bapa dan
Kehendak-Nya yang menyebabkan Aku mencucurkan keringat darah. Tetapi, Aku taat
hingga akhir dan demi Kasih kepada semua orang, Aku membalut DiriKu Sendiri
dengan kesalahan-kesalahan agar Aku dapat melakukan Kehendak BapaKu dan
menyelamatkan kalian dari kebinasaan abadi.
Renungkanlah betapa jauh terlebih dahsyat dari sengsara manusia yang Aku
derita pada malam itu dan, percayalah, tak seorang pun dapat meringankan
penderitaan yang sedemikian sebab, sebaliknya, Aku malahan melihat bagaimana
masing-masing dari kalian berupaya untuk menjadikan kematian-Ku keji pada
setiap saat sengsara itu ditimpakan kepada-Ku karena pelanggaran-pelanggaran
yang hukumannya telah Aku bayar lunas. Aku rindu kalian mengetahui sekali lagi
betapa Aku mengasihi segenap umat manusia pada jam Aku ditinggalkan dan
menanggung derita yang tak terperi….
YESUS MENETAPKAN EKARISTI KUDUS
Kerinduan agar segenap jiwa-jiwa dibasuh ketika mereka menyambut-Ku dalam
Sakramen Cinta Kasih, mendorong-Ku untuk membasuh kaki para Rasul-Ku. Aku juga
melakukannya untuk mewakili Sakramen Tobat, di mana jiwa-jiwa malang yang jatuh
ke dalam dosa, dapat membasuh diri dan memulihkan kembali kemurnian mereka yang
hilang.
Dengan membasuh kaki mereka, Aku hendak mengajarkan kepada jiwa-jiwa yang
mengemban tanggung-jawab apostolik untuk merendahkan diri dan memperlakukan
dengan lemah lembut para pendosa dan segenap jiwa yang dipercayakan kepada
mereka.
Aku mengikatkan kain pada pinggang-Ku Sendiri untuk mengajarkan kepada
mereka bahwa, agar dapat berhasil dengan jiwa-jiwa, orang harus mengikat
dirinya dengan matiraga dan penyangkalan diri.
Aku ingin mereka belajar untuk saling menaruh belas kasihan dan bagaimana
kesalahan-kesalahan yang mereka dapati dalam diri sesama hendaknya
disingkirkan, menutupi kesalahan-kesalahan itu dan senantiasa memaafkan tanpa
pernah menyebarkan kesalahan-kesalahan mereka. Air yang Aku curahkan atas kaki
para Rasul-Ku adalah cerminan dari semangat yang membakar Hati-Ku dalam
merindukan keselamatan manusia.
Pada saat itu Kasih yang Aku rasakan bagi manusia sungguh tak terbatas
dan Aku tak mau meninggalkan mereka sebagai yatim piatu…. Agar dapat tinggal
bersama kalian hingga akhir waktu dan menunjukkan Kasih-Ku kepada kalian, Aku
rindu menjadi napas kalian, hidup kalian, penopang kalian, segalanya bagi
kalian! Kemudian Aku melihat segenap jiwa-jiwa yang, seturut berjalannya waktu,
akan diberi makan dengan Tubuh-Ku dan Darah-Ku, dan Aku melihat segala dampak
ilahi yang akan dihasilkan santapan ini dalam banyak jiwa-jiwa….
Darah yang tak bernoda itu akan membangkitkan kemurnian dan keperawanan
dalam banyak jiwa-jiwa; dalam jiwa-jiwa yang lain, Darah itu akan menyalakan
api kasih dan semangat yang berkobar. Banyak martir Kasih berkumpul pada jam
itu di hadapan mata-Ku dan dalam Hati-Ku! Banyak jiwa-jiwa lainnya, setelah
melakukan banyak dosa berat dan dilemahkan oleh kuasa hawa nafsu, akan datang
kepada-Ku untuk memperbaharui kekuatan mereka dengan Roti kekuatan!
Betapa Aku ingin menyatakan perasaan-perasaan Hati-Ku kepada segenap
jiwa-jiwa! Betapa Aku rindu mereka mengetahui Kasih-Ku kepada mereka di Senakel
pada waktu Aku menetapkan Ekaristi Kudus. Tak seorang pun dapat menembus
perasaan-perasaan dalam Hati-Ku pada saat-saat itu - perasaan kasih, sukacita,
kelembutan…. Tetapi, lebih besar pula dukacita yang meliputi Hati-Ku.
Adakah kalian mungkin tanah yang baik bagi pembangunan suatu bangunan
yang indah? Ya dan tidak…. Ya, karena karunia-karunia yang Aku anugerahkan
kepada kalian sejak lahir; tidak, karena cara kalian mempergunakan
karunia-karunia itu. Adakah kalian pikir bahwa tanah kalian memiliki proporsi
yang sesuai bagi struktur bangunan yang akan Aku dirikan? O, betapa tiada
pantas! Kendati segala unsur yang berlawanan yang ada dalam diri kalian,
perhitungan-Ku tidak akan pernah meleset sebab adalah keahlian-Ku untuk memilih
yang tak layak, bagi tujuan yang Aku tetapkan sendiri. Aku tidak pernah salah,
sebab Aku mempergunakan ketrampilan seorang seniman dan kasih. Aku membangun
dengan aktif tanpa kalian menyadarinya. Keinginan kalian sendiri untuk
mengetahui apa yang sedang Aku lakukan, berguna bagi-Ku untuk membuktikan
kepada kalian bahwa kalian tak dapat melakukan atau mengetahui suatupun tanpa
Aku menghendakinya…. Waktunya untuk bekerja, janganlah bertanya apapun
kepada-Ku sebab ada yang memikirkanmu.
Aku hendak menceritakan kepada jiwa-jiwa-Ku sengsara dan derita hebat
yang meliputi Hati-Ku malam itu. Meski besar sukacita-Ku dalam menjadi Santapan
Ilahi bagi jiwa-jiwa dan Sahabat manusia hingga akhir waktu, dan melihat betapa
banyak yang akan menghaturkan kepada-Ku sembah sujud, kasih dan silih, besar
pula kesedihan yang menyebabkan-Ku mengkontemplasikan segenap jiwa-jiwa yang
akan menelantarkan-Ku di Tabernakel dan banyak jiwa-jiwa yang akan meragukan
kehadiran-Ku dalam Ekaristi Kudus.
Oh, betapa banyak jiwa-jiwa cemar, kotor dan koyak karena dosa yang akan
harus Aku masuki! Dan bagaimana Daging dan Darah-Ku yang dicemarkan akan
menjadi penyebab bagi kebinasaan begitu banyak jiwa! Kalian tidak akan dapat
memahami cara dengan mana Aku mengkontemplasikan segala sakrilegi,
pelanggaran-pelanggaran, dan kekejian hebat yang akan dilakukan terhadap-Ku…
begitu banyak jam-jam yang akan harus Aku lewatkan seorang diri dalam
Tebenakel-tabernakel. Begitu banyak malam-malam yang panjang! Begitu banyak
manusia yang akan menolak panggilan kasih yang ditujukan kepada mereka.
Demi kasih kepada jiwa-jiwa, Aku tinggal sebagai tawanan dalam Ekaristi
Kudus, agar dalam kesedihan dan penderitaan kalian dapat pergi menghibur diri
dengan Hati yang paling lemah lembut dari segala hati, dengan Bapa dari segala
bapa, dengan Sahabat yang paling setia. Tetapi Kasih itu, yang disantap bagi
kebaikan manusia, tidak mendapatkan balasan.
Aku tinggal di antara orang-orang berdosa untuk menjadi keselamatan dan
hidup mereka, dokter dan obat; namun mereka, sebaliknya, kendati kodrat mereka
yang sakit, menjauhkan diri dari-Ku. Mereka menolak dan mencemooh Aku.
Anak-anak-Ku, orang-orang berdosa yang malang! Janganlah menjauhkan diri
dari-Ku. Aku menanti kalian siang dan malam dalam Tabernakel. Aku tidak akan
mencela kejahatan-kejahatan kalian; Aku tidak akan melemparkan dosa-dosa kalian
di wajah kalian. Apa yang akan Aku lakukan adalah membasuh kalian dengan Darah
dari luka-luka-Ku. Janganlah takut, datanglah kepada-Ku. Kalian tidak tahu
betapa Aku mengasihimu.
Dan kalian, jiwa-jiwa terkasih, mengapakah kalian dingin dan acuh tak
acuh terhadap Kasih-Ku? Aku tahu bahwa kalian harus memenuhi kebutuhan keluarga
kalian, rumah kalian, dan dunia yang terus-menerus memanggil kalian. Tetapi,
tidakkah kalian memiliki sedikit waktu saja untuk datang dan membuktikan kasih
dan syukur kalian kepada-Ku? Janganlah biarkan begitu banyak kekhawatiran yang
tak berguna menarik kalian; sisihkanlah sedikit dari waktu kalian untuk
mengunjungi Tawanan Cinta. Jika tubuh kalian sakit, tidak dapatkah kalian
meluangkan sedikit waktu untuk mencari seorang dokter guna menyembuhkanmu?
Datanglah kepada Dia yang dapat memberi kalian kekuatan dan kesehatan jiwa.
Berilah sedekah kasih kepada Pengemis Ilahi ini, yang memanggilmu, yang
merindukanmu, dan yang menantikanmu.
Kata-kata ini akan menghasilkan dampak realita besar dalam jiwa-jiwa.
Mereka akan mengabdikan diri pada keluarga-keluarga, sekolah-sekolah,
kongregasi-kongregasi religius, rumah-rumah sakit, penjara-penjara, dan banyak
jiwa-jiwa akan berserah diri pada Kasih-Ku. Kesedihan-ku yang terbesar datang
dari jiwa-jiwa para imam dan biarawati.
Pada saat Aku menetapkan Ekaristi Kudus, Aku melihat segenap jiwa-jiwa
pilihan yang akan dihidupi dengan Tubuh dan Darah-Ku dan dampak-dampak yang
dihasilkan atas mereka.
Bagi sebagian jiwa, Tubuh-Ku akan menjadi obat bagi kelemahan mereka.
Bagi sebagian lainnya, api yang akan berhasil mengatasi penderitaan mereka,
membakarnya dengan kasih. Ah!.... Jiwa-jiwa itu yang berkumpul di hadapan-Ku
akan menjadi suatu taman yang amat luas di mana setiap tanaman akan
menghasilkan bunga yang berbeda, tetapi semuanya menyenangkan-Ku dengan harum
mereka. Tubuh-Ku akan menjadi matahari yang menghidupkan mereka kembali. Aku
akan datang kepada sebagian untuk dihibur, kepada yang lain untuk bersembunyi,
dan kepada yang lainnya Aku akan beristirahat. Andai saja kalian tahu,
jiwa-jiwa terkasih, betapa mudahnya menghibur, menyembunyikan dan memberikan
istirahat kepada Tuhan.
Tuhan ini, yang mengasihi kalian dengan Kasih tak terhingga setelah
membebaskan kalian dari belenggu dosa, telah menanamkan dalam diri kalian
rahmat tiada tara panggilan religius. Ia telah membawa kalian dengan suatu cara
yang misterius ke dalam taman kesukaan-Nya. Tuhan ini, Penebus kalian, telah
menjadi Mempelai kalian. Ia Sendiri yang menghidupi kalian dengan Tubuh-Nya
yang begitu suci, dan dengan Darah-Nya; Ia melegakan dahaga kalian. Dalam Aku,
kalian akan mendapatkan istirahat dan kebahagiaan.
Wahai, puteri kecil! Mengapakah begitu banyak jiwa, setelah dilimpahi
begitu banyak rahmat dan perhatian, harus menjadi sumber kesedihan yang begitu
rupa dalam Hati-Ku? Tidakkah Aku senantiasa sama? Adakah Aku telah berubah bagi
kalian? …. Tidak! Aku tidak akan pernah berubah, dan Aku akan mengasihi kalian
dengan kesukaan dan kelembutan hingga akhir.
Aku tahu kalian penuh kemalangan, tetapi ini tidak akan menjauhkan kalian
dari pandangan-Ku yang paling lemah lembut dan Aku menanti kalian dengan penuh
harap, tidak hanya untuk meringankan kemalangan-kemalangan kalian, melainkan
juga untuk memenuhi kalian dengan rahmat berkat-Ku.
Jika Aku meminta kasihmu, janganlah menolaknya bagi-Ku. Sungguh, amatlah
mudah mengasihi Dia yang adalah Kasih itu sendiri. Jika Aku meminta sesuatu
yang berharga dari kodrat kalian, Aku memberi kalian sekaligus rahmat dan
kekuatan yang diperlukan agar kalian dapat menjadi penghiburan-Ku. Ijinkanlah
Aku masuk ke dalam jiwa-jiwa kalian dan, jika kalian tiada mendapati di
dalamnya sesuatupun yang layak bagi-Ku, katakanlah kepada-Ku dengan penuh
kerendahan hati dan kepercayaan: “Tuhan, Engkau dapat melihat buah yang dihasilkan
pohon ini. Datanglah, dan katakanlah kepadaku apa yang harus aku lakukan, agar
sejak dari sekarang pohon ini dapat menghasilkan buah yang Engkau kehendaki.”
Jika jiwa mengatakan ini kepada-Ku dengan suatu kerinduan yang sungguh
untuk membuktikan kasihnya, Aku akan menjawab: “Jiwa terkasih, ijinkanlah Aku
untuk mengolah kasihmu….”
Adakah engkau tahu buah-buah yang akan engkau peroleh? Kemenangan atas
karaktermu akan memperbaiki pelanggaran-pelanggaran; akan menjadi silih bagi
kesalahan-kesalahanmu. Jika engkau tidak marah apabila engkau dikoreksi dan
engkau menerimanya dengan suka hati, engkau akan mendatangkan perubahan dalam
jiwa-jiwa yang dibutakan oleh kesombongan, yang akan merendahkan diri mereka
dan memohon pengampunan.
Inilah apa yang akan Aku lakukan dalam jiwamu jika engkau mengijinkan-Ku
untuk berkarya dengan leluasa. Taman tidak akan tumbuh subur seketika, tetapi
engkau akan memberikan penghiburan besar kepada Hati-Ku.
Semuanya ini lewat di hadapan-Ku sementara Aku menetapkan Ekaristi dan
Aku berkobar-kobar dalam kerinduan untuk menghidupi jiwa-jiwa. Aku tidak akan
tinggal di Bumi untuk hidup bersama makhluk-makhluk sempurna, melainkan Aku
akan menopang yang lemah dan menghidupi anak-anak.… Aku akan membuat mereka
bertumbuh, memperkuat jiwa-jiwa mereka dan beristirahat dalam
kemalangan-kemalangan mereka, dan kerinduan-kerinduan baik mereka akan
menghibur-Ku.
Tetapi di antara jiwa-jiwa pilihan-Ku ada jiwa-jiwa yang menyebabkan
kedukaan-Ku. Adakah mereka semua bertekun? Inilah jeritan duka yang keluar dari
Hati-Ku; inilah erangan yang Aku ingin jiwa-jiwa mendengarnya.
Kasih Abadi mencari jiwa-jiwa yang dapat mengatakan hal-hal baru mengenai
kebenaran-kebenaran lama yang telah dikenal. Kasih yang tak terhingga rindu
menciptakan dalam pelukan kemanusiaan suatu pengadilan Kerahiman yang murni,
bukan Keadilan. Itulah sebabnya mengapa pesan-pesan ini dilipatgandakan di
segenap penjuru dunia. Barangsiapa memahaminya akan mengagumi karyanya,
mendapatkan manfaat darinya, dan membantu yang lain untuk mendapatkan manfaat
darinya pula. Barangsiapa tidak memahaminya, tetap akan menjadi budak roh yang
mati dan dikutuk. Kepada jiwa-jiwa ini Aku melontarkan kata-kata kutukan-Ku,
sebab mereka menghalangi Karya Ilahi-Ku dan mereka menjadi kaki tangan Iblis.
Ketika mereka mengutuk, menutupi, dan menahan apa yang datang bukan dari
sekedar makhluk ciptaan, melainkan dari sang Pencipta, kecerdasan mereka
menghasilkan tekanan atas akal budi mereka yang kekanak-kanakan. Kepada mereka
yang Aku sebut yang kecil, Aku menyingkapkan pengetahuan-Ku, yang sebaliknya,
Aku sembunyikan dari mereka yang sombong.
Jiwa, ijinkanlah Aku mencurahkan DiriKu atasmu. Jadilah katup Hati-Ku
sebab selalu ada orang yang menahan Kasih-Ku….
YESUS MELAKUKAN KEHENDAK BAPA
Dari Passio-Ku, di atas segalanya Aku ingin kalian merenungkan kepahitan
yang disebabkan oleh pengenalan-Ku akan dosa-dosa, yang menggelapkan akal budi
manusia, menghantarnya pada penyelewengan. Hampir selalu dosa-dosa ini diterima
sebagai buah dari kecenderungan alami yang, katanya, tak dapat dilawan oleh
kehendak diri sendiri. Sekarang ini, banyak yang hidup dalam dosa berat,
mempersalahkan orang-orang lain atau takdir, tanpa kemungkinan melepaskan diri
dari dosa. Aku melihat ini di Getsemani dan Aku tahu akan kejahatan besar yang
akan harus ditanggung jiwa-Ku. Begitu banyak yang sesat seperti itu dan betapa
Aku menderita bagi mereka!
Karenanya, dengan teladan-Ku membasuh kaki mereka dan menjadi Makanan
mereka, Aku mengajarkan kepada para Rasul-Ku untuk saling mendukung satu sama
lain. Waktunya telah tiba bagi Putra Allah yang menjadi Manusia dan Penebus
umat manusia, di mana Ia akan menumpahkan Darah-Nya dan menyerahkan Nyawa-Nya
bagi dunia.
Pada saat itu Aku rindu untuk berada dalam doa dan menyerahkan DiriKu
pada Kehendak BapaKu…. Pada saat itulah Kehendak-Ku sebagai manusia menaklukkan
penolakan alami atas sengsara hebat yang disediakan bagi-Ku oleh Bapa Kita,
yang seperti kalian lihat jauh lebih menderita dibandingkan Aku Sendiri.
Kemudian, di antara jiwa-jiwa sesat itu, Aku mempersembahkan Jiwa-Ku Sendiri
demi memulihkan apa yang telah menjadi rusak. Kemahakuasaan-Ku dapat melakukan
segalanya, tetapi Aku menghendaki ketiadaan, dan ketiadaan ini, Aku Sendiri
yang mempersembahkannya dengan Kasih yang tak terbatas.
Passio-Ku … betapa suatu jurang kepahitan tanpa dasar di mana ia
menceburkan diri!
Betapa amat kelirunya ia yang yakin bahwa ia memahaminya, namun hanya
memikirkan sengsara dahsyat Tubuh-Ku.
Puteri-Ku, telah Aku sediakan bagimu penglihatan-penglihatan lain akan
tragedi-tragedi paling dalam yang Aku alami dan yang rindu Aku sharingkan
kepadamu sebab engkau adalah salah seorang dari mereka yang diberikan Bapa
kepada-Ku di Taman.
Jiwa-jiwa terkasih, belajarlah dari Teladan kalian bahwa satu-satunya hal
yang perlu, bahkan meski kodrat kalian memberontak, adalah mempersembahkan
dirimu sendiri dengan rendah hati dan berserah diri demi menggenapi Kehendak
Allah.
Aku juga hendak mengajarkan kepada jiwa-jiwa bahwa segala tindakan yang
penting haruslah dipersiapkan dan disemangati kembali dengan doa. Dalam doa,
jiwa diperkuat dalam menghadapi hal-hal yang paling sulit dan Tuhan berbicara
dengan jiwa, memberinya nasehat, dan mengilhaminya bahkan meski jiwa tidak
menyadarinya.
