"Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Wednesday, February 13, 2013

KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS



PASSIO


Refleksi Yesus mengenai misteri Sengsara-Nya
dan nilainya bagi Penebusan.


“Maka kata mereka kepada-Nya: `Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.' Kata Yesus kepada mereka: `Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.'” (Yohanes 6:34-35)

“Maka kata Yesus kepada mereka: `Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.'” (Yohanes 6:53-54)

“Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” (Yohanes 6:55-57)

“Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” (Yohanes 6:58)



INILAH KISAH SENGSARA YESUS KRISTUS  SEBAGAI  PENEBUS DOSA MANUSIA





PERJAMUAN MALAM TERAKHIR


Marilah kita sekarang masuk ke dalam kisah Passio-Ku…. Kisah yang akan mendatangkan kemuliaan bagi Bapa dan kekudusan bagi jiwa-jiwa terpilih lainnya….

Malam sebelum Aku dikhianati adalah malam penuh sukacita karena Perjamuan Malam Paskah, inaugurasi Perjamuan Abadi di mana manusia akan duduk makan menyantap DiriKu.

Andai Aku bertanya pada umat Kristiani, “Bagaimanakah pendapat kalian mengenai Perjamuan ini,” pasti banyak yang akan mengatakan bahwa inilah tempat sukacita mereka, tetapi sedikit saja yang akan mengatakan bahwa ini adalah sukacita-Ku…. Ada jiwa-jiwa yang menyambut Komuni, bukan demi sukacita yang mereka alami, melainkan demi sukacita yang Aku rasakan; sedikit sekali mereka, sebab sisanya yang lain hanya datang kepada-Ku untuk memohon berkat dan rahmat.

Aku memeluk segenap jiwa-jiwa yang datang kepada-Ku sebab Aku datang ke Dunia demi memperluas Kasih dengan mana Aku memeluk mereka. Dan karena kasih tidak bertumbuh kembang tanpa penderitaan, sedikit demi sedikit Aku mengambil kemanisan itu, membiarkan jiwa-jiwa dalam kekeringan. Dengan demikian, mereka berpuasa dari sukacita mereka sendiri demi membuat mereka mengerti bahwa fokus mereka seharusnya pada suatu kerinduan yang lain: DIRIKU.

Mengapakah kalian berbicara mengenai kekeringan seolah kekeringan adalah suatu tanda akan berkurangnya Kasih-Ku? Lupakah kalian bahwa andai Aku tidak memberikan kebahagiaan, kalian harus merasakan kekeringan dan lain-lain penderitaan kalian?

Datanglah kepada-Ku jiwa-jiwa, tetapi ketahuilah bahwa hanya Aku yang menghendaki segalanya dan yang mendorong kalian untuk mencari-Ku. Seandainya saja kalian tahu betapa Aku sangat menghargai kasih yang tidak mementingkan diri dan bagaimana hal itu akan dikenali di Surga! O, betapa jiwa yang memilikinya akan bersukacita!

Belajarlah dari-Ku, jiwa-jiwa terkasih, mengasihi hanya demi menyenangkan Dia yang mengasihi kalian…. Kalian akan mendapati kemanisan, dan jauh lebih banyak dari apa yang kalian tinggalkan; kalian akan menikmati begitu banyak dari apapun yang Aku buat kalian mampu lakukan. Aku-lah yang mempersiapkan Perjamuan. Aku-lah santapannya! Jadi, bagaimanakah mungkin Aku mempersilakan kalian duduk di meja-Ku dan membiarkan kalian berpuasa? Aku menjanjikan kepada kalian bahwa barangsiapa makan Aku, ia tidak akan lapar lagi…. Aku memberikan Diri-Ku seperti itu demi mengungkapkan Kasih-Ku kepada kalian. Dengarkanlah apa yang dikatakan para imam-Ku, sebab mereka menggunakan perjamuan Paskah ini untuk menghantar kalian kepada-Ku, tetapi janganlah berhenti pada apa yang manusiawi, jika demikian kalian akan meniadakan tujuan lain dari perjamuan ini.

Tak seorang pun dapat mengatakan bahwa Perjamuan-Ku telah menjadi santapan mereka apabila mereka hanya mengalami kemanisan…. Bagi-Ku, kasih bertumbuh kembang sebanyak mereka menyangkal diri.

Banyak imam-imam yang demikian sebab Aku ingin menjadikan mereka pelayan-pelayan-Ku, bukan karena mereka sungguh mengikuti Aku…. Berdoalah bagi mereka! Hendaknyalah mereka mempersembahkan kepada BapaKu kesedihan yang Aku rasakan ketika di Bait Allah Aku membalikkan meja-meja para pedagang dan Aku mengecam para pelayan pada masa itu oleh sebab mengubah rumah Allah menjadi suatu perserikatan pencetak uang.

Ketika mereka mempertanyakan kepada-Ku dengan kuasa apakah Aku melakukan hal itu, Aku merasakan suatu kepedihan yang bahkan terlebih mendalam dalam membuktikan bahwa penyangkalan paling dahsyat atas Misi-Ku berasal tepat dari para pelayan-Ku.

Sebab itu, berdoalah bagi para imam yang memperlakukan Tubuh-Ku dengan perasaan rutinitas dan, karenanya, dengan sangat sedikit kasih.

Kalian akan segera mengetahui bahwa Aku harus menyampaikan ini kepada kalian sebab Aku mengasihi kalian dan karena Aku menjanjikan pengampunan segala siksa dosa sementara bagi mereka yang berdoa bagi imam-imam-Ku. Tidak akan ada Api Penyucian bagi mereka yang menangisi imam-imam yang suam-suam kuku, melainkan mereka akan segera menuju Firdaus setelah hembusan napas terakhir mereka.

Dan sekarang, ijinkanlah Aku memelukmu lagi agar engkau menerima hidup yang, dengan sukacita tak terhingga, Aku jadikan engkau bagian darinya.

Malam itu dengan Kasih yang tak terhingga, Aku membasuh kaki para Rasul-Ku sebab itulah saat puncak untuk menghadirkan Gereja-Ku ke dunia.

Aku ingin jiwa-jiwa-Ku mengetahui bahwa bahkan meski mereka mungkin terhimpit oleh dosa-dosa terberat sekalipun, mereka tidak dikecualikan dari rahmat. Mereka bersama dengan jiwa-jiwa-Ku yang paling setia; mereka ada dalam Hati-Ku menerima rahmat-rahmat yang mereka butuhkan.

Aku merasakan kepiluan yang mendalam pada saat itu mengetahui, diwakili Yudas, Rasul-Ku, bahwa ada begitu banyak jiwa berkumpul di kaki-Ku dan dibasuh begitu banyak kali dengan Darah-Ku, namun mereka tetap sesat! Pada saat itu, Aku hendak mengajarkan kepada para pendosa bahwa hanya karena mereka telah berdosa, tidak sepatutnya mereka menjauhkan diri dari-Ku dengan berpikir bahwa tak ada lagi jalan dan bahwa mereka tidak akan pernah dikasihi sebanyak sebelum mereka berdosa. Jiwa-jiwa yang malang! Ini bukanlah perasaan Tuhan yang telah mencurahkan segenap Darah-Nya bagi kalian. Datanglah kepada-Ku kalian semua dan janganlah takut, sebab Aku mengasihi kalian. Aku akan membasuh kalian dengan Darah-Ku dan kalian akan menjadi seputih salju. Aku akan membenamkan dosa-dosa kalian ke dalam air Kerahiman-Ku dan tak ada lagi yang akan dapat merenggut Kasih-Ku kepada kalian dari Hati-Ku.

Kekasih-Ku, Aku tidak memilih engkau dengan sia-sia, tanggapilah pilihan-Ku itu dengan murah hati. Setia dan teguhlah dalam iman. Lemah-lembut dan rendah-hatilah agar yang lain mengenali kebesaran kerendahan hati-Ku.


YESUS BERDOA DI TAMAN





Tak seorang pun sungguh percaya bahwa Aku mencucurkan keringat darah malam itu di Getsemani, dan sedikit yang percaya bahwa Aku menderita sengsara jauh lebih hebat pada jam-jam itu daripada saat Penyaliban. Lebih menyakitkan sebab dengan jelas dinyatakan kepada-Ku bahwa dosa-dosa setiap orang dijadikan dosa-Ku dan bahwa Aku harus bertanggung jawab atas masing-masingnya. Dengan demikian Aku, meski tanpa dosa dan suci, harus mempertanggung-jawabkannya kepada Bapa seolah Aku sungguh bersalah atas ketidakjujuran dan atas segala ketidakmurnian yang dilakukan oleh kalian, saudara-saudara-Ku. Kalian tidak menghormati Tuhan yang menciptakan kalian untuk menjadi alat-alat keagungan Penciptaan dan tidak untuk menyimpang dari kodrat yang dianugerahkan kepada kalian dengan tujuan untuk secara perlahan-lahan menggunakan kodrat itu untuk menghantar kalian melihat gambaran murni akan Aku, Pencipta kalian.   