Aku mengasingkan diri ke Taman bersama tiga dari antara Murid-murid-Ku,
untuk mengajarkan kepada mereka bahwa ketiga Kuasa jiwa hendaknya menyertai dan
menolong mereka dalam doa.
Ingatlah, dari benak kalian, manfaat-manfaat ilahi, kesempurnaan Allah:
Kebaikan-Nya, Kuasa-Nya, Kerahiman-Nya, dan Kasih-Nya kepada kalian. Sesudah
itu, lihatlah dengan pemahaman mengenai bagaimana menanggapi
perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Ia lakukan bagi kalian…. Melalui doa,
dalam retret dan keheningan, ijinkanlah kehendak kalian digerakkan untuk melakukan
terlebih banyak dan terlebih baik bagi Tuhan, dan untuk mengabdi bagi
keselamatan jiwa-jiwa, entah dengan sarana karya apostolik kalian atau dengan
cara hidup kalian yang bersahaja dan tersembunyi.
Rebahkanlah diri kalian [= prostratio] dengan rendah hati sebagai
makhluk-makhluk ciptaan di hadapan Pencipta mereka, dan muliakanlah
rancangan-Nya atas kalian, apapun itu, dengan mempersembahkan kehendak kalian
pada Yang Ilahi.
Dengan cara ini Aku mempersembahkan DiriKu Sendiri untuk menggenapi karya
penebusan dunia. Ah! Betapa saat itu ketika Aku merasakan segala sengsara itu
atas-Ku, sengsara yang akan Aku tanggung dalam Passio-Ku: fitnah, cerca, dera,
tendangan, Mahkota Duri, dahaga, Salib….
Semua itu berlalu di hadapan mata-Ku pada saat yang sama derita dahsyat
itu menyayat Hati-Ku; pelanggaran-pelanggaran, dosa-dosa, kekejian yang akan
dilakukan seturut berjalannya waktu. Dan tidak saja Aku melihatnya, melainkan
Aku merasa dihimpit dengan segala kengerian itu, dan dalam keadaan inilah Aku
mempersembahkan DiriKu Sendiri kepada Bapa SurgawiKu demi memohon Belas
Kasihan.
Puteri kecil-Ku, Aku mempersembahkan DiriKu sebagai sekuntum bunga bakung
demi menenangkan amarah-Nya dan meredakan murka-Nya. Namun demikian, dengan
begitu banyak kejahatan dan begitu banyak dosa, kodrat manusiawi-Ku mengalami
suatu sakrat maut hingga tahap mencucurkan keringat darah.
Adakah mungkin sengsara ini dan Darah ini sia-sia belaka bagi begitu
banyak jiwa? … Kasih-Ku adalah sumber Passio-Ku. Jika Aku tidak menghendakinya,
siapakah gerangan yang akan dapat menyentuh-Ku? Aku menghendakinya dan dalam
menggenapinya, Aku menanggungkan yang paling keji di antara manusia.
Sebelum sengsara, Aku tahu dalam DiriKu segala derita dan Aku dapat
mengevaluasinya sepenuhnya. Tetapi kemudian, ketika Aku menghendaki menderita,
di samping segala pengetahuan dan penilaian penuh, Aku memiliki perasaan
manusiawi atas segala sengsara. Aku menanggung semuanya.
Berbicara mengenai Passio-Ku, Aku tak dapat mengungkapkannya secara
terlebih mendetail. Di lain waktu Aku telah melakukannya dan kalian tak dapat
memahaminya. Karena kodrat manusiawi kalian, kalian tidak dapat mulai memahami
tingkat kedahsyatan sengsara yang Aku derita.
Ya, Aku menerangi kalian, tetapi Aku tinggal dalam batas yang tak dapat
kalian lampaui. Hanya kepada BundaKu seorang Aku menyingkapkan segala
sengsara-Ku, itulah sebabnya ia berduka jauh lebih dahsyat dari siapapun.
Tetapi, pada hari ini dunia akan tahu lebih banyak dari yang telah Aku
ijinkan hingga saat ini, sebab BapaKu menghendakinya demikian. Karena alasan
itu, seberkas kasih tumbuh subur dalam Gereja-Ku sebab segala peristiwa silih
berganti yang membawa-Ku dari Taman ke Kalvari. Lebih dari kepada siapapun
juga, Aku menyatakan Passio-Ku kepada mereka terkasih yang ada bersama-Ku di
Taman. Mereka dapat menceritakan sesuatu yang akan mengubah pemikiran para
peziarah pada masa kini. Dan jika mereka dapat, hendaknyalah mereka
melakukannya. Itulah sebabnya mengapa engkau harus menuliskan segala yang Aku
katakan kepadamu, puteri kecil, bagimu dan bagi banyak orang lain, demi
penghiburan bagi jiwa-jiwa dan demi Kemuliaan Tritunggal Mahakudus yang
menghendaki agar sengsara-Ku di Getsemani diketahui.
Jiwa-Ku berduka hingga ajal. Sementara duka atas kondisi jasmani yang
tidak baik dapat mengakibatkan kematian, Aku mengalami dukacita rohani, yang
terdiri atas ketiadaan sama sekali pengaruh ilahi dan adanya kepiluan yang
menyayat hati akan sebab-musabab Passio-Ku.
Dalam RohKu, yang berduka hingga ajal, muncul segala macam alasan yang
mendorong-Ku untuk membawa Kasih ke bumi. Yang terutama adalah
pelanggaran-pelanggaran terhadap sengsara ilahi-Ku sebagai manusia, namun
dengan kesadaran sebagai Allah. Kalian tidak akan dapat menemukan penderitaan
macam ini sebab manusia yang berdosa mengerti, dengan terang-Ku, bagian yang
berhubungan dengannya dan banyak kali, dengan tidak sempurna, ia tidak melihat
seperti apa dosa itu di hadapan-Ku. Oleh karena itu, jelaslah bahwa hanya Tuhan
yang dapat mengetahui beratnya suatu pelanggaran yang dilakukan terhadap-Nya.
Namun demikian, manusia sepatutnya dapat mempersembahkan pengetahuan
penuh, penderitaan sejati, dan tobat kepada Allah, dan Aku akan membiarkan
manusia melakukannya bilamana ia menghendaki. Aku melakukan ini sesungguhnya
dengan mempersembahkan pengetahuan-Ku yang telah berkarya dalam DiriKu,
manusia, seorang manusia yang menanggung pelanggaran-pelanggaran terhadap
Allah.
Inilah kehendak-Ku: bahwa melalui Aku, pendosa yang bertobat akan
mempunyai cara untuk mempersembahkan kepada Tuhan-nya pengetahuan akan
pelanggaran yang telah dilakukannya, dan bahwa Aku, dalam Keilahian-Ku, juga
akan menerima pengetahuan penuh akan apa yang telah ia lakukan terhadap-Ku.
Cukuplah untuk hari ini, engkau tidak tahu betapa engkau telah
menghibur-Ku apabila engkau memberikan dirimu kepada-Ku dengan penyerahan diri
sepenuhnya…. Tidak setiap hari Aku dapat berbicara kepada jiwa-jiwa….
Ijinkanlah Aku menyampaikan kepadamu, untuk mereka, rahasia-rahasia-Ku!…
Ijinkanlah Aku mempergunakan hari-harimu siang dan malam!
Aku berduka hingga ajal sebab Aku dapat melihat di mana-mana timbunan
besar pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Dan jika untuk satu pelanggaran
Aku mengalami suatu kematian yang tak terperi, seberapakah yang akan harus Aku
alami untuk gabungan dari segala macam pelanggaran? “Jiwa-Ku berduka hingga
ajal.…” suatu dukacita yang menyebabkan lenyapnya segala kekuatan dalam DiriKu;
suatu dukacita yang berpusat dalam Aku yang Ilahi, di mana berkumpul himpunan
kesalahan-kesalahan dan kebusukan jiwa-jiwa yang dirusakkan oleh segala macam
kejahatan. Karena alasan itu, Aku pada saat yang sama adalah sekaligus sasaran
dan anak panah - sebagai Tuhan, sasaran; dan sebagai manusia, anak panah.
Segera setelah Aku menanggungkan segala dosa ke atas DiriKu, Aku menghaturkan
diri di hadapan BapaKu sebagai satu-satunya pelanggar. Tidak akan ada dukacita
yang terlebih dahsyat dari ini, dan Aku menghendaki untuk menanggung semuanya,
demi Kasih kepada Bapa dan demi Belas Kasihan kepada kalian semua.
Jika tidak menaruh perhatian pada masalah ini, manusia akan merenungkan
dengan sia-sia makna dari kata-kata ini, yang mencakup segala hakekat-Ku
sebagai Tuhan dan Manusia. Lihatlah Aku dalam tahanan roh yang teramat besar
ini. Tidakkah Aku layak mendapatkan cinta jika Aku bergulat dan menderita
sengsara begitu hebat? Tidakkah Aku layak mendapati makhluk-makhluk ciptaan
berharap pada-Ku sebagai andalan mereka, mengetahui bahwa Aku memberikan DiriKu
sepenuhnya tanpa menahan sedikitpun? Minumlah kalian semua dari sumber kebaikan-Ku
yang tiada habis-habisnya. Minumlah! Aku persembahkan kepada kalian segenap
penderitaan-Ku di Taman; serahkanlah penderitaan kalian kepada-Ku, segenap
penderitaan kalian. Aku hendak menjadikan penderitaan kalian suatu rangkaian
bunga violet, yang keharumannya terus-menerus ditujukan pada Keilahian-Ku.
“Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah Cawan ini daripada-Ku; tetapi
bukanlah Kehendak-Ku, melainkan Kehendak-Mu-lah yang terjadi.” Aku katakan ini
dalam puncak kepahitan, ketika beban yang ditanggungkan atas-Ku telah menjadi
begitu dahsyat hingga JiwaKu mendapati dirinya dalam kegelapan yang tak
terperi. Aku mengatakannya kepada Bapa sebab, dengan mengenakan segala
kesalahan itu, Aku menghadirkan DiriKu di hadapan Bapa sebagai satu-satunya
pendosa melawan Dia, yang segala Keadilan Ilahi-Nya dilaksanakan. Dan perasaan
direnggut dari Keilahian-Ku, hanya kemanusiaan-Ku saja yang tampak di
hadapan-Ku.
Ambillah Cawan ini dari pada-Ku, ya Bapa-Ku, Cawan teramat pahit yang
Engkau sodorkan di hadapan-Ku, dan yang Aku terima demi Kasih kepada-Mu ketika
Aku datang ke dunia ini. Aku telah sampai pada tahap di mana Aku bahkan tidak
lagi mengenali DiriKu Sendiri. Engkau, ya Bapa, yang mengasihi Aku, telah
menjadikan dosa sebagai warisan-Ku dan ini menjadikan kehadiran-Ku di
hadapan-Mu menjadi tak tertahankan. Kedurhakaan umat manusia telah Aku ketahui,
tetapi bagaimanakah Aku akan dapat bertahan melihat DiriKu seorang diri? Ya
TuhanKu, berbelaskasihanlah atas kesendirian hebat yang harus Aku tanggung.
Mengapakah Engkau bahkan hendak meninggalkan Aku? Jika demikian, bantuan apakah
yang akan dapat Aku temukan dalam keterasingan yang sedemikian rupa? Mengapakah
Engkau juga menyerang-Ku seperti ini pula? Ya, Engkau merenggut Aku
daripada-Mu. Aku merasa bagai turun ke suatu jurang yang sedemikian hingga Aku
bahkan tak mengenali tangan-Mu dalam situasi yang begitu tragis itu. Darah yang
mengucur dari Tubuh-Ku memberikan kesaksian kepada-Mu akan ketakberdayaan-Ku di
bawah tangan-Mu yang penuh kuasa.
Demikianlah Aku berseru; Aku jatuh tersungkur. Tetapi kemudian Aku
melanjutkan: Adillah, ya Bapa yang Kudus, bahwa Engkau memperlakukan-Ku seturut
kehendak-Mu. Hidup-Ku bukanlah milik-Ku, melainkan milik-Mu sepenuhnya. Aku tak
menginginkan Kehendak-Ku yang terjadi, melainkan Kehendak-Mu. Aku telah
menerima kematiaan di Salib, Aku menerima juga seolah-olah kematian
Keilahian-Ku.
Sungguh adil. Semuanya ini akan Aku persembahkan kepada-Mu dan, sebelum
segala sesuatunya, Aku akan mempersembahkan kepada-Mu kurban bakaran Keilahian-Ku,
yang mempersatukan Aku dengan Engkau. Ya, Bapa, dengan Darah yang Engkau lihat,
Aku meneguhkan persembahan-Ku dan penerimaan-Ku: Kehendak-Mu-lah yang terjadi,
bukan kehendak-Ku….
YESUS MENCARI MURID-MURID-NYA YANG TERTIDUR
Kendati segalanya, beban yang dahsyat dan kelelahan yang hebat, pula
keringat Darah, Aku dihantam sedemikian rupa hingga ketika Aku pergi mencari
para Rasul-Ku, Aku merasa sama sekali kehabisan tenaga.
Petrus, Yohanes, Yakobus! Di manakah gerangan kalian hingga Aku tidak
melihat kalian siaga? Bangunlah, lihatlah Wajah-Ku, lihatlah bagaimana sekujur
Tubuh-Ku gemetar dalam pencobaan yang Aku alami ini! Mengapakah kalian tidur?
Bangunlah dan berdoalah bersama-Ku; Aku mencucurkan keringat Darah bagi kalian!
Petrus, murid pilihan-Ku, tidakkah engkau peduli terhadap Passio-Ku? …
Yakobus, begitu banyak kali Aku telah memperlakukanmu secara istimewa, lihatlah
Aku dan ingatlah Aku! Dan engkau Yohanes, mengapakah engkau membiarkan dirimu
tenggelam dalam tidur bersama yang lain? Engkau dapat menanggung lebih daripada
mereka…. Janganlah tidur, berjagalah dan berdoalah bersama-Ku!
Inilah apa yang Aku dapatkan: Aku mencari penghiburan, namun Aku malahan
mendapatkan kesedihan yang terlebih memilukan. Mereka bahkan tidak bersama-Ku.
Kemana lagikah Aku harus pergi? … Benar, BapaKu memberi-Ku hanya apa yang Aku
minta, supaya penghakiman terhadap segenap umat manusia dapat ditimpakan
atas-Ku. BapaKu, tolonglah Aku! Engkau dapat melakukan segala sesuatu;
tolonglah Aku!
Aku berdoa lagi sebagai seorang manusia yang segala pengharapannya telah
diputuskan dan yang rindu mendapatkan pengertian dan penghiburan dari atas.
Tetapi, apakah yang dapat dilakukan BapaKu apabila Aku telah secara sukarela
memilih untuk membayar lunas semuanya? Pilihan-Ku tidak berubah. Namun
demikian, penolakan alamiah datang sampai pada tahap yang begitu dahsyat hingga
kemanusiaan-Ku dikuasainya.
Lagi, Aku jatuh tersungkur dengan wajah mencium tanah sebab aib segala
dosa kalian; lagi, Aku mohon kepada BapaKu untuk menjauhkan Cawan daripada-Ku.
Tetapi Ia menjawab bahwa, jika Aku tidak minum darinya, maka akan seolah Aku
tidak pernah datang ke dunia ini, dan Ia meminta-Ku untuk menghibur Diri sebab
banyak makhluk ciptaan yang akan ikut ambil bagian dalam sakrat maut-Ku di
Taman.
Aku menjawab: Ya Bapa, janganlah Kehendak-Ku yang terjadi, melainkan
Kehendak-Mu. Malaikat ini telah meyakinkan-Ku akan Kasih-Mu; dan sukacita
sekejap yang Engkau kirimkan kepada-Ku ini, telah mendatangkan kebajikan bahkan
dengan penolakan alamiah-Ku. Berikanlah makhluk-makhluk ciptaan kepada-Ku;
mereka yang Aku tebus. Engkau Sendiri-lah yang mengambil mereka sebab bagi-Mu
Aku menerimanya. Aku ingin melihat-Mu puas. Aku persembahkan kepada-Mu segala
sengsara-Ku dan Kehendak-Ku yang tak berubah, bahwa dalam kebenaran tidak
bertentangan dengan kehendak-Mu, sebab Kita senantiasa Satu…. Bapa, Aku hancur
binasa, namun dengan demikian Kasih Kita akan dikenali. Kehendak-Mu-lah yang
terjadi, bukan Kehendak-Ku!
Lagi, Aku kembali untuk membangunkan Murid-murid-Ku, tetapi berkas-berkas
sinar Keadilan Ilahi telah meninggalkan-Ku dalam keterpurukan yang mengerikan….
Mereka diliputi ketakutan kala mereka melihat-Ku bagai seorang gila, dan dia
yang paling menderita adalah Yohanes. Aku diam … mereka terpaku…. Hanya Petrus yang
memiliki keberanian untuk berbicara. Petrus yang malang, andai saja ia tahu
bahwa sebagian sengsara-Ku diakibatkan olehnya.
Aku membawa serta ketiga sahabat-Ku agar Aku dapat beristirahat dalam
mereka dan dalam kasih mereka, agar mereka dapat menolong-Ku dengan ikut ambil
bagian dalam sengsara-Ku dan berdoa bersama-Ku…. Bagaimanakah akan dapat Aku
gambarkan apa yang Aku rasakan kala Aku melihat mereka tertidur?
Betapa Hati-Ku berduka bahkan hingga hari ini dan, rindu mendapatkan
kelegaan dalam jiwa-jiwa-Ku, Aku pergi kepada mereka dan mendapati mereka
tertidur. Lebih dari sekali, ketika Aku hendak membangunkan mereka dan
menyadarkan mereka, agar lepas dari kekhawatiran-kekhawatiran mereka, mereka
menjawab-Ku, jika tidak dengan perkataan, dengan perbuatan, “Jangan sekarang,
aku terlalu lelah; ada banyak hal yang harus aku kerjakan; tidak baik bagi
kesehatanku; aku butuh sedikit waktu; aku butuh ketenangan.”
Aku mendesak dan dengan lembut berkata kepada jiwa: Janganlah takut. Jika
demi Aku engkau mengorbankan istirahatmu, Aku akan mengganjarimu. Mari dan
berdoalah bersama-Ku, hanya satu jam saja! Lihat, inilah saat di mana Aku
membutuhkanmu! Jika engkau berhenti, tidakkah engkau sekarang akan ketinggalan?
Berapa banyak kali Aku mendengar jawaban yang sama!
Jiwa yang malang, engkau tak sanggup berjaga satu jam saja bersama-Ku.
Segera Aku akan datang dan engkau tidak akan mendengar Aku sebab engkau
tertidur. Aku rindu menganugerahimu Rahmat, tetapi karena engkau tertidur,
engkau tidak akan dapat menerimanya. Dan siapakah yang akan dapat menjamin
bahwa kelak engkau akan mempunyai kekuatan untuk bangun ?… Mungkin karena tidak
mendapatkan makanan, jiwamu akan lemah dan engkau tidak akan dapat keluar dari
kelesuan itu.
Banyak jiwa-jiwa terkejut oleh kematian di tengah tidur yang pulas dan,
di manakah dan bagaimanakah mereka terbangun?
Jiwa-jiwa terkasih, Aku juga hendak mengajarkan kepada kalian bagaimana
tak berguna dan sia-sianya mencari penghiburan dalam makhluk ciptaan. Betapa
sering mereka tertidur dan, bukannya mendapatkan kelegaan yang Aku cari dalam
diri mereka, malahan Aku pergi dengan kepahitan sebab mereka tidak menanggapi
kerinduan Kami pun kasih Kami.
Ketika Aku berdoa kepada BapaKu dan memohon pertolongan, jiwa-Ku yang
berduka dan ditinggalkan menderita sakrat maut. Aku merasa dikuasai oleh beban
paling ngeri dari kedurhakaan.