Sebab itu, Aku dijadikan penyamun, pembunuh, pezinah, pendusta, seorang yang cemar, penghujat, pemfitnah dan pemberontak terhadap Bapa yang senantiasa Aku kasihi.

Tepat karena perbedaan yang kontras ini antara Kasih-Ku kepada Bapa dan Kehendak-Nya yang menyebabkan Aku mencucurkan keringat darah. Tetapi, Aku taat hingga akhir dan demi Kasih kepada semua orang, Aku membalut DiriKu Sendiri dengan kesalahan-kesalahan agar Aku dapat melakukan Kehendak BapaKu dan menyelamatkan kalian dari kebinasaan abadi.

Renungkanlah betapa jauh terlebih dahsyat dari sengsara manusia yang Aku derita pada malam itu dan, percayalah, tak seorang pun dapat meringankan penderitaan yang sedemikian sebab, sebaliknya, Aku malahan melihat bagaimana masing-masing dari kalian berupaya untuk menjadikan kematian-Ku keji pada setiap saat sengsara itu ditimpakan kepada-Ku karena pelanggaran-pelanggaran yang hukumannya telah Aku bayar lunas. Aku rindu kalian mengetahui sekali lagi betapa Aku mengasihi segenap umat manusia pada jam Aku ditinggalkan dan menanggung derita yang tak terperi….


YESUS MENETAPKAN EKARISTI KUDUS



Kerinduan agar segenap jiwa-jiwa dibasuh ketika mereka menyambut-Ku dalam Sakramen Cinta Kasih, mendorong-Ku untuk membasuh kaki para Rasul-Ku. Aku juga melakukannya untuk mewakili Sakramen Tobat, di mana jiwa-jiwa malang yang jatuh ke dalam dosa, dapat membasuh diri dan memulihkan kembali kemurnian mereka yang hilang.

Dengan membasuh kaki mereka, Aku hendak mengajarkan kepada jiwa-jiwa yang mengemban tanggung-jawab apostolik untuk merendahkan diri dan memperlakukan dengan lemah lembut para pendosa dan segenap jiwa yang dipercayakan kepada mereka.

Aku mengikatkan kain pada pinggang-Ku Sendiri untuk mengajarkan kepada mereka bahwa, agar dapat berhasil dengan jiwa-jiwa, orang harus mengikat dirinya dengan matiraga dan penyangkalan diri.

Aku ingin mereka belajar untuk saling menaruh belas kasihan dan bagaimana kesalahan-kesalahan yang mereka dapati dalam diri sesama hendaknya disingkirkan, menutupi kesalahan-kesalahan itu dan senantiasa memaafkan tanpa pernah menyebarkan kesalahan-kesalahan mereka. Air yang Aku curahkan atas kaki para Rasul-Ku adalah cerminan dari semangat yang membakar Hati-Ku dalam merindukan keselamatan manusia.

Pada saat itu Kasih yang Aku rasakan bagi manusia sungguh tak terbatas dan Aku tak mau meninggalkan mereka sebagai yatim piatu…. Agar dapat tinggal bersama kalian hingga akhir waktu dan menunjukkan Kasih-Ku kepada kalian, Aku rindu menjadi napas kalian, hidup kalian, penopang kalian, segalanya bagi kalian! Kemudian Aku melihat segenap jiwa-jiwa yang, seturut berjalannya waktu, akan diberi makan dengan Tubuh-Ku dan Darah-Ku, dan Aku melihat segala dampak ilahi yang akan dihasilkan santapan ini dalam banyak jiwa-jiwa….

Darah yang tak bernoda itu akan membangkitkan kemurnian dan keperawanan dalam banyak jiwa-jiwa; dalam jiwa-jiwa yang lain, Darah itu akan menyalakan api kasih dan semangat yang berkobar. Banyak martir Kasih berkumpul pada jam itu di hadapan mata-Ku dan dalam Hati-Ku! Banyak jiwa-jiwa lainnya, setelah melakukan banyak dosa berat dan dilemahkan oleh kuasa hawa nafsu, akan datang kepada-Ku untuk memperbaharui kekuatan mereka dengan Roti kekuatan!

Betapa Aku ingin menyatakan perasaan-perasaan Hati-Ku kepada segenap jiwa-jiwa! Betapa Aku rindu mereka mengetahui Kasih-Ku kepada mereka di Senakel pada waktu Aku menetapkan Ekaristi Kudus. Tak seorang pun dapat menembus perasaan-perasaan dalam Hati-Ku pada saat-saat itu - perasaan kasih, sukacita, kelembutan…. Tetapi, lebih besar pula dukacita yang meliputi Hati-Ku.