Darah yang memancar dari segenap pori-pori Tubuh-Ku dan yang dalam waktu
singkat akan memancar keluar dari segala luka-luka-Ku, akan menjadi sia-sia
bagi sejumlah besar jiwa-jiwa yang akan tersesat. Banyak yang akan menghinakan
Aku dan banyak yang tidak akan mengenali Aku! Sebentar lagi Aku akan
menumpahkan Darah-Ku bagi semua orang dan jasa-jasa-Ku akan diperuntukkan bagi
masing-masing dari mereka. Darah Ilahi! Jasa-jasa yang tak terhingga! Namun
demikian, tiada berguna bagi begitu banyak, banyak sekali jiwa-jiwa.
Tetapi pada waktu itu Aku telah sepenuhnya siap untuk menghadapi segala
hal lainnya, dan Kehendak-Ku tunduk pada kegenapan Passio-Ku.
Wahai manusia, jika Aku menderita, sudahlah pasti tidak akan tanpa buah
ataupun tanpa alasan. Buah-buah yang Aku peroleh adalah Kemuliaan dan Kasih.
Sekarang terserah kalian, dengan bantuan-Ku, untuk menunjukkan kepada-Ku bahwa
kalian mensyukuri karya-Ku.
Aku tidak pernah lelah! Datanglah kepada-Ku! Datanglah kepada Dia yang
berkobar-kobar dalam Kasih kepada kalian dan Dia yang hanya tahu bagaimana
memberikan kepada kalian Kasih sejati yang bertahta di Surga dan yang mengubah
kalian sekarang di dunia.
Jiwa-jiwa yang mencicipi dahaga-Ku, minumlah dari Cawan kepahitan dan
kemuliaan-Ku, sebab Aku berkata kepada kalian bahwa Bapa menghendaki
mencadangkan beberapa tetes dari Cawan ini tepat untuk kalian. Pikirkanlah
mengenai sedikit tetes yang diambil dari-Ku dan kemudian, jika kalian percaya,
katakanlah kepada-Ku bahwa kalian tidak menghendakinya. Aku tidak menetapkan
batasan dan demikian pula hendaknya kalian. Aku dihancurbinasakan tanpa belas
kasihan. Demi kasih, sepatutnyalah kalian mengijinkan-Ku menghancurbinasakan
kebanggaan dirimu.
Aku-lah Dia yang berkarya dalam diri kalian, sama seperti BapaKu berkarya
dalam DiriKu ketika di Taman.
Aku-lah Dia yang memberikan penderitaan kepada kalian agar suatu hari
kelak kalian dapat berbahagia. Taatlah senantiasa; taatlah dalam meneladani Aku
sebab ini akan banyak membantu kalian dan akan sungguh menyenangkan Aku.
Janganlah kehilangan suatupun, melainkan perolehlah kasih. Bagaimanakah mungkin
Aku akan membiarkan jiwa-jiwa yang Aku kasihi menderita kehilangan yang
sesungguhnya sementara mereka berusaha menunjukkan kasih kepada-Ku?
Aku menantimu. Aku senantiasa menanti dan Aku tidak akan lelah. Datanglah
kepada-Ku; datanglah seperti apa adanya engkau, tak mengapa asalkan engkau
datang. Maka engkau akan melihat bahwa Aku akan menghiasi kepalamu dengan
perhiasan-perhiasan, dengan butiran-butiran Darah yang Aku curahkan di
Getsemani - butiran-butiran itu adalah milikmu, jika engkau menghendakinya.
Datanglah, jiwa, datanglah kepada Yesus yang memanggilmu.
Aku mengatakan: BapaKu; Aku tidak mengatakan: AllahKu. Inilah yang hendak
Aku ajarkan kepadamu: apabila hatimu menderita begitu hebat, hendaklah engkau
katakan “Bapa-ku” dan mohonlah penghiburan dari-Nya. Tunjukkanlah kepada-Nya
penderitaanmu, ketakutanmu, dan dengan mengaduh ingatkanlah Dia bahwa kalian
adalah anak-anak-Nya. Katakanlah kepada-Nya bahwa jiwamu tak lagi sanggup
menanggungnya! Mohonlah dengan kepercayaan seorang kanak-kanak dan nantikanlah,
sebab Bapa-mu akan menolongmu; Ia akan memberimu dan jiwa-jiwa yang percaya,
kekuatan yang diperlukan untuk menghadapi pencobaan-pencobaanmu….
Inilah Cawan yang Aku terima dan Aku teguk hingga tetes terakhir.
Semuanya demi mengajarkan kepada kalian, anak-anak terkasih, untuk tidak pernah
lagi percaya bahwa penderitaan adalah sia-sia. Jika kalian tidak melihat
hasilnya senantiasa dicapai, serahkanlah penghakimanmu dan ijinkanlah Kehendak
Ilahi digenapi dalam diri kalian.
Aku tidak mundur. Sebaliknyalah, tahu bahwa di Tamanlah mereka akan
menangkap-Ku, Aku tinggal di sana. Aku tak ingin melarikan diri dari para
musuh-Ku….
Puteri-Ku, malam ini ijinkanlah Darah-Ku mengairi serta menguatkan
akar-akar ketiadaanmu.
Setelah dihibur oleh utusan BapaKu, Aku melihat bahwa Yudas, dengan
diikuti oleh mereka semua yang akan menangkap-Ku, sedang menghampiri-Ku. Ada
pada mereka tali-temali, tongkat, dan batu.… Aku melangkah maju dan bertanya
kepada mereka: “Siapakah yang kalian cari?” Sementara Yudas, dengan satu tangan
ditumpangkan di atas pundak-Ku, mencium-Ku….
Begitu banyak jiwa telah menjual-Ku dan akan menjual-Ku demi kesenangan
yang tak berharga, demi kenikmatan yang sekejap dan cepat berlalu…. Jiwa-jiwa
malang, mereka yang mencari Yesus, seperti para prajurit itu.
Jiwa-jiwa yang Aku kasihi; kalian, yang datang kepada-Ku dan menyambut-Ku
dalam pelukan kalian, yang mengatakan kepada-Ku begitu banyak kali bahwa kalian
mengasihi Aku … adakah kalian akan menyerahkan Aku setelah kalian menyambut-Ku?
Di tempat-tempat yang kalian kunjungi ada batu-batu yang melukai-Ku, ada
percakapan-percakapan yang menghinakan-Ku, dan kalian, yang telah menyambut-Ku
hari ini telah kehilangan putih bersih Rahmat di sana.
Mengapakah jiwa-jiwa yang mengenal-Ku, menyerahkan-Ku dengan cara seperti
ini sementara pada lebih dari satu kesempatan mereka membanggakan diri sebagai
orang yang saleh dan mengamalkan belas kasihan? Segala hal yang sesungguhnya
dapat membantu kalian mendapatkan jasa-jasa yang terlebih besar.... Apakah itu
semua bagi kalian selain dari topeng untuk menutupi kejahatan kalian dalam
menimbun harta di dunia?
Berjaga-jagalah dan berdoalah! Berjuanglah tanpa jemu dan janganlah
biarkan kecenderungan-kecenderungan jahat dan cacat celamu menjadi kebiasaan.
Lihat, adalah penting memotong rumput setiap tahun dan jika mungkin
bahkan sepanjang keempat musim. Kalian harus mengerjakan tanah dan
membersihkannya. Kalian harus menjadikannya lebih baik dan memberikan perhatian
untuk mencabuti ilalang-ilalang yang tumbuh di sana.
Kalian juga harus memberikan perhatian pada jiwa dengan tekun dan kalian
wajib meluruskan kecenderungan-kecendurungan yang menyimpang.
Janganlah percaya bahwa jiwa yang menjual-Ku dan menyerahkan dirinya
sendiri ke dalam dosa berat, memulainya dengan dosa berat. Pada umumnya dosa
berat dimulai dengan sesuatu yang kecil: sesuatu yang disukai jiwa, suatu
kelemahan, suatu persetujuan tak terucapkan, suatu kesenangan yang tidak
dilarang namun tidak nyaman…. Dengan cara ini, jiwa mulai membutakan diri, jiwa
pudar dalam Rahmat, hawa nafsu menguat, dan akhirnya, menaklukkan jiwa.
Pahamilah ini: jika menyedihkan menerima suatu perlawanan dan tak tahu
terima kasih dari suatu jiwa, akan terlebih lagi menyedihkan jika perlawanan
dan tak tahu terima kasih itu datang dari jiwa-jiwa terpilih yang paling Aku
kasihi. Meski demikian, jiwa-jiwa lain dapat melakukan silih dan menghibur-Ku.
Jiwa-jiwa, kalian yang telah Aku pilih menjadi tempat peristirahatan-Ku,
taman sukacita-Ku, Aku mengharapkan dari kalian terlebih lagi kelemahlembutan,
kemurahan hati dan terlebih banyak kasih.
Aku mengharapkan kalian untuk menjadi balsam yang menyembuhkan
luka-luka-Ku, untuk membersihkan Wajah-Ku yang dirusakkan dan dekil; untuk
membantu-Ku memberikan terang kepada begitu banyak jiwa-jiwa yang buta, yang
dalam kegelapan malam menawan-Ku dan membelenggu-Ku untuk menghantar-Ku ke
kematian.
Janganlah tinggalkan Aku seorang diri…. Bangunlah dan datanglah, sebab
para musuh-Ku datang segera!
Ketika para prajurit datang mendekat, Aku mengatakan: “Aku ini!”
Kata-kata yang sama Aku ulang kepada jiwa yang hendak jatuh ke dalam pencobaan:
“Aku ini,” masih ada waktu dan jika engkau mau, Aku akan mengampunimu. Dan
daripada engkau mengikat-Ku dengan tali-temali dosa, Aku-lah Dia yang akan mengikatmu
dengan ikatan Kasih.
Datanglah, Aku-lah Dia yang mengasihimu; Dia yang memiliki begitu banyak
belas kasihan terhadap kelemahan-kelemahanmu; Dia yang dengan penuh harap
menanti untuk menyambutmu dalam pelukan-Nya.
Episode penangkapan-Ku, apabila dicermati dengan seksama, memiliki banyak
makna penting. Andai Petrus tidak menetakkan pedangnya kepada Malkhus, Aku
tidak akan mempunyai kesempatan untuk menarik perhatian kalian pada cara yang
Aku ingin kalian pergunakan dalam bertempur demi Aku.
Lalu, Aku menggunakan suatu peribahasa untuk menegur Petrus dan Aku
memulihkan telinga Malkhus sebab Aku tidak suka kekerasan, sebab Aku adalah
Tuhan kebebasan. Tetapi perhatikan, selain dari melakukan ini, Aku menyatakan
kepada Petrus suatu kebulatan tekad agar Passio-Ku digenapi dan Aku membuatnya
merenungkan kenyataan bahwa andai Aku menghendaki, maka Bapa akan membela-Ku
dengan para Malaikat-Nya.
Lihatlah, betapa banyak hal dalam hanya satu episode saja? Tetapi yang
utama tepatnya adalah pelajaran yang harus Aku sampaikan kepada kalian semua
mengenai melawan para musuh kalian. Barangsiapa seperti Aku berlaku seperti
ini: ia membiarkan dirinya dibawa ke mana mereka hendak membawanya, sebab ia
akan beroleh kekuatan pada saat yang tak disangka-sangka oleh dunia (oleh
manusia), oleh pengalaman manusia, dan oleh kelicikan cinta diri.
Tidak, barangsiapa seperti Aku akan tinggal dalam situasi di mana ia
ditempatkan dan akan menerima kekuatan yang tak diketahuinya, namun yang jaya,
untuk mengatasi para penganiayanya. Murid-Ku yang sejati melakukan hal-hal yang
paling tidak mungkin tanpa sedikitpun menginterupsi rancangan-rancangan-Ku
atasnya. Dunia menyenangkan diri dengan keistimewaan, dalam keunggulan, dan
dalam menunjukkan superioritasnya. Inilah semangat yang telah Aku lawan dan
taklukkan. Itulah sebabnya mengapa Aku katakan kepada kalian semua untuk
mengenakan keberanian, sebab karena Aku telah menaklukkannya, dunia itu
sekarang tak dapat melakukan suatupun untuk memutuskan persatuannya dengan-Ku
asalkan kalian tidak mempersatukan diri dengannya. Sebaliknya, jika kalian
mempersatukan diri dengan dunia, kalian akan harus menanggung konsekuensi
dengan kesulitan ganda sebab karena Aku Sendiri menentang kemenangannya dengan
senjata-senjata dunia, maka banyak kali kalian akan menentang dunia dan Aku -
dunia karena kasihnya yang mementingkan diri sendiri, dan Aku karena Kasih yang
murni, karena Kasih demi kebahagian kalian yang sesungguhnya.
Sebab itu, tidak akan ada serangan seperti tetakan Petrus ke telinga para
lawan kalian tanpa sepenuhnya menerima Cawan yang Aku tawarkan kepada kalian.
Suatu Cawan di mana kalian akan melihat Kehendak-Ku sebagaimana Aku melihat
Kehendak BapaKu, ketika Aku bertanya kepada Petrus terkasih, “Tidakkah engkau
ingin Aku minum dari Cawan ini yang diberikan BapaKu kepada-Ku?”
Senantiasa renungkanlah Passio-Ku, tetapi merasuklah secara mesra ke
dalam Roh-Ku dan tangkaplah kesan bermanfaat dan yang mendorong kalian untuk
meneladani Aku. Tentu saja, Aku adalah Dia yang melakukan hal-hal ini dalam
diri kalian, tetapi kalian harus mendayagunakan diri kalian dan, kemudian,
kalian akan mendapatkan apa yang Aku katakan.
Ah! Andai saja manusia dapat memahami aspek dari Passio-Ku ini! Betapa
akan jauh terlebih mudah untuk menyerahkan dan menghidupkan kembali Nyawa-Ku!
Marilah, anak-anak-Ku, semuanya adalah masalah kasih, bukan yang lainnya.
Kasih dan Karya-Ku yang ingin Aku genapi dalam diri kalian, dan agar kalian
senantiasa mengasihi Aku dengan terlebih lagi. Berhentilah berpikir logis
dengan cara manusia; bukalah pikiran kalian terhadap dunia-Ku, terhadap Dia
yang Aku miliki bersama kalian. Ini sungguh penting!
Kalian adalah Milik-Ku karena tiga alasan: karena Aku menciptakan kalian
dari ketiadaan; karena Aku menebus kalian; dan karena kalian akan menerima
bagian dari Mahkota Kemuliaan-Ku. Itulah sebabnya mengapa kalian harus
mencamkan bahwa Aku menaruh perhatian kepada kalian karena ketiga alasan ini,
dan bahwa Aku tidak akan pernah dapat kehilangan minat pada mereka yang telah
Aku ciptakan, selamatkan, dan yang bagi merekalah Kemuliaan-Ku.
Kalian dihantar ke jalan ini dan kalian harus menempuh seluruhnya. Sama
seperti halnya Aku; hal ini tidak hanya baik bagi kalian, tetapi juga bagi
banyak saudara-saudari kalian yang akan menerima Rahmat dan Hidup dari-Ku,
melalui kalian.
Majulah, sebab Aku bersukacita di dalamnya; belajarlah, sebab Kasih rindu
memilikimu sepenuhnya.
Aku melimpahkan Berkat-Ku, penuh dengan janji-janji, kepada kalian. Aku
menganugerahkannya kepada kalian semua dengan kuasa yang Aku nikmati sebagai
seorang manusia, kuasa yang adalah milik kalian, dan sukacita yang akan Aku
hadiahkan dengan ganjaran, yang akan meneguhkan Kasih-Ku yang tak terbatas
kepada kalian.
Waktu-Ku telah tiba; waktu di mana Aku harus menggenapi kurban, dan Aku
menyerahkan DiriKu kepada para prajurit dengan kelemahlembutan seekor anak
domba.
YESUS DIBAWA KE HADAPAN KAYAFAS
Aku dibawa ke hadapan Kayafas, di mana Aku diterima dengan ejekan dan
cemooh. Salah seorang prajuritnya meninju pipi-Ku. Itulah pukulan pertama yang
Aku terima, dan di dalamnya Aku melihat dosa berat pertama dari banyak
jiwa-jiwa yang, setelah hidup dalam rahmat, melakukan dosa pertama itu…. Begitu
banyak dosa-dosa lainnya mengikuti dosa pertama itu, yang bertindak sebagai
suatu contoh agar jiwa-jiwa lain juga melakukannya.
Para Rasul-Ku meninggalkan-Ku dan Petrus tinggal bersembunyi di balik
pagar, di antara para pelayan, mengamat-amati, tergerak oleh rasa ingin tahu.
Yang ada bersama-Ku hanyalah orang-orang yang berusaha menghimpun kejahatan
melawan Aku, dakwaan-dakwaan yang selanjutnya membangkitkan murka hakim-hakim
yang demikian keji. Di sana Aku melihat wajah-wajah dari segala roh-roh jahat,
dari segala malaikat-malaikat jahat. Mereka mendakwa-Ku karena mengacaukan
ketertiban, karena menjadi seorang penghasut dan seorang nabi palsu, karena
menghojat dan mencemarkan hari Sabat. Dan para prajurit, terbakar oleh segala
fitnah itu, berteriak-teriak dan mengancam-Ku.
Lalu, keheningan-Ku berontak, menggetarkan sekujur Tubuh-Ku. Di manakah gerangan
kalian, Rasul-rasul dan murid-murid yang selama ini menjadi saksi atas
Hidup-Ku, ajaran-ajaran-Ku, dan mukjizat-mukjizat-Ku? Dari mereka semua kepada
siapa Aku berharap mendapatkan bukti kasih, tiada seorang pun yang tinggal
untuk membela-Ku. Aku sendirian dikelilingi oleh prajurit-prajurit yang hendak
melahap-Ku habis bagai serigala-serigala.
Renungkanlah bagaimana mereka memperlakukan-Ku dengan keji: seorang
melayangkan tinjunya ke wajah-Ku, yang lain menyemburkan ludahnya yang
menjijikkan kepada-Ku, yang lain memelintir kepala-Ku guna memperolok-Ku; yang
lain mencabuti janggut-Ku; yang lainnya memilin lengan-lengan-Ku di antara
cengkeramannya; yang lain menendang kelamin-Ku dengan lututnya, dan ketika Aku
terjatuh, dua dari antara mereka menarik-Ku bangun dengan menjambak rambut-Ku.
PETRUS MENYANGKAL YESUS
Sementara Hati-Ku mempersembahkan diri untuk menanggung segala sengsara
ini, Petrus, yang Aku sebut sebagai “Pemimpin dan Kepala Gereja” dan yang
beberapa jam sebelumnya telah berjanji untuk mengikuti-Ku hingga wafat-Ku,
menyangkal Aku dalam suatu tanggapan terhadap suatu pertanyaan sederhana yang
ditanyakan kepadanya dan yang sesungguhnya dapat mendatangkan kesempatan
baginya untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Dan sementara ketakutan mencekamnya
terlebih hebat, ketika pertanyaan yang sama ditanyakan lagi kepadanya, ia
bersumpah bahwa ia tidak pernah mengenal-Ku ataupun pernah menjadi murid-Ku.
Ketika ditanya untuk ketiga kalinya, ia bahkan menjawab dengan umpatan ngeri.
Anak-anak kecil, ketika dunia menolak-Ku dan, berpaling kepada jiwa-jiwa
terpilih-Ku, Aku mendapati DiriKu ditolak dan disangkal, tahukah kalian betapa
dahsyat dukacita dan kepahitan dalam Hati-Ku?
Aku akan berkata kepada mereka seperti Aku berkata kepada Petrus: Jiwa,
yang begitu Aku kasihi, tidakkah engkau ingat akan bukti-bukti kasih yang telah
Aku berikan kepadamu? Adakah engkau telah lupa akan betapa banyak kali engkau
berjanji kepada-Ku untuk setia dan membela-Ku?
Engkau tidak mempercayai dirimu sendiri sebab engkau sesat; tetapi, jika
engkau datang kepada-Ku dengan kerendahan hati dan kepercayaan teguh, tanpa
takut akan suatupun, engkau akan ditopang kuat.
Jiwa-jiwa, kalian yang hidup dengan dikelilingi begitu banyak mara
bahaya, janganlah masuk ke dalam kesempatan-kesempatan dosa melalui
keingintahuan yang sia-sia; waspadalah bahwa kalian dapat jatuh seperti Petrus.
Dan kalian, jiwa-jiwa yang bekerja dalam kebun anggur-Ku, jika kalian
merasa tergerak oleh keingintahuan atau oleh kepuasan manusiawi, Aku katakan kepada
kalian untuk segera menyingkir. Tetapi jika kalian bekerja demi ketaatan dan
didorong oleh semangat yang berkobar bagi jiwa-jiwa dan bagi Kemuliaan-Ku,
janganlah takut. Aku akan membela kalian dan kalian akan pergi dengan
kemenangan.
Yang terkasih, Aku mendidikmu sedikit demi sedikit dan dengan banyak
kesabaran. Aku terhibur dengan pemikiran mempunyai seorang murid yang memiliki
hasrat belajar. Dengan demikian, Aku melupakan kelalaian dan
kesalahan-kesalahanmu. Jika aku mencari nama-nama yang terindah dalam ciptaan
untuk memanggilmu, janganlah takut. Mengapakah engkau menghentikannya? Kasih
tiada mengenal batas.
YESUS DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA
Marilah kita melanjutkan kisah yang menyakitkan ini, yang akan engkau
hantarkan ke sebanyak mungkin jiwa. Aku akan menerangi engkau dalam cara dengan
mana hal itu akan dilakukan.
Ketika para prajurit menggiring-Ku sebagai tahanan, Petrus setengah
bersembunyi di salah satu serambi terbuka di antara khalayak ramai. Tatapan
mata kami bertemu; matanya menyiratkan kebingungan; hanya sepersekian detik,
namun Aku mengatakan begitu banyak hal kepadanya!... Aku melihatnya menangis
pilu karena dosanya dan dengan Hati-Ku, Aku berkata kepadanya: “Musuh berusaha
menguasaimu, tetapi Aku tidak meninggalkan engkau. Aku tahu bahwa hatimu tidak
menyangkal Aku. Bersiaplah untuk pertempuran yang akan datang, untuk
pertempuran-pertempuran baru melawan kegelapan rohani dan persiapkanlah dirimu
untuk menyampaikan kabar gembira. Selamat tinggal, Petrus.”
Berapa banyak kali Aku menatap ke dalam jiwa yang berdosa, tetapi adakah
ia menatap-Ku juga? Tidak selalu tatapan mata kami bertemu. Berapa banyak kali
Aku melayangkan pandangan kepada jiwa dan jiwa tidak melihat-Ku; ia tidak
melihat Aku; ia buta…. Aku memanggilnya dengan namanya dan ia tiada menjawab
Aku. Aku mengiriminya duka, derita, agar ia terbangun dari tidurnya, tetapi
jiwa tak hendak bangun.
Jiwa-jiwa terkasih, jika kalian tidak menatap Surga, kalian akan hidup
sebagai makhluk-makhluk yang tanpa tujuan. Angkatlah kepalamu dan renungkanlah
Rumah yang menanti kalian. Carilah Tuhan-mu dan engkau akan senantiasa
mendapati-Nya dengan mata-Nya tertuju kepadamu, dan dalam tatapan-Nya engkau
akan mendapati damai dan hidup.
Renungkanlah Aku dalam penjara, di mana Aku melewatkan sebagian besar
malam itu. Prajurit-prajurit datang untuk menghinakan-Ku dengan kata-kata dan
perbuatan, mendorong-Ku, memukul-Ku, memperolok keadaan-Ku sebagai manusia.
Menjelang fajar, sesudah bosan mempermainkan-Ku, mereka menginggalkan-Ku
seorang diri dalam keadaan terbelenggu dalam ruangan yang gelap, pengap dan
berbau busuk, penuh tikus. Aku dibelenggu sedemikian rupa hingga Aku harus
berdiri atau duduk di atas sebuah batu karang yang runcing yang mereka berikan
kepada-Ku sebagai tempat duduk. Tubuh-Ku yang sakit segera kaku kedinginan. Aku
terkenang akan beribu-ribu kali BundaKu membalut Tubuh-Ku, menyelimuti-Ku, kala
Aku kedinginan … dan Aku menangis.
Sekarang marilah kita memperbandingkan Sanctuarium dengan penjara dan, di
atas segalanya, dengan hati manusia. Dalam penjara, Aku melewatkan satu malam…
berapa banyak malam yang Aku lewatkan dalam Sanctuarium?
Dalam penjara, prajurit-prajurit yang adalah para musuh-Ku menganiaya
Aku; tetapi dalam Sanctuarium, Aku diperlakukan dengan buruk dan dihinakan oleh
jiwa-jiwa yang memanggil-Ku Bapa. Dalam penjara Aku kedinginan, mengantuk,
lapar, malu, sedih, kesakitan, kesepian dan ditinggalkan. Aku dapat melihat,
dengan berlalunya waktu, betapa di begitu banyak Sanctuarium Aku dibiarkan
tanpa mantol kasih. Begitu banyak hati yang dingin diperuntukkan bagi-Ku bagai
batu karang dalam penjara!
Begitu banyak kali Aku dahaga akan kasih, dahaga akan jiwa-jiwa! Begitu
banyak hari-hari Aku lewatkan dalam menantikan suatu jiwa untuk mengunjungi-Ku,
menyambut-Ku dalam hatinya, sebab Aku telah melewatkan sepanjang malam
sendirian dan memikirkan jiwa guna melegakan dahaga-Ku! Begitu banyak kali Aku
lapar akan jiwa-jiwa-Ku, akan kesetiaan mereka, akan kemurahan hati
mereka!
Adakah mereka tahu bagaimana meredakan kerinduan ini? Apabila mereka
harus mengalami suatu penderitaan, adakah mereka tahu mengatakan kepada-Ku:
“Ini akan membantu meringankan dukacita-Mu, bersama-Mu dalam kesendirian-Mu”?
Dan, oh! Jika setidak-tidaknya bersatu dengan-Ku dan sepanjang engkau menghibur
Hati-Ku, engkau akan menanggung segala penderitaanmu dalam damai dan engkau
akan dikuatkan.
Di penjara Aku merasa malu ketika Aku mendengar kata-kata ngeri yang
diucapkan mengenai Aku, dan rasa malu yang sama muncul ketika di kemudian hari
Aku mendapati kata-kata yang sama itu diucapkan kembali oleh jiwa-jiwa
terkasih.
Ketika tangan-tangan yang kotor dan keji itu menampar wajah-Ku dan
menghajar-Ku, Aku melihat bagaimana begitu banyak kali Aku akan ditampar dan
dihajar oleh begitu banyak jiwa yang, tanpa menyucikan diri mereka dari dosa,
tanpa membersihkan bait mereka dengan pengakuan dosa yang baik, menyambut-Ku
dalam hati mereka. Dosa-dosa tetap itu akan terus-menerus menghajar-Ku.
Ketika mereka hendak membuat-Ku bangkit dengan mendorong-Ku, sebab kehabisan
tenaga dan sebab rantai yang membelenggu-Ku, Aku jatuh ke tanah. Aku melihat
bagaimana begitu banyak jiwa-jiwa, yang membelenggu-Ku dengan rantai-rantai
tidak tahu terima kasih, membiarkan-Ku jatuh di atas bebatuan, mempermalukan-Ku
lagi dan memperpanjang kesebatangkaraan-Ku.
Jiwa-jiwa terpilih, renungkanlah Mempelai kalian yang dalam penjara.
Renungkanlah Aku pada malam penuh sengsara ini dan renungkanlah bahwa sengsara
ini diperpanjang dalam kesendirian-Ku di begitu banyak Sanctuarium, dalam
keacuhan begitu banyak jiwa.
Jika engkau hendak memberikan bukti kasihmu kepada-Ku, bukalah hatimu
agar Aku dapat menjadikannya penjara-Ku. Belenggulah Aku dengan rantai kasihmu.
Balutlah Aku dengan kelembutanmu, berilah Aku makan dengan kebaikanmu.
Legakanlah dahaga-Ku dengan semangat kasihmu. Hiburlah duka-Ku dan
kesendirian-Ku dengan penyertaanmu yang setia. Lenyapkanlah aib-Ku dengan
kemurnian dan ketulusan niatmu.
Jika engkau ingin Aku beristirahat dalam engkau, hindarkanlah pergolakan
hasratmu, dan dalam keheningan jiwamu, Aku akan tidur dalam damai.
Sekali waktu engkau akan mendengar suara-Ku yang lemah lembut berkata
kepadamu: Mempelai-Ku, sekarang setelah engkau menjadi tempat
peristirahatan-Ku, Aku akan menjadi milikmu sepanjang kekekalan masa. Kepadamu,
yang menyediakan bagi-Ku penjara hatimu dengan begitu banyak kasih dan bakti,
Aku berjanji bahwa ganjaran-Ku tiada akan berbatas, dan kurban-kurban yang
engkau lakukan bagi-Ku sepanjang hidupmu tidak akan membebanimu.
YESUS DIBAWA KE HADAPAN HERODES
Pilatus menitahkan agar mereka membawa-Ku ke hadapan Herodes…. Ia adalah
seorang laki-laki malang yang rusak lakunya, yang hanya mengejar kesenangan,
membiarkan diri dihantar pada hawa nafsu yang tidak teratur. Ia senang
melihat-Ku datang di hadapan pengadilannya sebab ia berharap dapat menyenangkan
diri dengan kata-kata dan mukjizat-mukjizat-Ku.
Renungkanlah, anak-anak-Ku, kemuakan yang Aku rasakan di hadapan dia yang
paling memuakkan di antara manusia, yang kata-kata, pertanyaan-pertanyaan dan
perilakunya menyelubungi-Ku dengan kekacauan. Jiwa-jiwa yang murni dan perawan,
mari datang dan belalah Mempelai-mu.
Herodes berharap Aku menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang sinis, tetapi
Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun; Aku tetap diam seribu bahasa di
hadapannya. Tidak menjawab adalah bukti terbesar dari wibawa-Ku yang dapat
Ku-berikan kepadanya. Kata-katanya yang carut-marut tidak pantas beradu dengan
kata-kata-Ku yang murni. Sementara itu, Hati-Ku sama sekali bersatu dengan Bapa
SurgawiKu. Aku berkobar dalam kerinduan untuk menyerahkan bahkan hingga tetes
terakhir Darah-Ku bagi jiwa-jiwa. Pemikiran akan setiap manusia, yang kelak
akan mengikuti-Ku, sepenuhnya taat pada teladan dan kemurahan hati-Ku,
membakar-Ku dalam kasih dan, tidak saja Aku menikmati interogasi yang
mengerikan itu, Aku bahkan ingin berlari menuju aniaya Salib.
YESUS DIBAWA LAGI KE
HADAPAN PILATUS
Aku membiarkan mereka memperlakukan-Ku sebagai seorang gila dan mereka
menyelubungkan sehelai jubah putih ke atas-Ku sebagai tanda olok-olok
mempermainkan-Ku. Kemudian, di tengah teriakan amarah dan cemooh, mereka
membawa-Ku lagi ke hadapan Pilatus.
Lihat, bagaimana orang yang sangat bingung dan kalut ini tidak tahu akan
apa yang harus dilakukannya terhadap-Ku. Dan demi menenangkan amukan massa, ia
memerintahkan agar Aku didera.
Diwakili oleh Pilatus, aku melihat jiwa-jiwa yang tidak memiliki
keberanian dan keluhuran budi untuk melepaskan diri sekali saja, dari
tuntutan-tuntutan dunia dan dari kodrat mereka sendiri. Bukannya menghindari
bahaya dari apa yang dikatakan hati nurani mereka mengenai tidak menjadi bagian
dari dunia dan dari kodrat, malahan akal budi mereka secara sadar mengatakan
kepada mereka untuk menjauh dari roh yang baik. Lalu mereka menyerah pada
dorongan hawa nafsu, menyenangkan diri dalam kenikmatan yang segera berlalu,
dan takluk pada apa yang dituntut hasrat nafsu mereka. Dan demi menenangkan
perasaan bersalah, mereka berkata kepada diri mereka sendiri: “Aku telah
menjauhkan diriku dari ini atau itu, dan itu sudah cukup.”
Aku hanya akan mengatakan kepada jiwa ini: “Engkau mendera-Ku seperti
Pilatus.” Engkau telah mengambil satu langkah, esok satu langkah lagi. Adakah
engkau berencana untuk memuaskan hasratmu dengan cara ini? Tidak! Segera saja
hasratmu akan menuntut terlebih banyak lagi.
Karena engkau tidak memiliki keberanian untuk memerangi kodratmu sendiri
dalam perkara yang kecil ini, apalagi kelak dalam perkara yang lebih besar.
Lihatlah Aku, jiwa-jiwa-Ku terkasih. Membiarkan Diri digiring dengan
kelemahlembutan seekor domba ke siksa penderaan yang ngeri. Pada Tubuh-Ku, yang
memar oleh pukulan dan yang telah kehabisan tenaga, para algojo dengan keji
mendaratkan deraan-deraan ngeri dengan tali-tali yang dijalin, dengan
cambuk-cambuk. Aku dihukum dengan kekejian yang begitu dahsyat hingga tak ada
satupun bagian tubuh-Ku yang tidak tersiksa oleh sakit yang amat luar biasa.
Hajaran dan tendangan-tendangan mengakibatkan luka-luka yang tak terperi….
Cambuk-cambuk itu mencabik serta mengoyakkan kulit dan daging-Ku. Darah muncrat
dari segenap anggota tubuh-Ku. Dari waktu ke waktu Aku terjatuh oleh sebab
sakit dahsyat yang diakibatkan oleh deraan pada segenap keperkasaanKu. Tubuh-Ku
dalam keadaan begitu rupa hingga Aku lebih menyerupai monster daripada manusia.
Profil wajah-Ku telah kehilangan bentuknya; seluruhnya membengkak.
Pikiran akan begitu banyak jiwa-jiwa, yang kelak akan terinspirasi untuk
mengikuti jejak-Ku, membakar-Ku dengan Kasih.
Sewaktu di penjara, Aku melihat pengikut-pengikut-Ku yang setia belajar
dari kelemahlembutan, kesabaran dan kedamaian-Ku. Tak hanya menerima aniaya dan
penghinaan, tetapi bahkan mengasihi orang-orang yang menganiaya mereka dan,
jika perlu, mengorbankan diri bagi para penganiayanya seperti Aku telah
mengurbankan Diri-Ku.
Sepanjang jam-jam kesendirian di tengah sengsara yang begitu dahsyat, Aku
menjadi terbakar, lebih dan lebih lagi, dalam kerinduan untuk secara sempurna
menggenapi Kehendak BapaKu. Betapa Aku mempersembahkan DiriKu demi silih bagi
Kemuliaan-Nya yang dicemarkan begitu rupa! Dengan demikian kalian, jiwa-jiwa
religius yang mendapati diri kalian dalam penjara kasih, yang lebih dari sekali
berlalu di depan mata yang lain sebagai yang tidak berguna dan mungkin makhluk
yang berbahaya, janganlah takut. Biarlah mereka berteriak menentang kalian dan,
sepanjang jam-jam sengsara dan kesendirianmu, persatukanlah hatimu secara akrab
mesra dengan Tuhan-mu, satu-satunya obyek kasihmu. Pulihkanlah Kemuliaan-Nya
yang dicemarkan oleh begitu banyak dosa.
YESUS DIJATUHI HUKUMAN MATI
Fajar hari, Kayafas memerintahkan mereka untuk membawa-Ku ke hadapan
Pilatus agar ia dapat memaklumkan hukuman mati. Pilatus mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada-Ku dengan harapan mendapati suatu alasan untuk
menjatuhkan hukuman atas-Ku, tetapi pada saat yang bersamaan hati nuraninya
menyiksanya dan ia merasakan ketakutan yang hebat atas ketidakadilan yang akan
ia lakukan. Akhirnya, ia menemukan suatu cara untuk mengabaikan-Ku dan
memerintahkan agar Aku dibawa ke hadapan Herodes.
Dalam Pilatus secara tepat diwakili jiwa-jiwa yang merasakan gerakan
rahmat dan, pada saat yang sama, hawa nafsu mereka sendiri yang didominasi oleh
gila hormat dan dibutakan oleh cinta diri, dan yang membiarkan rahmat berlalu
karena takut ditertawakan.
Aku tidak menjawab satu pun dari pertanyaan-pertanyaan Pilatus. Tetapi
kala ia bertanya: “Engkau inikah Raja Orang Yahudi?”, maka dengan tegas dan
penuh wibawa Aku menjawab: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah Raja, tetapi
kerajaan-Ku bukan dari dunia ini….” Dengan kata-kata ini Aku hendak mengajarkan
kepada banyak jiwa bagaimana, ketika mereka dihadapkan pada kesempatan untuk
menanggung sengsara atau penghinaan yang dapat dengan mudah dihindarkan,
hendaknyalah mereka menjawab dengan keluhuran budi: “Kerajaanku bukan dari
dunia ini….” Demikianlah, Aku tak mencari pujian manusia. Rumah-Ku bukanlah
dari dunia ini, tetapi Aku akan beristirahat di rumah-Ku yang sebenarnya.
Sekarang Aku berbesar hati untuk menunaikan kewajiban-Ku tanpa mempedulikan
pemikiran dunia. Yang menjadi masalah bukanlah sanjungan mereka, melainkan
mengikuti suara rahmat yang mengenyahkan daya pikat kodrati. Jika Aku tak dapat
menaklukkannya seorang diri, Aku akan memohon kekuatan dan dukungan sebab, pada
banyak kesempatan, hawa nafsu dan kebanggaan diri yang berlebihan membutakan
jiwa serta mendorongnya untuk bertindak keliru.
Para algojo yang menghancur-remukkan Tubuh-Ku bukanlah sepuluh ataupun
duapuluh. Ada banyak sekali tangan-tangan yang menyakiti Tubuh-Ku; menyambut
Komuni di tangan - karya sakrilegi Setan!
Bagaimanakah mereka dapat merenungkan Aku dalam samudera sengsara dan
kepahitan ini tanpa hati mereka digerakkan oleh belas kasihan? Tetapi bukanlah
para algojo yang harus menghibur-Ku melainkan kalian, jiwa-jiwa terpilih, agar
sengsara-Ku dapat diringankan. Renungkanlah luka-luka-Ku dan lihat apakah ada
seorang yang menanggung sengsara sebanyak yang Aku tanggung, demi menunjukkan
kasihnya kepadamu.
YESUS DIMAHKOTAI DURI
Dalam Kehendak Bapa Aku melewatkan hari-hari penuh dukacita mendalam
tanpa mengeluh, melainkan menerima apa yang Bapa kehendaki Aku rasakan. Ketika
Aku ditangkap di Taman, para pendakwa-Ku amat fasih dengan segala dusta mereka
dan Aku, tanpa perlawanan sedikitpun, membiarkan mereka membawa-Ku ke manapun
mereka kehendaki. Dan ketika mereka hendak memahkotai kepala-Ku dengan mahkota
duri, Aku menundukkan Kepala-Ku tanpa perlawanan, sebab Aku mengambil semuanya
dari tangan-tangan Dia yang telah mengutus-Ku ke dalam dunia.