Adakah kalian mungkin tanah yang baik bagi pembangunan suatu bangunan yang indah? Ya dan tidak…. Ya, karena karunia-karunia yang Aku anugerahkan kepada kalian sejak lahir; tidak, karena cara kalian mempergunakan karunia-karunia itu. Adakah kalian pikir bahwa tanah kalian memiliki proporsi yang sesuai bagi struktur bangunan yang akan Aku dirikan? O, betapa tiada pantas! Kendati segala unsur yang berlawanan yang ada dalam diri kalian, perhitungan-Ku tidak akan pernah meleset sebab adalah keahlian-Ku untuk memilih yang tak layak, bagi tujuan yang Aku tetapkan sendiri. Aku tidak pernah salah, sebab Aku mempergunakan ketrampilan seorang seniman dan kasih. Aku membangun dengan aktif tanpa kalian menyadarinya. Keinginan kalian sendiri untuk mengetahui apa yang sedang Aku lakukan, berguna bagi-Ku untuk membuktikan kepada kalian bahwa kalian tak dapat melakukan atau mengetahui suatupun tanpa Aku menghendakinya…. Waktunya untuk bekerja, janganlah bertanya apapun kepada-Ku sebab ada yang memikirkanmu.

Aku hendak menceritakan kepada jiwa-jiwa-Ku sengsara dan derita hebat yang meliputi Hati-Ku malam itu. Meski besar sukacita-Ku dalam menjadi Santapan Ilahi bagi jiwa-jiwa dan Sahabat manusia hingga akhir waktu, dan melihat betapa banyak yang akan menghaturkan kepada-Ku sembah sujud, kasih dan silih, besar pula kesedihan yang menyebabkan-Ku mengkontemplasikan segenap jiwa-jiwa yang akan menelantarkan-Ku di Tabernakel dan banyak jiwa-jiwa yang akan meragukan kehadiran-Ku dalam Ekaristi Kudus.

Oh, betapa banyak jiwa-jiwa cemar, kotor dan koyak karena dosa yang akan harus Aku masuki! Dan bagaimana Daging dan Darah-Ku yang dicemarkan akan menjadi penyebab bagi kebinasaan begitu banyak jiwa! Kalian tidak akan dapat memahami cara dengan mana Aku mengkontemplasikan segala sakrilegi, pelanggaran-pelanggaran, dan kekejian hebat yang akan dilakukan terhadap-Ku… begitu banyak jam-jam yang akan harus Aku lewatkan seorang diri dalam Tebenakel-tabernakel. Begitu banyak malam-malam yang panjang! Begitu banyak manusia yang akan menolak panggilan kasih yang ditujukan kepada mereka.

Demi kasih kepada jiwa-jiwa, Aku tinggal sebagai tawanan dalam Ekaristi Kudus, agar dalam kesedihan dan penderitaan kalian dapat pergi menghibur diri dengan Hati yang paling lemah lembut dari segala hati, dengan Bapa dari segala bapa, dengan Sahabat yang paling setia. Tetapi Kasih itu, yang disantap bagi kebaikan manusia, tidak mendapatkan balasan.

Aku tinggal di antara orang-orang berdosa untuk menjadi keselamatan dan hidup mereka, dokter dan obat; namun mereka, sebaliknya, kendati kodrat mereka yang sakit, menjauhkan diri dari-Ku. Mereka menolak dan mencemooh Aku.

Anak-anak-Ku, orang-orang berdosa yang malang! Janganlah menjauhkan diri dari-Ku. Aku menanti kalian siang dan malam dalam Tabernakel. Aku tidak akan mencela kejahatan-kejahatan kalian; Aku tidak akan melemparkan dosa-dosa kalian di wajah kalian. Apa yang akan Aku lakukan adalah membasuh kalian dengan Darah dari luka-luka-Ku. Janganlah takut, datanglah kepada-Ku. Kalian tidak tahu betapa Aku mengasihimu.