Ketika tangan-tangan para manusia yang keji itu telah kehabisan tenaga
dalam mendaratkan pukulan-pukulan ke atas Tubuh-Ku, mereka menempatkan di atas
kepala-Ku mahkota yang dianyam dari ranting-ranting duri, dan berbaris di
hadapan-Ku, mereka mengatakan: “Jadi Engkau adalah Raja? Kami menghaturkan
hormat kepada-Mu!”
Sebagian meludahi-Ku; yang lain menistakan-Ku; yang lain lagi mendaratkan
pukulan-pukulan baru ke kepala-Ku; masing-masing menambahkan kesakitan yang
baru pada Tubuh-Ku, begitu menyakitkan dan meremukkan.
Aku lelah capai; tiada tempat bagi-Ku untuk beristirahat. Pinjamilah Aku
hatimu dan pelukanmu agar Aku dapat membenamkan DiriKu dalam kasihmu. Aku
kedinginan dan demam; peluklah Aku barang sejenak sebelum mereka mulai lagi
menghancurbinasakan bait Kasih ini.
Para prajurit dan para algojo, dengan tangan-tangan mereka yang kotor,
mendorong-dorong Tubuh-Ku, dan yang lain dengan rasa jijik terhadap Darah-Ku,
menusuk-nusuk-Ku dengan tombak-tombak mereka dan mengoyakkan kembali daging-Ku.
Dengan suatu sorongan kuat mereka mendudukkan-Ku di atas batu-batu yang tajam;
Aku menangis dalam bisu sebab rasa sakit yang hebat. Dengan cara yang aneh
sekali, mereka memperolok airmata-Ku. Dan akhirnya, mereka mengoyakkan kedua
pelipis-Ku, dengan menekan turun mahkota yang dianyam dari ranting-ranting
duri.
Renungkanlah bagaimana dengan mahkota itu, Aku hendak mengadakan silih
bagi dosa kesombongan dari begitu banyak jiwa-jiwa yang, gila terhadap
sanjungan, membiarkan diri dipengaruhi oleh pendapat-pendapat sesat dunia. Di
atas segalanya, Aku membiarkan mereka memahkotai Kepala-Ku dengan duri-duri.
Kepala-Ku menanggung sengsara keji seperti ini demi silih melalui kerendahan
hati secara sukarela bagi kebencian dan kemunafikan begitu banyak jiwa-jiwa.
Jiwa-jiwa yang karena mereka menilai sebagai tak pantas bagi keadaan dan status
mereka, menolak untuk mengikuti jalan yang ditetapkan oleh Penyelenggaraan-Ku.
Tak ada satu jalan pun yang merendahkan apabila jalan itu dirancangkan
oleh Kehendak Tuhan…. Sia-sia kalian bermaksud menipu diri kalian sendiri,
dengan berpikiran bahwa kalian mengikuti Kehendak Tuhan dan dalam penyerahan
penuh atas apapun yang Ia kehendaki dari kalian.
Ada orang-orang di dunia yang, ketika tiba saat penentuan (untuk
mengarungi kehidupan baru), merefleksikan dan memeriksa keinginan-keinginan
hati mereka. Mungkin mereka akan mendapati dalam dia - dengan siapa mereka
berencana untuk bersatu - dasar yang kuat bagi kehidupan Kristiani yang saleh.
Mungkin mereka melihat bahwa mereka akan melaksanakan tugas kewajiban keluarga
mereka dalam suatu cara yang diperlukan demi mencapai pengharapan mereka akan
kebahagiaan. Tetapi kesia-siaan dan kesombongan datang mengaburkan semangat
mereka dan mereka membiarkan diri diseret oleh hasrat menjadi seorang yang
terpandang dan terkemuka. Lalu mereka sedapat mungkin mencari seseorang, yang
lebih kaya atau lebih tinggi status sosialnya, demi memuaskan ambisi mereka.
Oh! Betapa mereka bertegar tengkuk dalam membutakan diri. Tidak, akan Aku
katakan kepada mereka, kalian tidak akan menemukan kebahagiaan sejati di dunia
ini dan Aku berharap kalian akan menemukannya di kehidupan mendatang.
Waspadalah, kalian menempatkan diri kalian dalam bahaya besar!
Aku juga akan berbicara kepada jiwa-jiwa yang Aku panggil ke jalan
kesempurnaan. Betapa banyak mimpi dalam diri mereka yang mengatakan kepada-Ku
bahwa mereka siap untuk melakukan Kehendak-Ku dan kemudian mereka menusuk
Kepala-Ku dengan duri-duri dari Mahkota-Ku.
Ada jiwa-jiwa yang Aku kehendaki bagi DiriKu Sendiri. Karena Aku mengenal
mereka dan mengasihi mereka, Aku ingin menempatkan mereka di mana Aku tinggal,
dalam kebijaksanaan-Ku yang tidak terbatas, di mana mereka akan menemukan
segala yang diperlukan demi mencapai kekudusan. Di sanalah Aku akan menyatakan
DiriKu kepada mereka, dan di sanalah mereka akan memberi-Ku lebih banyak
penghiburan, lebih banyak kasih, dan lebih banyak jiwa-jiwa.
Tetapi, betapa banyak muslihat! Begitu banyak jiwa-jiwa dibutakan oleh
kesombongan dan kepongahan demi ambisi semata. Mereka memenuhi kepala mereka
dengan pemikiran-pemikiran yang sia-sia dan tak berguna; mereka menolak untuk
mengikuti jalan yang dirancangkan Kasih-Ku.
Jiwa-jiwa yang Aku pilih, adakah kalian pikir bahwa kalian melakukan
Kehendak-Ku dengan menolak suara rahmat yang memanggil kalian dan membimbing
kalian sepanjang jalan yang ditolak oleh keangkuhanmu?
Puteri-Ku, kekasih dari dukacita-Ku, hiburlah Aku. Buatlah sebuah mahkota
dalam hatimu yang kecil bagi Raja dan Juruselamat-mu dan mahkotailah Aku dengan
kecupan.
Dengan bermahkotakan duri dan berbalutkan mantol ungu, para prajurit
menghadirkan-Ku lagi di hadapan Pilatus. Tiada mendapati dalam DiriKu suatu
kejahatan pun agar ia dapat menjatuhkan hukuman atas-Ku, Pilatus mengajukan
beberapa pertanyaan, menanyakan kepada-Ku mengapa Aku tidak menjawabnya meski
tahu bahwa ia memiliki segala kuasa atas-Ku.
Lalu, memecahkan kebisuan-Ku selama ini, Aku katakan kepadanya: “Engkau
tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan
kepadamu dari atas. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.”
Dan, berserah Diri kepada Bapa Surgawi-Ku, Aku diam membisu kembali.
BARABAS DIBEBASKAN
Pilatus mencari jalan untuk membebaskan-Ku. Ia gelisah karena peringatan
dari isterinya dan kalut antara perasaan bersalah dari suara hatinya dan takut
terhadap orang banyak yang akan memicu suatu pemberontakan melawannya. Dalam
keadaan-Ku yang menyedihkan, ia mempertontonkan-Ku di hadapan khalayak ramai
dan mengusulkan bagaimana jika ia membebaskan-Ku dan menghukum Barabas, seorang
penyamun dan pembunuh yang terkenal bengis, sebagai ganti-Ku. Massa menjawab
dengan suara bulat: “Hukum mati Dia dan lepaskanlah Barabas!”
Jiwa-jiwa yang mengasihi-Ku, lihatlah bagaimana mereka membandingkan-Ku
dengan seorang penjahat besar, bagaimana mereka menempatkan-Ku lebih rendah
dari yang paling jahat dari antara manusia. Dengarlah teriakan amukan khalayak
ramai melawan Aku. Lihatlah angkara murka dengan mana mereka menuntut
kematian-Ku. Adakah Aku menolak untuk menanggung perlawanan yang sedemikian
memalukan itu? Tidak, justru sebaliknya, Aku memeluknya demi Kasih-Ku kepada
jiwa-jiwa dan demi menunjukkan kepada mereka bahwa Kasih ini tidak hanya
menuntut kematian-Ku, malahan kematian yang paling keji dan hina….
Namun demikian, janganlah beranggapan bahwa kodrat manusiawi-Ku tidak
merasakan kengerian ataupun dukacita. Tetapi malahan, Aku ingin merasakan
segala kengeriannya, dan menanggung keadaan yang demikian, sebagai contoh bagi
kalian yang akan menguatkan kalian dalam segala keadaan dalam hidup dan
mengajar kalian untuk menaklukkan kengerian atau keengganan atas apa yang
ditawarkan kepada kalian ketika masalahnya adalah melakukan Kehendak Allah.
Aku kembali kepada jiwa-jiwa yang Aku bicarakan kemarin … jiwa-jiwa yang
dipanggil ke kesempurnaan, yang berbicara dengan santun dan mundur ketika
dihadapkan pada jalan kerendahan hati yang Aku tunjukkan kepada mereka, takut
bagaimana mereka akan dihakimi oleh dunia; atau sementara mereka
menimbang-nimbang kemampuan mereka, mereka yakin bahwa mereka akan lebih
berguna di tempat lain dalam melayani-Ku dan demi Kemuliaan-Ku.
Aku akan menjawab kepada jiwa-jiwa itu: Katakanlah, adakah Aku menolak
atau bahkan ragu ketika Aku melihat DiriKu dilahirkan pada malam buta dalam
sebuah palungan bagi orangtua yang miskin dan bersahaja, jauh dari Rumah-Ku dan
Tanah Air-Ku dalam musim yang paling tak bersahabat dalam tahun?
Sesudahnya, Aku tinggal tigapuluh tahun lamanya melakukan pekerjaan
sederhana dan tersembunyi di bengkel: Aku mengalami dicela dan dimaki oleh
orang-orang yang meminta pekerjaan dilakukan oleh Yosef, bapa-Ku. Aku tidak
enggan membantu Bunda-Ku dalam pekerjaan-pekerjaan yang paling remeh di rumah.
Namun demikian, adakah Aku tidak memiliki bakat lebih dari sekedar yang
diperlukan bagi pekerjaan kasar seorang tukang kayu? Aku, yang pada usia
duabelas tahun, mengajar para alim ulama di Bait Allah…. Tetapi, demikianlah
Kehendak Bapa SurgawiKu dan, dengan melakukannya, Aku memuliakan-Nya. Ketika
Aku meninggalkan Nazaret dan memulai karya-Ku di depan publik, Aku dapat saja
memaklumkan Diri sebagai Mesias dan Putra Allah, agar manusia mau mendengarkan
ajaran-ajaran-Ku dengan penuh hormat, tetapi Aku tidak melakukannya sebab
satu-satunya kehendak-Ku adalah melakukan Kehendak BapaKu….
Dan ketika tiba saatnya Passio-Ku, dengan kekejian sebagian orang dan
cemooh yang lainnya, dengan kesebatangkaraan-Ku dan kedurhakaan orang banyak,
dengan kemartiran tak terperi Tubuh-Ku dan dengan kengerian Jiwa-Ku, lihatlah
bagaimana dengan kasih yang terlebih lagi, Aku masih menyatakan dan memeluk
Kehendak Bapa SurgawiKu.
Dengan demikian, ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dan kengerian,
jiwa sepenuhnya berserah diri pada Kehendak Allah. Akan tiba saatnya di mana,
dalam persatuan mesra dengan-Nya, jiwa menikmati kemanisan yang luar biasa
hingga tak mungkin diungkapkan dengan kata.
Apa yang telah Aku katakan kepada jiwa-jiwa yang enggan akan kehidupan
yang bersahaja dan tersembunyi, Aku ulangi bagi mereka yang dipanggil untuk
terus-menerus berhubungan dengan dunia ketika, sebaliknya, mereka lebih suka mengasingkan
diri sepenuhnya dan melakukan karya yang bersahaja dan tersembunyi.
Jiwa-jiwa terkasih, kebahagiaan dan kesempurnaan kalian tidak terdapat
dalam mengikuti citarasa pilihan dan kecondongan kodrat kalian sendiri, dalam
dikenal ataupun tidak dikenal oleh makhluk ciptaan, dalam mempergunakan ataupun
menyembunyikan bakat-bakat yang kalian miliki, melainkan dalam mempersatukan
diri dan menyelaraskan diri kalian melalui kasih dan dalam penyerahan total
kepada Kehendak Allah, yang diminta dari kalian bagi Kemuliaan-Nya dan bagi
kebahagiaan kalian sendiri.
Cukuplah untuk hari ini, puteri kecil-Ku, cintailah dan peluklah
Kehendak-Ku dengan penuh sukacita; engkau tahu bahwa Kehendak-Ku senantiasa
dilakukan demi kasih.
Renungkanlah sejenak akan kemartiran Hati-Ku yang tak terkatakan, yang
melihat Diri-Nya direndahkan di bawah Barabas. Betapa pada waktu itu Aku
terkenang akan kelemahlembutan BundaKu kala ia memeluk-Ku erat dekat Hati-nya!
Dan betapa jelas bayangan akan segala kecemasan dan susah payah yang ditanggung
bapa asuh-Ku demi menunjukkan kasihnya kepada-Ku. Betapa Aku terkenang akan
segala kebaikan yang Aku limpahkan secara cuma-cuma atas orang-orang yang tak
tahu berterima kasih: mencelikkan mereka yang buta, menyembuhkan mereka yang
sakit, membuat mereka yang lumpuh berjalan, memberi makan orang banyak, dan
membangkitkan orang mati. Sekarang Aku melihat DiriKu direndahkan hingga ke
keadaan yang paling hina dina! Aku adalah yang paling dibenci dari antara
segala manusia, dan Aku dijatuhi hukuman mati sebagai seorang penjahat besar
yang tercela.
YESUS MENGAMPUNI BAHKAN PENDOSA TERBESAR
Pilatus telah memaklumkan hukuman mati. Anak-anak kecil-Ku, renungkanlah
baik-baik betapa Hati-Ku berduka….
Sesudah Yudas menyerahkan-Ku di Taman Zaitun, ia mengembara dan melarikan
diri sebagai seorang pelarian tanpa dapat menenangkan teriakan-teriakan hati
nuraninya, yang mendakwanya telah melakukan sakrilegi yang paling ngeri. Ketika
kabar mengenai hukuman mati atas-Ku sampai ke telinganya, ia menyerahkan diri pada
keputusasaan yang paling ngeri dan menggantung diri.
Siapakah gerangan yang akan dapat memahami betapa hancur luluh Hati-Ku
ketika Aku melihat jiwa itu melemparkan dirinya ke dalam kebinasaan abadi? Ia
yang telah melewatkan tiga tahun lamanya di Sekolah Kasih-Ku, belajar
ajaran-ajaran-Ku, menerima pengajaran-Ku, dan begitu banyak kali mendengarkan
bibir-Ku mengucapkan kata-kata pengampunan kepada pendosa-pendosa terbesar.
Yudas! Mengapakah engkau tidak datang dan melemparkan dirimu di bawah
kaki-Ku agar Aku dapat mengampunimu? Jika engkau tidak berani datang
mendekati-Ku karena takut akan mereka yang mengepung-Ku dan memperlakukan-Ku
begitu keji, setidak-tidaknya tataplah Aku dan engkau akan melihat betapa
mata-Ku akan segera menatapmu.
Jiwa-jiwa, yang terjerat dalam dosa-dosa paling berat… jika terkadang
engkau hidup mengembara sebagai seorang pelarian oleh sebab kejahatanmu, jika
dosa-dosa dengan mana engkau bersalah telah membutakanmu dan membuat hatimu
membatu, jika karena menuruti hawa nafsu engkau telah terjerumus ke dalam
kekacauan yang terlebih lagi, janganlah biarkan keputusasaan menguasaimu ketika
rekan dosamu meninggalkanmu dan jiwamu menyadari kesalahannya. Sepanjang
manusia hidup, ia masih mempunyai waktu untuk berharap pada Kerahiman-Ku dan
memohon pengampunan.
Jika engkau muda dan skandal-skandal masa lalumu telah meninggalkanmu
dalam keadaan terpuruk di hadapan manusia, janganlah takut! Bahkan meski dunia
memandang rendah engkau, memperlakukanmu sebagai seorang penjahat, mencemoohmu,
dan meninggalkanmu, yakinlah bahwa Tuhan-mu tak menghendaki jiwamu menjadi
santapan kobaran api neraka. Ia menghendaki engkau berani untuk berbicara
kepada-Nya, untuk menujukan pandangan dan keluh kesah hatimu kepada-Nya, dan
maka engkau akan segera melihat tangan-Nya yang lemah lembut dan kebapakan
membimbingmu ke sumber pengampunan dan hidup.
Jika karena kejahatan engkau mungkin telah melewatkan sebagian besar
hidupmu dalam kekacauan dan keacuhan, dan sekarang mendekati kebakaan,
keputusasaan hendak menutup matamu, janganlah biarkan keputusasaan menipumu.
Masih ada waktu bagi pengampunan. Dengarkanlah baik-baik: jika engkau beroleh
kesempatan untuk hidup yang kedua, manfaatkanlah itu sebab engkau dapat
memperoleh kehidupan kekal dengan hidupmu yang kedua itu.
Jika keberadaanmu berlalu dalam ketidaktahuan dan kesalahan, jika engkau
adalah penyebab kemalangan besar bagi orang lain, bagi masyarakat, dan bahkan
bagi agama, dan karena suatu alasan engkau menyadari kesalahanmu, janganlah
biarkan dirimu dihimpit oleh beratnya beban kesalahan ataupun kemalangan yang
engkau akibatkan. Melainkan, sebaliknya, biarkanlah jiwamu dirasuki oleh sesal
mendalam, benamkanlah dirimu dengan penuh kepercayaan dan berpalinglah kepada
Dia yang senantiasa menanti untuk mengampunimu.
Hal yang sama berlaku bagi jiwa yang telah melewatkan masa-masa awal
hidupnya dalam ketaatan pada Perintah-Perintah-Ku, tetapi sedikit demi sedikit
jatuh dari kesalehan ke suam-suam kuku dan kehidupan yang nikmat….
Janganlah sembunyikan suatupun yang Aku katakan kepadamu, sebab ini semua
adalah demi kebaikan seluruh umat manusia. Ulangilah di siang bolong;
khotbahkanlah kepada mereka yang sungguh ingin mendengarkannya.
Jiwa yang suatu hari mengalami goncangan yang hebat, yang
membangunkannya, sekonyong-konyong melihat hidupnya yang sia-sia, yang kosong,
dan tanpa kebaikan bagi keabadian. Si Jahat, dengan kecemburuan neraka,
menyerang jiwa dengan seribu satu cara, dengan membesar-besarkan
kesalahan-kesalahan jiwa. Si jahat mengilhami jiwa dengan kesedihan dan patah
semangat, dan akhirnya menghantar jiwa ke ketakutan dan keputusasaan.
Jiwa yang adalah milik-Ku, janganlah beri perhatian pada musuh yang keji.
Begitu engkau merasakan gerakan rahmat di awal pertempuranmu, datanglah kepada
Hati-Ku. Rasakan dan lihatlah bagaimana Hati-Ku menuangkan setetes dari
Darah-Nya atas jiwamu, dan datanglah kepada-Ku. Engkau tahu di mana Aku berada,
di balik selubung iman…. Angkatlah jiwamu dan, dengan kepercayaan penuh,
ceritakanlah kepada-Ku segala dukacitamu, kemalanganmu, kejatuhanmu….
Dengarkanlah sabda-Ku dengan penuh hormat dan janganlah takut akan masa silam.
Hati-Ku telah membenamkannya dalam kedalaman Kerahiman-Ku dan Kasih-Ku yang
tanpa dasar.
Masa lalumu akan mengisimu dengan kerendahan hati yang akan memenuhimu.
Dan jika engkau hendak memberi-Ku bukti terbaik dari kasihmu, percayalah
pada-Ku dan andalkanlah pengampunan-Ku. Percayalah bahwa dosa-dosamu tidak akan
pernah lebih besar dari Kerahiman-Ku yang tiada batas.
YESUS DALAM PERJALANAN MENUJU KALVARI
Marilah kita lanjutkan, puteri kecil-Ku. Ikutlah Aku dalam perjalanan
menuju Kalvari, terseok-seok di bawah beban berat Salib….
Sementara Hati-Ku diliputi dukacita atas kebinasaan abadi Yudas, para
algojo yang keji, tanpa peduli akan kesakitan-Ku yang hebat, membebankan ke
atas pundak-Ku yang penuh luka suatu Salib yang keras dan berat di mana Aku
akan menggenapi misteri Penebusan dunia.
Renungkanlah Aku, wahai Malaikat-Malaikat Surgawi. Lihatlah, Sang
Pencipta segala alam raya yang mengagumkan; Tuhan kepada siapa segenap roh-roh
surgawi menghaturkan sembah sujud; Tuhan yang berjalan terhuyung-huyung menuju
Kalvari sementara memanggul balok yang kudus dan terberkati di pundak-Nya;
Tuhan yang akan menyambut napas-Nya yang terakhir.
Juga, lihatlah Aku, wahai kalian jiwa-jiwa yang rindu untuk menjadi
pengikut-Ku yang setia. Tubuh-Ku, yang dihancur-remukkan oleh begitu banyak
siksa aniaya, berjalan terseok tanpa tenaga, bermandikan keringat dan Darah….
Aku menanggung sengsara, tanpa seorang pun menaruh belas kasihan atas
sengsara-Ku! Khalayak ramai berjalan bersama-Ku dan tak ada barang seorang pun
yang berbelas kasihan kepada-Ku. Mereka semua mengelilingi-Ku bagai
serigala-serigala lapar, yang tak sabar untuk segera melahap korbannya….
Segenap roh-roh jahat keluar dari neraka untuk melipatgandakan sengsara-Ku.
Lelah capai yang Aku rasakan sungguh luar biasa dan Salib begitu berat
menekan, hingga separuh perjalanan Aku jatuh terkapar. Lihatlah, bagaimana
orang-orang yang tak berperikemanusiaan itu membangkitkan-Ku dengan cara yang
paling brutal. Seorang mencengkeram lengan-Ku, yang lain menarik jubah-Ku yang
telah lengket pada luka-luka-Ku, sehingga luka-luka terkoyak lagi…. Yang satu
merenggut leher-Ku, yang lain menjambak rambut-Ku, lainnya lagi melancarkan pukulan-pukulan
mereka dan bahkan tendangan-tendangan mereka yang kuat ke sekujur Tubuh-Ku.
Salib jatuh menghimpit-Ku dan dengan berat bebannya mengakibatkan luka-luka
baru. Wajah-Ku babak-belur menghantam batu-batu jalanan dan darah yang
mengaliri wajah-Ku merembesi mata-Ku yang nyaris tertutup karena sembab oleh
pukulan-pukulan; debu dan lumpur bercampur dengan darah dan Aku berubah menjadi
sosok yang teramat mengerikan.
BapaKu mengutus Malaikat-Malaikat untuk membantu-Ku menopang Diri agar
Tubuh-Ku jangan sampai tak sadarkan diri apabila terjatuh, supaya pertempuran
tidak dimenangkan sebelum waktunya dan segenap jiwa-jiwa-Ku tak terselamatkan.
Aku berjalan di atas bebatuan yang mengoyak kaki-Ku. Aku tersandung dan
jatuh, lagi dan lagi. Aku melihat ke kedua sisi jalan, mencari-cari barang
sedikit tatapan kasih, penyerahan diri, persatuan dengan sengsara-Ku, tetapi …
Aku tiada mendapatinya.
Anak-anak-Ku, kalian yang mengikuti jejak-Ku, janganlah lepaskan salib
kalian bahkan meski tampaknya amat berat. Lakukanlah itu untuk-Ku. Dengan
memanggul salibmu, engkau membantu-Ku memanggul salib-Ku, dan di jalan-jalan
yang sulit, engkau akan mendapati BundaKu dan jiwa-jiwa kudus yang akan
memberimu dukungan dan penghiburan. Teruslah bersama-Ku sejenak lagi, dan beberapa
langkah di depan engkau akan mendapati-Ku di hadapan BundaKu yang Tersuci yang,
dengan Hati-nya ditembusi dukacita, datang menyongsong-Ku karena dua alasan:
untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan dalam menanggung dukacita melihat
Tuhannya dan, dengan sikapnya yang gagah berani, untuk memberi semangat kepada
Putranya untuk terus melanjutkan karya Penebusan-Nya.
Renungkanlah kemartiran dua Hati ini. Apa yang paling dikasihi BundaKu
adalah Putranya…. BundaKu tiada dapat meringankan sengsara-Ku dan ia tahu bahwa
kunjungannya akan menjadikan dukacita-Ku bertambah parah, tetapi juga akan
menambah kekuatan-Ku untuk menggenapi Kehendak Bapa.
BundaKu adalah yang paling Aku kasihi di dunia ini, dan bukan saja Aku
tak dapat menghiburnya, tetapi keadaan-Ku yang begitu menyedihkan, seperti yang
dilihatnya, membuat hatinya berdukacita sedalam dukacita-Ku. Ia membiarkan
dirinya terisak dan airmatanya berderai. Dalam hatinya ia menanggung kematian
yang Aku tanggung dalam Tubuh-Ku. Oh, betapa matanya menatap lekat pada-Ku dan
mata-Ku padanya! Kami tiada mengucapkan sepatah kata pun, tetapi Hati kami
saling berbicara begitu banyak hal dalam tatapan yang memilukan ini.
Ya, BundaKu menjadi saksi atas segala siksa aniaya Passio-Ku, yang
melalui wahyu ilahi dihadirkan di hadapan rohnya. Beberapa murid, meski mereka
tinggal jauh karena takut kepada orang-orang Yahudi, berusaha mencari tahu
segalanya dan mengabarkannya kepada BundaKu…. Ketika BundaKu mengetahui bahwa
hukuman mati telah dimaklumkan atas-Ku, ia pergi menyongsong-Ku dan tidak
meninggalkan-Ku barang sejenak pun hingga mereka membaringkan-Ku dalam makam.
YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE
Aku sedang dalam perjalanan menuju Kalvari. Orang-orang keji itu,
khawatir kalau-kalau Aku mati sebelum mencapai tujuan, mencari seseorang untuk
membantu-Ku memanggul Salib, dan dari sekitar sana mereka menahan seseorang
bernama Simon.
Lihatlah dia yang berjalan di belakang-Ku, membantu-Ku memanggul Salib,
dan di atas segalanya renungkanlah dua hal: orang ini kurang memiliki kehendak
baik, dan seorang upahan sebab jika ia datang dan membantu-Ku memanggul Salib,
itu karena ia dipaksa melakukannya. Sebab itu, apabila ia merasa terlalu capai,
ia membiarkan beban lebih berat menimpa-Ku dan karenanya Aku terjatuh hingga
dua kali.
Orang ini membantu-Ku memanggul sebagian Salib, tetapi tidak seluruh
Salib-Ku.
Ada jiwa-jiwa yang berjalan seperti ini di belakang-Ku. Mereka bersedia
membantu-Ku memanggul Salib, tetapi mereka masih risau akan kenyamanan dan
istirahat. Banyak jiwa-jiwa lainnya bersedia mengikuti-Ku dan, dengan maksud
ini, mereka memeluk hidup sempurna. Namun demikian, mereka tidak meninggalkan
kepentingan diri mereka sendiri, yang terus-menerus, dalam banyak perkara,
menjadi prioritas mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka terhuyung-huyung dan
menjatuhkan Salib-Ku apabila salib dirasa terlalu berat menekan mereka. Mereka
berhati-hati untuk berkurban dengan cara seringan mungkin, mereka
menimbang-nimbang penyangkalan diri mereka, mengelak dari direndahkan dan dari
berlelah-lelah sebanyak mungkin, dan, mengingat-ingat mungkin dengan
penyesalan, apa-apa yang telah mereka kurbankan, mereka berusaha untuk
mendapatkan bagi diri mereka sendiri kenikmatan-kenikmatan dan
kesenangan-kesenangan tertentu.
Dengan kata lain, ada jiwa-jiwa yang begitu mementingkan diri sendiri dan
egois hingga mereka datang mengikuti-Ku, lebih untuk diri mereka sendiri
daripada untuk-Ku. Mereka bersedia berserah diri hanya untuk menyampaikan
apa-apa yang menyusahkan mereka dan apa-apa yang tak dapat mereka hindarkan….
Mereka membantu-Ku memanggul hanya sebagian kecil saja dari Salib-Ku, dan
dengan cara begitu rupa hingga mereka nyaris tak mendapatkan jasa-jasa yang
amat dibutuhkan bagi keselamatan mereka. Dalam keabadian, mereka akan melihat
bagaimana mereka telah jauh menyimpang dari jalan yang seharusnya mereka
tempuh.
Sebaliknya ada jiwa-jiwa, dan tidak sedikit jumlahnya yang, tergerak oleh
kerinduan akan keselamatan tetapi terutama karena kasih yang diilhamkan melalui
permenungan akan apa yang telah Aku derita bagi mereka, memutuskan untuk
mengikuti-Ku di jalan menuju Kalvari. Mereka memeluk hidup sempurna dan
membaktikan diri demi melayani-Ku, tak hanya membantu-Ku memanggul sekedar
sebagian dari Salib, melainkan seluruhnya. Satu-satunya kerinduan mereka adalah
memberi-Ku istirahat dan menghibur-Ku. Mereka mempersembahkan diri pada apapun
yang diminta Kehendak-Ku dari mereka, mencari semuanya yang dapat
menyenangkan-Ku. Mereka tiada memikirkan jasa-jasa atau ganjaran yang menanti
mereka, pun kelelahan atau penderitaan yang mengikuti. Satu-satunya hal yang
mereka tahu adalah kasih yang dapat mereka nyatakan kepada-Ku, dan penghiburan
yang mereka berikan kepada-Ku….
Jika Salib-Ku diwujudkan dalam bentuk suatu penyakit, jika Salib-Ku
tersembunyi di bawah suatu tugas kewajiban yang bertentangan dengan minat
mereka dan yang kurang sesuai dengan kemampuan mereka; jika Salib-Ku disertai
dengan ketiadaan orang-orang yang mendukung mereka, maka mereka menerimanya
dengan penyerahan total.
Oh! Inilah jiwa-jiwa yang sungguh memanggul Salib-Ku; mereka memujanya.
Mereka menimba manfaat darinya, untuk memastikan Kemuliaan-Ku, tanpa adanya
kepentingan lain atau ganjaran lain selain dari Kasih-Ku. Mereka inilah
jiwa-jiwa yang merenungkan-Ku dan Memuliakan-Ku.
Jika engkau tiada melihat hasil dari kurban-kurbanmu, dari penyangkalan
dirimu, ataupun jika engkau melihatnya di kemudian hari, yakinlah bahwa
semuanya itu bukannya sia-sia dan tanpa hasil, melainkan sebaliknya, buahnya
akan berlimpah ruah.
Jiwa yang sungguh mengasihi, tidak menghitung-hitung berapa banyak ia
telah berkurban atau bekerja, pun jiwa tidak mengharapkan imbalan ini atau itu,
melainkan jiwa hanya mencari apa yang diyakininya akan mendatangkan kemuliaan
bagi Tuhan-nya…. Bagi Dia, jiwa tidak mempedulikan kerja keras ataupun
kepenatan. Jiwa tidak menjadi gelisah ataupun resah, jauh dari itu, sebab jiwa
tidak kehilangan kedamaian apabila mendapati dirinya dirintangi atau
direndahkan, sebab satu-satunya motivasi jiwa bagi perbuatan-perbuatannya
adalah kasih, dan kasih menghapuskan segala konsekuensi dan akibat. Inilah
tujuan dari jiwa-jiwa yang tidak mencari ganjaran. Satu-satunya yang mereka
rindukan adalah Kemuliaan-Ku, penghiburan-Ku, istirahat-Ku, dan oleh sebab itu
mereka memanggul Salib-Ku dan segala beban yang ingin dibebankan Kehendak-Ku
atas mereka.
Anak-anak-Ku, sapalah Aku dengan nama-Ku, sebab Yesus berarti segalanya.
Aku akan membasuh kakimu, kaki yang telah melangkah di atas jalanan yang licin
dan sekarang terluka oleh sebab membentur bebatuan. Aku akan menghapus
airmatamu, menyembuhkanmu, mengecupmu, dan engkau akan tetap sehat dan tiada
mengenal jalan lain selain dari jalan yang menghantarmu kepada-Ku.
Sekarang kita telah tiba di Kalvari! Khalayak ramai begitu antusias sebab
saat-saat yang mengerikan telah menjelang…. Kehabisan tenaga karena lelah
capai, Aku nyaris tak dapat berjalan. Kaki-Ku berdarah karena batu-batu
jalanan…. Tiga kali Aku terjatuh sepanjang perjalanan: yang pertama, untuk
memberikan kekuatan kepada para pendosa yang biasa jatuh dalam dosa agar
bertobat; kedua, untuk menyemangati jiwa-jiwa yang jatuh karena menjadi lemah
dan jiwa-jiwa yang dibutakan oleh kesedihan dan kegalauan agar bangun dan
dengan gagah berani mulai berjalan di atas jalan keutamaan; dan ketiga, untuk
membantu jiwa-jiwa agar dijauhkan dari dosa pada saat ajal mereka.
YESUS DIPAKU PADA SALIB
Lihatlah, betapa orang-orang yang keras hati ini mengepung-Ku dengan
keji. Sebagian merenggut Salib dan menghempaskannya ke tanah; yang lain merobek
jubah-Ku yang telah lengket pada luka-luka-Ku hingga mengoyakkannya kembali dan
darah mengucur.
Lihatlah, anak-anak terkasih, betapa aib dan hina yang Aku tanggung
melihat DiriKu Sendiri dalam keadaan seperti ini di hadapan khalayak ramai….
Betapa jiwa-Ku berdukacita!
Para algojo merenggut mantol-Ku dan membuang undi atasnya; mantol ini,
dengan mana BundaKu membalut Tubuh-Ku dengan begitu penuh perhatian sepanjang
masa kanak-kanak-Ku, dan yang telah bertambah besar ukurannya seiring
pertumbuhan-Ku. Bagaimanakah kiranya dukacita BundaKu sementara ia menyaksikan
peristiwa ini?
Betapa ia sangat ingin menyimpan mantol itu, yang sekarang bernoda dan
berlumuran Darah-Ku.
Tetapi saatnya telah tiba dan para algojo menelentangkan-Ku di atas
Salib, mencengkeram dan menarik tangan-tangan-Ku agar dapat mencapai
lubang-lubang yang telah dipersiapkan pada palang kayu. Sekujur Tubuh-Ku remuk,
terayun-ayun dari satu sisi ke sisi lainnya dan duri-duri mahkota duri
menembusi bahkan terlebih dalam ke kepala-Ku. Dengarlah dentaman pertama palu
yang memaku tangan kanan-Ku … dentaman itu menggema hingga ke kedalaman bumi.
Dengarlah lagi … sementara mereka memaku tangan kiri-Ku dan, di hadapan
peristiwa yang demikian, surga gemetar, dan Malaikat-Malaikat prostratio. Aku
menelan keheningan yang paling dalam. Tiada keluhan, ataupun erangan meluncur
dari bibir-Ku, tetapi airmata-Ku yang berlinang bercampur dengan Darah yang
melumuri wajah-Ku.
Setelah memaku tangan-tangan-Ku, dengan keji mereka menarik
kaki-kaki-Ku…. Luka-luka-Ku terkoyak, urat-urat syaraf di kedua tangan dan
lengan-Ku robek, tulang-tulang-Ku terlepas dari persendiannya…. Betapa sakit
yang dahsyat!
Kedua kaki-Ku dipaku dan Darah-Ku membanjiri bumi! …
Renungkanlah barang sejenak kedua tangan dan kaki yang bersimbah darah
ini…. Tubuh telanjang ini, yang penuh luka-luka, dengan urine dan darah.
Kotor…. Kepala ini, yang ditembusi duri-duri tajam, bermandikan keringat, penuh
debu, dan berlumuran darah….
Kagumilah keheningan, kesabaran dan ketaatan dengan mana Aku menerima
sengsara ini. Siapakah gerangan yang menanggung sengsara macam ini, kurban dari
penghinaan yang sebegitu hebat? Dia adalah Putra Allah! Dia yang menjadikan
langit, bumi, lautan dan segala yang ada…. Dia yang menciptakan manusia, Dia
yang menopang semuanya dengan kuasa-Nya yang tiada terbatas…. Dia di sana,
terpaku, dinista, ditelanjangi, dengan diikuti oleh suatu himpunan besar
jiwa-jiwa yang akan meninggalkan: harta milik duniawi, keluarga dan
sanak-saudara, tanah air, kehormatan, kesejahteraan, kemuliaan dan apapun yang
mungkin dibutuhkan demi memberikan Kemuliaan kepada Dia dan menunjukkan
kepada-Nya kasih yang pantas bagi-Nya….
Perhatikanlah dengan seksama, wahai Malaikat-Malaikat Surga, dan kalian
juga, jiwa-jiwa yang mengasihi-Ku…. Para prajurit akan membalikkan salib, untuk
mengencangkan paku-paku agar tidak terlepas oleh karena berat Tubuh-Ku dan
membuat-Ku jatuh. Tubuh-Ku akan memberikan cium damai kepada bumi. Dan
sementara bunyi palu berdentam menggema di udara, di puncak Kalvari pemandangan
yang paling mengagumkan digenapi…. Atas permintaan BundaKu yang, merenungkan
segala yang terjadi dan tiada berdaya untuk meringankan derita-Ku, memohon
dengan sangat Belas Kasihan Bapa SurgawiKu… Legion para Malaikat turun dari
surga untuk menyembah Tubuh-Ku, dan untuk menopangnya agar tak menyentuh tanah
dan, untuk menghindarkannya dari dihancurremukkan oleh beban Salib.
Renungkanlah Yesus-mu, yang tergantung di Salib, tanpa dapat bergerak
barang sedikitpun… telanjang, hina, tanpa kehormatan, tanpa kebebasan…. Mereka
telah merenggut segalanya dari-Nya! Tiada seorang pun yang berbelas kasih dan
merasa kasihan atas sengsara-Nya! Ia menerima hanya siksa aniaya, olok-olok dan
cemooh!
Jika engkau sungguh mengasihi Aku, adakah engkau siap untuk menjadi
seperti Aku? Apakah yang akan engkau tolak demi taat kepada-Ku,
menyenangkan-Ku, menghibur-Ku?...
Prostratiolah hingga mencium tanah dan ijinkanlah Aku menyampaikan
beberapa kata kepadamu:
Kiranya Kehendak-Ku menang dalam dirimu!
Kiranya Kasih-Ku meniadakanmu!
Kiranya penderitaanmu memuliakan-Ku!
YESUS MENYAMPAIKAN KATA-KATA-NYA YANG TERAKHIR
Puteri-Ku, engkau telah mendengar dan melihat sengsara-Ku, temanilah Aku
hingga akhir dan ikutlah ambil bagian dalam sengsara-Ku.
Salib-Ku sekarang ditegakkan. Inilah saat Penebusan dunia!
Aku adalah tontonan cemooh khalayak ramai… tetapi Aku juga dikagumi dan
dikasihi oleh jiwa-jiwa. Salib ini, yang hingga saat ini merupakan alat siksa
untuk menghukum mati para kriminal, mulai dari sekarang akan menjadi terang dan
damai dunia.
Orang-orang berdosa akan mendapatkan pengampunan dan hidup dalam Kitab
Suci-Ku. Darah-Ku akan membasuh serta menghapus noda-noda dosa mereka.
Jiwa-jiwa murni akan datang kepada Luka-Luka-Ku yang Suci guna menyegarkan diri
dan berkobar dalam Kasih-Ku. Dalam Luka-luka-Ku mereka akan mendapat tempat
pengungsian dan akan menjadikannya tempat tinggal mereka selama-lamanya.
Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,
mereka tidak mengenali Dia yang adalah hidup mereka…. Mereka menimpakan kepada-Nya
segala murka atas kejahatan mereka. Tetapi Aku mohon kepada-Mu, ya BapaKu!
Turunkanlah atas mereka kuasa Belas Kasihan-Mu.
Pada hari ini engkau akan bersama-Ku di Firdaus, sebab imanmu akan Belas
Kasihan Juruselamat-mu telah menghapuskan kejahatan-kejahatanmu. Belas Kasihan
menghantarmu kepada kehidupan kekal.
Perempuan, inilah anakmu! BundaKu, inilah saudara-saudara-Ku! Jagailah
mereka, kasihilah mereka… mereka tidak sebatang kara.
Wahai kalian, bagi siapa Aku telah menyerahkan nyawa-Ku, kalian sekarang
mempunyai seorang Bunda kepada siapa kalian dapat memohon segala kebutuhan
kalian. Aku telah mempersatukan kalian semua dengan ikatan yang paling erat
ketika Aku memberikan BundaKu Sendiri kepada kalian.
Jiwa sekarang mempunyai hak untuk mengatakan kepada Tuhan-nya “Mengapakah
Engkau meninggalkan aku?” Sebagai konsekuensi, setelah Aku menggenapi misteri
Penebusan, manusia telah menjadi anak Allah kembali, menjadi saudara Yesus, dan
ahli waris kehidupan kekal….
Ya BapaKu … Aku dahaga akan Kemuliaan-Mu… dan saatnya telah tiba. Sejak
dari sekarang, menggenapi sabda-Ku, dunia akan tahu bahwa Engkau adalah Dia
yang mengutus Aku, dan Engkau akan dimuliakan!
Aku dahaga akan Kemuliaan-Mu, dahaga akan jiwa-jiwa…. Dan demi memuaskan
dahaga ini, Aku telah mencurahkan Darah-Ku hingga tetes yang terakhir! Oleh
karenanya Aku dapat mengatakan: Semuanya telah digenapi. Misteri agung Kasih
sekarang telah digenapi; misteri dengan mana Tuhan menyerahkan PutraNya Sendiri
kepada dunia demi memberikan Hidup kembali kepada manusia…. Aku datang ke dunia
untuk melakukan Kehendak-Mu, ya Bapa-Ku. Sekarang Kehendak-Mu telah digenapi!
Kepada-Mu Aku persembahkan jiwa-Ku. Dengan cara ini jiwa-jiwa yang
melakukan Kehendak-Ku dapat berkata dalam segala kebenarannya: “Semuanya telah
digenapi….” TuhanKu dan AllahKu, terimalah jiwa-Ku…. Aku menempatkannya dalam
tangan-tangan kasih-Mu.
Aku persembahkan kematian-Ku kepada BapaKu demi jiwa-jiwa yang menghadapi
kematian, dan mereka akan mempunyai Hidup. Dalam seruan terakhir-Ku dari Salib,
Aku memeluk segenap umat manusia: dulu, sekarang dan yang akan datang. Hentakan
tajam dengan mana Aku membebaskan DiriKu dari dunia, disambut BapaKu dengan
Kasih yang tak terhingga, dan segenap Surga bersorak-sorai karenanya oleh sebab
Kemanusiaan-Ku masuk ke dalam Kemuliaan. Pada saat yang bersamaan ketika Aku
menyerahkan RohKu, suatu himpunan besar jiwa-jiwa menemui-Ku: mereka yang
merindukan-Ku berabad-abad yang silam dan mereka yang merindukan-Ku beberapa
bulan atau beberapa hari yang lalu, tetapi segenap mereka merindukan-Ku dengan
sangat. Sukacita ini saja sudahlah cukup menebus segala dukacita dan sengsara
yang Aku derita.
Hendaklah kalian ketahui bahwa dalam kenangan akan perjumpaan penuh
sukacita itu, Aku telah memutuskan untuk menolong mereka yang di ambang ajal
dan berkali-kali melakukannya bahkan secara kasat mata. Aku memberikan
keselamatan kepada mereka demi menghormati mereka yang dengan penuh kasih
menyambut-Ku di Surga. Jadi, berdoalah bagi mereka-mereka yang di ambang ajal
ini, sebab Aku sangat mengasihi mereka. Sebanyak kali kalian mempersembahkan
seruan terakhir-Ku kepada Bapa, kalian akan didengar sebab melaluinya, banyak
jiwa-jiwa diberikan kepada-Ku.
Itulah saat sukacita ketika seluruh Kerajaan Surgawi, yang dengan penuh
harap berkumpul bersama menantikan kematian-Ku, diberikan kepada-Ku. Tetapi,
dari segenap jiwa-jiwa yang mengelilingi-Ku, satu jiwa secara istimewa meluap
dalam sukacita, meluap-luap begitu rupa, hingga jiwa bersinar kemilau dalam
sukacita, dalam kasih…. Dialah Yosef yang, lebih dari siapapun, memahami
Kemuliaan yang telah Aku menangkan setelah pertempuran yang begitu berat dan
dahsyat. Ia memimpin segenap jiwa-jiwa yang menantikan Aku; kepadanya
dianugerahkan peran sebagai Utusan pertama-Ku ke Limbo. Para Malaikat, sesuai
urutan mereka, menghanturkan sembah sujud kepada-Ku dengan cara begitu rupa
hingga Kemanusiaan-Ku, yang telah gemilang bercahaya, dikelilingi oleh para
kudus yang tak terhitung banyaknya yang mengagungkan dan menyembah-Ku.
Anak-anak-Ku, tidak ada salib kemuliaan di bumi; semuanya dibungkus dalam
misteri, dalam kegelapan, dalam kegusaran. Dalam misteri, sebab kalian tidak
memahaminya; dalam kegelapan, sebab membingungkan pikiran; dalam kegusaran,
sebab menyerang tepat di tempat-tempat di mana ia tak ingin menyerang.
Janganlah meratap; janganlah berlambat. Aku berkata kepada kalian bahwa
tidak saja Aku memanggul salib kayu yang menghantar-Ku pada Kemuliaan,
melainkan, di atas segalanya, Salib yang tak kelihatan namun permanen yang
dibentuk dari salib-salib dosa kalian. Ya, dan dari penderitaan kalian. Segala
yang kalian derita adalah obyek dari dukacita-Ku, sebab Aku tidak hanya
menderita sengsara demi memberikan Penebusan kepada kalian, melainkan juga demi
apa yang kalian derita sekarang ini. Lihatlah kasih yang mempersatukan-Ku
dengan kalian; di dalamnya milikilah kebulatan tekad terhadap Kehendak Kudus-Ku
dan persatukanlah diri kalian dengan-Ku, perhatikanlah bagaimana Aku bertindak
di tengah kepahitan yang tak terhingga.
Aku telah mengambil sepotong kayu, sebuah salib, sebagai simbol. Aku
telah memanggulnya dengan kasih yang besar, demi kebaikan segenap umat manusia.
Aku telah menanggung sengsara yang dahsyat agar setiap orang dapat bersukacita
bersama-Ku. Tetapi sekarang, berapa banyakkah gerangan yang percaya kepada Dia
yang sungguh mengasihi kalian dan senantiasa mengasihi kalian? Renungkanlah Aku
dalam gambaran Kristus yang berseru dan bersimbah darah. Di sana, dan dengan
cara ini, dunia memiliki Aku.
KEBANGKITAN YESUS
Jumat Agung diikuti dengan fajar mulia Minggu Kebangkitan. Jika Aku telah
memutuskan untuk tidak membinasakan dunia, itu berarti bahwa Aku hendak
memperbaharuinya dan menghidupkannya kembali. Pohon yang tua perlu kehilangan
daun-daunnya dan dipangkas agar ia dapat menumbuhkan tunas-tunas baru. Dan
ranting-ranting yang tua, daun-daun yang kering, akan dibakar.
Pisahkanlah kambing-kambing muda dari anak-anak domba, agar mereka dapat
menemukan padang rumput subur yang telah dipersiapkan dengan baik di mana
mereka dapat makan dan minum dari sumber-sumber mata air bersih Keselamatan….
Darah Penebusan-Ku-lah yang mengairi tanah-tanah gersang yang telah menjadi
padang gurun dari dunia jiwa-jiwa. Dan Darah ini akan senantiasa mengaliri bumi
sepanjang ada satu manusia yang perlu diselamatkan.
Mempelai terkasih, Aku menghendaki apa yang tidak engkau kehendaki,
tetapi Aku dapat melakukan apa yang tidak dapat engkau peroleh. Misimu adalah
membuat-Ku dikasihi jiwa-jiwa, dan mengajarkan kepada mereka untuk hidup
bersama-Ku. Aku tidak wafat di Salib, dan menanggung beribu siksa aniaya demi
memenuhi neraka dengan jiwa-jiwa, melainkan, demi memenuhi Surga dengan
jiwa-jiwa terpilih.
ALLAH BAPA
Aku melihat PutraKu, gemetar dalam bayang-bayang Getsemani, turun dari
Surga dan mengambil bentuk dan rupa makhluk ciptaan-Ku, yang berpikir dan masih
berpikir bahwa ia dapat memberontak melawan Pencipta-nya. Manusia itu, Manusia
yang sebatang kara dan galau itu, adalah kurban yang ditentukan, dan dengan
demikian, dengan Darah-Nya Sendiri, harus membasuh segenap umat manusia yang Ia
wakili. Ia gemetar dan ngeri merasakan DiriNya dilingkupi, bahkan melihat
DiriNya dikuasai, oleh begitu banyak dosa yang tak terbayangkan yang harus
diambil dari hati nurani yang gelap dari berjuta-juta dan berjuta-juta makhluk
ciptaan yang kotor.
PutraKu yang malang, Kasih telah membawa-Mu ke tahap ini dan sekarang
Engkau ketakutan karenanya. Siapakah gerangan yang akan memuliakan-Mu di Surga
ketika, dengan bercahaya, Engkau kembali kepadanya? Dapatkah makhluk ciptaan
menyampaikan kepada-Mu pujian yang layak bagi-Mu, kasih yang layak bagi-Mu? Dan
apakah gerangan pujian dan kasih manusia, dari berjuta-juta manusia,
dibandingkan dengan Kasih dengan mana Engkau telah menerima pencobaan yang
paling dahsyat yang pernah ada di bumi? Tidak ada, PutraKu terkasih, tidak ada
selain dari BapaMu yang dapat setara dengan Engkau dalam Kasih, tidak ada
seorang pun selain Aku, yang dalam Roh Kasih-Ku, dapat memuji dan mengasihi-Mu
dengan layak atas kurban-Mu malam itu.
PutraKu terkasih, kepada siapa Aku mempercayakan segala kebaikan-Ku,
Engkau telah sampai pada hentakan kematian dengan berhasil mengatasi sakrat
maut yang teramat pahit di Taman. Engkau telah sampai, dengan kemanusiaan-Mu
yang sepenuhnya dan seutuhnya, pada puncak sengsara dahsyat yang dapat
ditanggung sebentuk hati manusia: menderita sengsara demi
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan melawan-Ku, tetapi menanggungnya dengan
Kasih yang paling murni dan paling tulus yang ada dalam DiriMu. Dengan gemetar,
Engkau telah mencapai batas yang harus dilalui manusia untuk mendapatkan
Penebusan sepenuhnya. Engkau, Putra terkasih, dengan keringat darah telah
memenangkan, bukan saja jiwa-jiwa saudara-Mu, melainkan terlebih lagi,
Kemuliaan pribadi-Mu Sendiri yang akan meninggikan Engkau, manusia, hingga
setara dengan Aku, Tuhan seperti-Mu.
Engkau telah mendatangkan bagi-Ku Keadilan yang paling sempurna dan Kasih
yang paling sempurna. Pada waktu itu mereka adalah sampah dunia, dan Engkau
menjadi manusia melalui kesediaan-Mu yang bebas dan sukarela. Engkau sekarang,
di atas segalanya, adalah kehormatan-Ku, kemuliaan-Ku dan sukacita-Ku. Engkau
bukanlah yang melawan Aku, bukan Engkau. Engkau senantiasa adalah PutraKu
Terkasih kepada siapa Aku berkenan. Engkau bukanlah sampah sebab bahkan saat itu
Aku melihat-Mu sebagaimana Engkau senantiasa bagi-Ku: Terang-Ku, Dunia-Ku,
yakni, DiriKu Sendiri. PutraKu, Engkau, yang gemetar dan menjadi sampah demi
kemuliaan-Ku, layak bahwa BapaMu menjadikan-Mu dikenal oleh dunia, oleh dunia
yang buta itu, yang melawan Kita dan bahkan meski demikian, begitu Kita kasihi!
O, Putra Terkasih, Aku melihat-Mu dan akan senantiasa melihat-Mu pada
malam kepahitan-Mu itu, dan Aku senantiasa memikirkan-Mu! Karena kasih-Mu, Aku
diperdamaikan kembali kepada makhluk ciptaan dan dengan makhluk ciptaan. Engkau
tiada dapat mengangkat wajah-Mu kepada-Ku; sebab wajah-Mu begitu dipenuhi
dengan kesalahan-kesalahan mereka. Sekarang, demi menyenangkan-Mu, Aku membuat
mereka mengangkat wajah mereka kepada Kita agar dengan sekilas Terang-Mu, mereka
tetap menjadi tawanan Kasih Kita.
Sekarang, PutraKu, yang senantiasa terkasih, Aku akan melakukan apa yang
Aku katakan kepada-Mu pada waktu itu dalam bayang-bayang Getsemani, dan mereka
akan menjadi yang memberi-Mu sukacita dan hormat.
BUNDA MARIA
DUKACITA SANTA PERAWAN MARIA
Banyak nabi berbicara mengenai aku: mereka menubuatkan bahwa adalah perlu
bagiku menderita agar layak menjadi Bunda Allah. Di bumi mereka mengantisipasi
pengenalan akan aku, tetapi harus dengan cara yang amat hati-hati. Di kemudian
hari para penulis Injil berbicara mengenai aku, teristimewa Lukas, dokterku
terkasih - lebih sebagai dokter rohani daripada jasmani. Sesudah itu, mulai
dipraktekkan beberapa devosi yang didasarkan pada sengsara dan dukacita yang
aku derita. Demikianlah, secara umum diyakini dan dipercayai bahwa aku
mengalami tujuh duka utama.
Anak-anakku, Bundamu telah mengganjari dan akan mengganjari segala daya
upaya dan kasih yang kalian tujukan kepadaku. Tetapi seperti yang Yesus
lakukan, aku ingin berbicara kepada kalian secara lebih panjang lebar mengenai
dukacitaku. Kemudian, kalian akan berbicara kepada saudara-saudaramu
mengenainya, dan pada akhirnya semua orang akan meneladani aku. Oleh karena apa
yang aku derita, aku terus-menerus memuliakan Yesus dan tiada mencari suatupun
selain hanya agar Ia dipermuliakan dalam aku.
Lihat, anak-anak kecil, sungguh sedih berbicara mengenai hal-hal ini
kepada anak-anakku sendiri, sebab setiap ibunda menyimpan dukanya hanya bagi
dirinya seorang. Dan ini aku lakukan dengan patuh sepanjang hidup duniawiku;
sebab itu, kerinduanku sebagai seorang ibunda dihormati oleh Tuhan. Sebab
sekarang aku di sini, di mana senyuman adalah abadi, dan setelah, seperti semua
ibu lainnya, menyimpan rapat segala dukacita yang aku derita, aku harus
berbicara mengenainya agar sebagai anak-anakku, kalian dapat mengetahui sesuatu
mengenai hidupku.
Aku tahu akan buah-buah yang akan kalian peroleh darinya dan bagaimana
itu akan menyenangkan Yesus, Putraku terkasih. Aku akan berbicara mengenainya
begitu kalian dapat memahamiku.
Yesusku mengatakan, “Siapa yang pertama, hendaknyalah menjadikan dirinya
yang terakhir,” dan Ia sungguh melakukannya sebab Ia adalah yang pertama dalam
Rumah Allah, tetapi Ia turun hingga ke tingkat yang paling akhir. Sekarang,
demi kasih, aku tidak akan mengambil daripada-Nya tempat yang pertama dan yang
terakhir ini yang adalah milik-Nya. Melainkan, aku akan berusaha membuat kalian
memahami kebenaran ini, dan sukacitaku akan bertambah apabila kalian
meyakininya, bukan melalui jalan pengetahuan sepintas, tetapi melalui
sarana-sarana keyakinan yang berakar kuat dan mendalam. Kiranya Ia menjadi yang
pertama dan kita yang terakhir.
Jika Ia adalah yang pertama, maka pastilah ada yang kedua dalam jenjang
kasih dan kemuliaan dan; karenanya, dalam kerendahan hati dan kesahajaan.
Kalian sekarang telah mengerti: bahwa itu adalah aku. Anak-anak kecil,
muliakanlah Tuhan yang menciptakan suatu jarak yang amat jauh antara Yesus dan
aku, namun demikian masih menghendaki untuk menempatkanku segera sesudah Dia.
Anak-anakku, apa yang tampak kepada dunia bukanlah apa yang paling
penting di hadapan Tuhan. Dipilih sebagai Bunda Allah mendatangkan atasku
kurban yang berat dan penyerahan diri yang total, dan yang pertama adalah ini:
mengetahui melalui Gabriel pilihan yang ditetapkan dalam persatuan dengan
Tuhan. Aku senantiasa rindu untuk tinggal dalam keadaan bersahaja dan
tersembunyi dalam Tuhan. Aku menghendaki ini lebih dari segala yang lain sebab
adalah sukacitaku untuk mendapati diriku sebagai yang terakhir dalam segala
hal.
Setelah mengetahui pilihan Allah, aku menjawab, seperti yang kalian
ketahui, tetapi sungguh sulit untuk naik ke martabat ke mana aku dipanggil.
Anak-anak kecil, adakah kalian mengerti dukacita pertamaku yang aku bicarakan
ini? Renungkanlah mengenainya, berilah Bundamu sukacita besar dalam menjunjung
kesahajaan yang begitu aku junjung tinggi bahkan melebihi keperawananku. Ya,
aku dulu dan sekarang adalah hamba dari Dia kepada siapa segala sesuatu dapat
dimohonkan, dan aku menerimanya hanya karena penyerahan diriku setara dengan
kasihku.
Engkau bersuka, ya Tuhan, dalam meninggikan aku kepada-Mu, dan aku
bersuka menerimanya oleh sebab ketaatanku berkenan kepada-Mu. Tetapi Engkau
tahu bagaimana aku berduka karenanya, dan duka yang sama itu sekarang ada di
hadapan-Mu, memohon terang bagi anak-anak ini, yang Engkau kasihi dan yang aku
kasihi. Aku adalah hamba, wahai anak-anakku, dan seperti itu terjadi padaku,
biarlah sekarang, tanpa ragu, terjadilah pada kalian segala yang Tuhan
kehendaki!
Kesediaanku memberikan kepada Tuhan jawaban yang akan memperolehkan bagi
manusia jalan kepada Penebusan, dan di dalamnya digenapilah kata-kata yang
mengagumkan itu: “Inilah seorang Perawan yang akan mengandung dan melahirkan
seorang Putra yang akan dinamai Imanuel.”
Kesediaan untuk menjadi Bunda Imanuel, melibatkan pemberian diriku kepada
Putra Allah dengan suatu cara begitu rupa di mana BundaNya akan memberikan
dirinya sendiri kepada-Nya, sebelum Kemanusiaan Yesus terbentuk dalam aku. Itulah
sebabnya mengapa pemberian diriku adalah akibat dari Rahmat, dan juga sebab
bagi Rahmat. Dan yang terlebih penting untuk diketahui adalah bahwa Tuhan
adalah sebab yang terutama; namun demikian, perlu ditegaskan bahwa kesediaanku
bertindak dalam rancangan Rahmat adalah sebab yang menyertai.
Mereka menyebutku Co-Redemptrix (= Penebus Serta) karena dukacita yang
aku derita; tetapi aku memang Co-Redemptrix, bahkan sebelumnya, oleh sebab
pemberian diri yang aku lakukan melalui Gabriel. Oh, Putra ilahiku! Betapa
besar kehormatan yang hendak Engkau berikan kepada BundaMu sebagai kompensasi
atas dukacita dahsyat yang aku derita dalam menaikkan diri ke martabat sebagai
BundaMu!
Kalian, anak-anak kecil, buta dalam dunia, tetapi ketika kalian melihat,
hal-hal yang mengagumkan akan menjadi pembangkit sukacita kalian bagiku. Kalian
akan melihat betapa persatuan antara kemuliaan dan kerendahan hati ada di sini
di mana Yesusku adalah matahari yang tak pernah tersembunyi. Kalian akan
melihat bagaimana bijaksananya suatu rancangan dilaksanakan melalui
penyangkalan diriku, hingga ke tingkat tersembunyi.
Tetapi sekarang, dengarkanlah aku. Sementara keibuanku mulai berlangsung,
aku harus berbicara kepada beberapa dari orang-orang yang aku kasihi mengenai
kehormatan yang telah aku terima dan aku melakukannya dengan menyembunyikan
sebanyak mungkin. Aku menangisi kemenangan atas penyangkalan diri tinggal
tersembunyi dalam Allah sebab Allah Sendiri harus dipermuliakan dalam aku.
Namun demikian, segera saja aku bersukacita mengetahui bahwa aku dikenali
sebagai seorang ibunda di antara begitu banyak perempuan. Jiwaku bersukacita
sebab Hamba Tuhan, yang sedapat mungkin menghendaki hanya kerendahan hati,
diinjak-injak di hadapan dunia. Ketika Yosef bersembunyi, aku tidak sedih, aku
sungguh bersukacita. Janganlah katakan bahwa aku menderita pada waktu itu,
sebab tidaklah benar demikian.
Demikianlah bagaimana Tuhan memuaskan kerinduanku akan kerendahan hati.
Inilah kompensasi Tuhan atas kesediaanku menjadi Bunda Allah: dianggap sebagai
seorang perempuan jalang. Puteri, pelajarilah pegetahuan akan kasih, belajarlah
untuk menjunjung tinggi kerendahan hati yang suci, dan janganlah takut sebab
kerendahan hati adalah suatu keutamaan yang bersinar dengan cahaya yang
kemilau.
Tidak ada masalah bagiku ketika perkawinan dilangsungkan. Aku tahu
bagaimana nantinya dan aku tidak takut apapun. Sungguh, Tuhan memberikan kepada
mereka yang memberikan diri seutuhnya kepada-Nya, suatu tempat yang sempurna
dalam situasi-situasi yang paling tidak menentu, seperti yang tengah aku
hadapi: Aku dipaksa oleh kewajiban manusia untuk menikahi seorang laki-laki,
bahkan meski aku tahu bahwa aku hanya dapat menjadi milik Allah.
Aku menanggung begitu banyak penderitaan di bumi! Aku yakinkan kalian,
tidaklah mudah menjadi Bunda yang Mahatinggi. Namun demikian, tidak juga dapat
disebut sulit apa yang dilakukan demi maksud dan tujuan yang paling suci dan
demi menyenangkan Tuhan. Ingatlah itu!
Adakah pernah terpikir oleh kalian apa yang menyebabkan dukacitaku yang paling
mendalam pada Malam Kudus itu di Betlehem? Kalian mengacaukan pikiran kalian
dengan kandang, dengan palungan, dan dengan kepapaan. Aku katakan kepada
kalian, sebaliknya, aku melewatkan malam itu dalam ekstasi penuh akan Putraku.
Dan meski aku harus melakukan apa yang dilakukan oleh setiap ibu kepada anaknya
yang kecil, aku tidak meninggalkan ekstasiku, sukacitaku. Jadi, satu-satunya
hal yang menyebabkanku berduka pada malam kasih itu adalah melihat penderitaan
Yosefku yang malang dalam mencarikan sebuah tempat bernanung, tempat apapun
itu, bagiku. Sadar akan apa yang akan terjadi dan Siapa yang akan datang ke
dunia, suamiku terkasih, yang melihatku bingung, menjadi berduka dan aku sangat
bersimpati padanya. Kemudian, kami dipenuhi dengan sukacita dan kami lupa akan
segala kekhawatiran.
Kami mengungsi ke Mesir dan semua yang mungkin, telah dikatakan mengenai
hal ini, meski sebagian orang memusatkan permenungan mereka lebih pada
kepenatan dalam perjalanan dari pada kecemasan seorang ibunda yang tahu bahwa
ada padanya harta pusaka paling berharga di Surga dan di Bumi.
Kemudian tinggal di Nazaret, Yesus kecil bertumbuh besar penuh daya hidup
dan, pada masa itu, Ia jarang dan nyaris tak pernah membuat kami khawatir.
Setiap ibunda tahu bagaimana rasanya berharap bagi kesehatan anaknya sendiri,
dan bagaimana suatu hal yang amat remeh tampak sebagai suatu awan yang hitam
kelam. Putraku melewati segala epidemi dan penyakit kanak-kanak pada masa itu.
Sama seperti setiap ibunda, aku tak dapat kebal terhadap kekhawatiran-kekhawatiran
yang ditanggung hati seorang ibunda.
Tetapi, suatu hari datanglah awan yang amat hitam kelam yang menyelimuti
pesta cahaya Bunda Allah. Awan hitam kelam itu adalah kehilangan Yesus…. Tak
seorang penyair pun seorang ahli jiwa dapat membayangkan Maria kala ia
mengetahui bahwa ia kehilangan Putra yang dipujanya dan tiada kabar berita
mengenai-Nya hingga tiga hari kemudian…. Anak-anak kecil, janganlah terkejut
akan kata-kataku, aku mengalami kekalutan yang terdahsyat sepanjang hidupku. Kalian
tidak cukup merenungkan kata-kataku ini: “Nak, bapa-Mu dan aku mencarimu selama
tiga hari. Mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Tuhan-ku,
sekarang sementara aku berbicara kepada anak-anak terkasih ini, aku tak dapat
berhenti memuliakan Engkau. Engkau yang menyembunyikan diri demi membuat kami
merasakan sukacita menemukan Engkau. Oh! Dengan cara lain bagaimanakah dapat
mungkin mengetahui kemanisan segelas penuh madu yang dicurahkan ke dalam jiwa
sementara jiwa memeluk Allah-nya?
Kalian lihat, aku juga menceritakan kepada kalian mengenai sukacitaku;
tetapi bukanlah tanpa alasan aku menceritakannya dan menjalin bersama sukacita
dengan dukacita. Tariklah manfaat, sebaik mungkin, dari segala yang terjadi.
Tuhan bersembunyi agar ditemukan. Sebagian orang mengenali kebenaran ini,
lainnya yang berpikir mengenai kesedihan hebat atas kehilangan Yesus, melakukan
segalanya demi menemukan-Nya. Janganlah kalian tinggal diam dan dikuasai duka.
Bundamu hendak menyelamatkanmu dari berkutat dengan begitu banyak hal
yang masih akan dikatakan. Pertama, ada hal-hal yang tidak pernah dimaklumkan
dan, karenanya, belum dipahami. Kedua, dengan mengetahuinya, kalian akan
bergabung denganku dalam permenungan-permenungan sengsara dan dukacita. Di
samping itu, segala yang dikehendaki Yesusku, telah dikatakan tanpa ada
pertentangan apapun.
Adakah kalian pikir aku melewatkan kehidupan keluarga kami dengan damai
di Nazaret? Memang damai dalam keutamaan selaras dengan kasih Tuhan. Tetapi
dari pihak makhluk-makhluk ciptaan, ada begitu banyak masalah!
Cara hidup kami yang unik, diperhatikan orang; dan sebagai akibatnya kami
dijadikan bahan olok-olok orang banyak. Aku dianggap berlebihan karena
kenyataan bahwa apabila Yesus meninggalkan rumah, aku tak dapat membendung
airmataku, dan Yesus kerap kali pergi. Yosef ditertawakan seolah ia adalah
budak Yesus dan budakku. Apakah gerangan yang dapat dimengerti dunia? Kami
menyerahkan segala penyelenggaraan kepada Dia yang tinggal di antara kita, yang
dipuja dalam segala gerak laku-Nya.
Betapa Anak itu sungguh seorang Putra yang terkasih; lebih tampan dari
samudera, lebih bijak dari Salomo, dan lebih kuat dari Simson. Segenap para ibu
pastilah akan suka mengambil-Nya daripadaku; begitulah daya tarik yang
menyertai-Nya. Mereka yang berpikiran sempit melindungiku dengan
penilaian-penilaian yang menenangkan; tetapi, mereka tidak membiarkan kritik
lepas dari bapa yang tak kenal lelah, yang mereka anggap tunduk pada isterinya
yang setia namun pencemburu. Semua orang tahu akan perilakuku, tetapi mereka
semua menganggapnya sebagai perilaku yang tak patut dan mementingkan diri
sendiri.
Inilah, anak-anak kecilku, yang tidak diketahui. Ini terjadi antara dunia
yang tak dapat melihat pun mengerti, dengan BundaNya yang Tersuci. Yesus
tinggal diam, tanpa membesarkan hatiku, sebab Bunda Allah harus melalui
pencobaan, yakni, sebagai seorang perempuan di antara banyak orang yang
pendapat-pendapatnya tidak pantas diperhitungkan.
Kagumilah Kebijaksanaan Tuhan dalam hal-hal ini dan temukanlah makna ilahinya,
yang memadukan keluhuran teragung dengan ujian-ujian yang terlebih menyakitkan
dalam hubungannya dengan keluhuran yang demikian, sebab setiap jurang menuntut
jurang yang lain dan setiap kedalaman menuntut kedalamannya.
Saat perpisahan telah tiba; saat Yesus bertindak. Dengan itu, hari yang
menakutkan akan kepergian-Nya dari Nazaret telah tiba.
Yesus telah berbicara secara panjang lebar kepadaku mengenai misi-Nya dan
buah-buah yang akah diperoleh bagi-Nya dan bagi semua orang; Ia telah membuatku
mencintainya sebelumnya. Itulah sebabnya, perlu bagi kami untuk berpisah,
bahkan meski hanya untuk waktu yang singkat…. Ia menyampaikan salam perpisahan,
mencium kami, dan pergi menyongsong misi-Nya sebagai guru umat manusia. Tetapi,
kepergian-Nya tidaklah lolos dari perhatian orang di dusun kecil di mana Yesus
begitu dikasihi.
Ada gerak-laku kasih, berkat dan, sebab mereka tidak tahu mengenai hal
baik yang akan dilakukan Yesus, orang-orang yang tak berpendidikan tetapi murah
hati ini menganggapnya sebagai suatu kerugian.
Dan aku, di antara begitu banyak ungkapan kasih, bagaimanakah perasaanku?
Limpah ruah kasih dicurahkan atasku, tetapi Ia tidak berlambat barang semenit
pun dalam kepergian-Nya. Yesusku tahu apa yang menanti-Nya setelah pewarta-Nya.
Ia telah megatakan kepadaku begitu banyak kali dan begitu sering mengenai
kemunafikan kaum Farisi dan yang lainnya. Dan sekarang kalian melihat-Nya
pergi, seorang diri tanpaku, guna menunaikan mandat-Nya; tanpaku yang
merawat-Nya tumbuh dewasa dengan kehangatan kasih hatiku; tanpaku yang
memuja-Nya seperti tiada pernah seorang pun akan memuja-Nya!
Di kemudian hari aku menyusul-Nya. Aku menemukan-Nya kala Ia sedang
dikerumuni oleh begitu banyak orang hingga tidaklah mungkin bagiku untuk
menemui-Nya. Dan Ia, sungguh Putra Allah, memberikan kepada BundaNya suatu
jawaban yang agung luhur seluhur kebijaksanaan-Nya, tetapi jawaban itu menusuk
hati keibuanku hingga menembusi dari satu sisi ke sisi yang lain. Ya, aku
memahami-Nya sepenuhnya, namun demikian itu tidak membebasanku dari dukacita.
Terhadap hubungan manusia, Ia menjawab dengan hubungan Ilahi di mana aku
termasuk di dalamnya, itu benar; namun demikian, tanggapan orang-orang lain
menyakiti hatiku.
Tikaman pertama diikuti dengan sukacita melihat kebesaran-Nya, melihat-Nya
dihormati, dipuja, dan dikasihi orang banyak; dan segera saja luka ini pun
pulih kembali.
Aku berkelana bersama-Nya, terpesona oleh pengetahuan-Nya, terhibur oleh
pengajaran-pengajarannya, dan aku tiada pernah lelah mengasihi dan
mengagumi-Nya.
Kemudian terjadilah perselisihan pertama-Nya dengan kaum Sanhedrin [=
Mahkamah Agama]. Mukjizat terjadi: mukjizat yang menyulut begitu banyak
kekacauan dalam benak imam-imam Yahudi yang congkak. Ia dibenci, dianiaya,
dimata-matai, dan dicobai. Sementara aku? Aku tahu semuanya dan sejak dari saat
itu, dengan tangan terkedang, aku mempersembahkan holocaust [= kurban bakaran]
Putraku, penyerahan DiriNya, dan kematian-Nya yang keji dan ngeri ke dalam
tangan-tangan kasih Bapa. Aku sudah tahu mengenai Yudas; aku tahu pohon mana
yang kayunya akan diambil untuk Salib Putraku.
Kalian tidak akan dapat membayangkan tragedi terdalam yang aku lalui
bersama Yesusku, agar Penebusan dapat digenapi.
Telah aku katakan sebelumnya: Co-redemptrix. Untuk ini, dukacita biasa
tidaklah cukup. Dibutuhkan suatu persatuan yang terlebih intim dengan
sengsara-Nya yang dahsyat agar segenap umat manusia dapat ditebus. Jadi,
sementara aku berkelana dari satu kota ke kota lain bersama-Nya, aku menjadi
semakin dan semakin paham mengenai jeritan patah hati yang diluahkan Putraku
sepanjang begitu banyak malam tanpa tidur yang Ia lewatkan dalam doa dan
meditasi. Di hadapanku, setiap keadaan benak-Nya dinyatakan dan sungguh,
Kalvariku dan Salibku telah dimulai pada waktu itu.
Begitu banyak beban pemikiran menambah dukacitaku dari hari ke hari sebab
aku adalah BundaNya dan Bunda kalian! Begitu banyak dosa, segala dosa-dosa;
begitu banyak derita, segala penderitaan; begitu banyak duri, segala onak duri;
Yesus tidak sendirian. Ia tahu itu, dan Ia merasakannya. Ia melihat BundaNya
dalam persatuan yang terus-menerus dengan-Nya. Ia menderita karenanya, terlebih
lagi, karena bagi-Nya penderitaanku adalah penderitaan-Nya yang terberat.
Putraku, Putraku yang kupuja, andai saja para putera dan puteri ini tahu
akan apa yang terjadi pada waktu itu antara Engkau dan aku!…
Dan saat holocaust tiba sesudah kemanisan Perjamuan Malam Paskah. Dan
sesudah itu, aku harus menggabungkan diri kembali dengan orang banyak. Aku,
yang mengasihi dan memuja-Nya dengan suatu cara yang unik, harus dijauhkan
dari-Nya. Adakah kalian mengerti, wahai anak-anakku?
Aku tahu bahwa Yudas sedang mengambil langkah-langkah pengkhianatan,
tetapi tiada suatupun yang dapat kulakukan; aku tahu bahwa Yesus mencucurkan
keringat Darah di Taman, tetapi tiada suatupun yang dapat kulakukan bagi-Nya.
Kemudian, mereka menangkap-Nya, menistakan-Nya, dan menjatuhkan hukuman mati
keji atas-Nya.
Tak dapat kuceritakan semuanya kepada kalian. Hanya dapat aku katakan
bahwa Hatiku bergolak dalam kegelisahan yang terus-menerus, suatu wadah
kepahitan, ketidakpastian yang terus-menerus, suatu tempat sengsara, kepenatan
dan dukacita. Dan segenap jiwa-jiwa yang kemudian akan sesat? Dan segala simoni
dan penyelewengan-penyelewengan sakrilegi?
Wahai anak-anak dari dukacitaku! Jika sekarang kepada kalian diberikan
rahmat untuk menderita bagiku, maka berkatilah dengan sungguh-sungguh Dia yang
memberikannya kepada kalian, dan kurbankanlah diri kalian dengan tanpa ragu.
Kalian berpikir mengenai keagunganku, anak-anakku terkasih. Itu membantu
kalian untuk merenungkannya; tetapi, dengarkanlah aku: janganlah kalian
memikirkan aku, melainkan pikirkanlah Dia. Aku lebih suka dilupakan, jika itu
mungkin! Persembahkanlah segenap cinta kasih kalian kepada Dia, kepada Yesusku,
kepada Yesus kalian, kepada Yesus, kekasih kalian dan kekasih hatiku.
Demikianlah, anak-anak kecil, dukacita Hatiku adalah sebilah pedang yang
terus-menerus menembusi jiwaku, hidupku. Aku merasakannya, sementara Yesus
tidak. Ia menghiburku dengan Kebangkitan-Nya, ketika sukacitaku yang meluap
sekonyong-konyong memulihkan segala luka-luka berdarah dalam diriku. “Putraku,”
terus-menerus aku mengulang. Mengapakah begitu berduka? BundaMu di dekat-Mu.
Tak cukupkah kasihku? Berapa banyak kali aku menghibur-Mu dalam kesedihan-Mu?
Dan sekarang, tak dapatkah BundaMu memberi-Mu sedikit kelegaan? Ya Bapa dari
Yesusku, aku tak menghendaki suatupun lebih dari yang Engkau kehendaki. Engkau
tahu itu; tetapi tengoklah kalau-kalau sengsara yang begitu dahsyat itu dapat
diberi sedikit kelegaan. Bunda dari PutraMu yang memohon ini dengan sangat
daripada-Mu.
Dan sekarang di Kalvari, aku mengajukan protes: “Allah-ku, kembalikanlah
mata itu, di mana aku memuja terang yang Engkau tanamkan di dalamnya sejak hari
Engkau memberikan-Nya kepadaku! Allah Bapa, lihatlah kengerian dalam wajah
kudus itu! Tidakkah Engkau dapat setidak-tidaknya menghapuskan begitu banyak
Darah? Ya Bapa dari Putraku, Ya Mempelai kekasihku, ya Engkau Sendiri, Sabda
yang menghendaki kemanusiaan dariku! Kiranya doa dari tangan-tangan yang
terkedang ke surga dan di bumi dapat menjadi permohonan-Nya dan kesediaanku!
Lihatlah, ya Tuhan, ke tingkat mana Dia yang Engkau kasihi telah
direndahkan! BundaNya ini yang memohon dengan sangat kepada-Mu untuk
meringankan begitu banyak dukacita. Setelah sedikit waktu lagi, aku akan
tanpa-Nya. Dengan demikian kaulku, yang aku persembahkan dari lubuk hatiku
ketika di Bait Allah, akan digenapi sepenuhnya. Ya, aku akan tinggal seorang
diri, tetapi ringankanlah sengsara-Nya tanpa perlu mempedulikan sengsaraku….”