Dan kalian, jiwa-jiwa terkasih, mengapakah kalian dingin dan acuh tak acuh terhadap Kasih-Ku? Aku tahu bahwa kalian harus memenuhi kebutuhan keluarga kalian, rumah kalian, dan dunia yang terus-menerus memanggil kalian. Tetapi, tidakkah kalian memiliki sedikit waktu saja untuk datang dan membuktikan kasih dan syukur kalian kepada-Ku? Janganlah biarkan begitu banyak kekhawatiran yang tak berguna menarik kalian; sisihkanlah sedikit dari waktu kalian untuk mengunjungi Tawanan Cinta. Jika tubuh kalian sakit, tidak dapatkah kalian meluangkan sedikit waktu untuk mencari seorang dokter guna menyembuhkanmu? Datanglah kepada Dia yang dapat memberi kalian kekuatan dan kesehatan jiwa. Berilah sedekah kasih kepada Pengemis Ilahi ini, yang memanggilmu, yang merindukanmu, dan yang menantikanmu.

Kata-kata ini akan menghasilkan dampak realita besar dalam jiwa-jiwa. Mereka akan mengabdikan diri pada keluarga-keluarga, sekolah-sekolah, kongregasi-kongregasi religius, rumah-rumah sakit, penjara-penjara, dan banyak jiwa-jiwa akan berserah diri pada Kasih-Ku. Kesedihan-ku yang terbesar datang dari jiwa-jiwa para imam dan biarawati.

Pada saat Aku menetapkan Ekaristi Kudus, Aku melihat segenap jiwa-jiwa pilihan yang akan dihidupi dengan Tubuh dan Darah-Ku dan dampak-dampak yang dihasilkan atas mereka.

Bagi sebagian jiwa, Tubuh-Ku akan menjadi obat bagi kelemahan mereka. Bagi sebagian lainnya, api yang akan berhasil mengatasi penderitaan mereka, membakarnya dengan kasih. Ah!.... Jiwa-jiwa itu yang berkumpul di hadapan-Ku akan menjadi suatu taman yang amat luas di mana setiap tanaman akan menghasilkan bunga yang berbeda, tetapi semuanya menyenangkan-Ku dengan harum mereka. Tubuh-Ku akan menjadi matahari yang menghidupkan mereka kembali. Aku akan datang kepada sebagian untuk dihibur, kepada yang lain untuk bersembunyi, dan kepada yang lainnya Aku akan beristirahat. Andai saja kalian tahu, jiwa-jiwa terkasih, betapa mudahnya menghibur, menyembunyikan dan memberikan istirahat kepada Tuhan.

Tuhan ini, yang mengasihi kalian dengan Kasih tak terhingga setelah membebaskan kalian dari belenggu dosa, telah menanamkan dalam diri kalian rahmat tiada tara panggilan religius. Ia telah membawa kalian dengan suatu cara yang misterius ke dalam taman kesukaan-Nya. Tuhan ini, Penebus kalian, telah menjadi Mempelai kalian. Ia Sendiri yang menghidupi kalian dengan Tubuh-Nya yang begitu suci, dan dengan Darah-Nya; Ia melegakan dahaga kalian. Dalam Aku, kalian akan mendapatkan istirahat dan kebahagiaan.

Wahai, puteri kecil! Mengapakah begitu banyak jiwa, setelah dilimpahi begitu banyak rahmat dan perhatian, harus menjadi sumber kesedihan yang begitu rupa dalam Hati-Ku? Tidakkah Aku senantiasa sama? Adakah Aku telah berubah bagi kalian? …. Tidak! Aku tidak akan pernah berubah, dan Aku akan mengasihi kalian dengan kesukaan dan kelembutan hingga akhir.

Aku tahu kalian penuh kemalangan, tetapi ini tidak akan menjauhkan kalian dari pandangan-Ku yang paling lemah lembut dan Aku menanti kalian dengan penuh harap, tidak hanya untuk meringankan kemalangan-kemalangan kalian, melainkan juga untuk memenuhi kalian dengan rahmat berkat-Ku.

Jika Aku meminta kasihmu, janganlah menolaknya bagi-Ku. Sungguh, amatlah mudah mengasihi Dia yang adalah Kasih itu sendiri. Jika Aku meminta sesuatu yang berharga dari kodrat kalian, Aku memberi kalian sekaligus rahmat dan kekuatan yang diperlukan agar kalian dapat menjadi penghiburan-Ku. Ijinkanlah Aku masuk ke dalam jiwa-jiwa kalian dan, jika kalian tiada mendapati di dalamnya sesuatupun yang layak bagi-Ku, katakanlah kepada-Ku dengan penuh kerendahan hati dan kepercayaan: “Tuhan, Engkau dapat melihat buah yang dihasilkan pohon ini. Datanglah, dan katakanlah kepadaku apa yang harus aku lakukan, agar sejak dari sekarang pohon ini dapat menghasilkan buah yang Engkau kehendaki.”         

Jika jiwa mengatakan ini kepada-Ku dengan suatu kerinduan yang sungguh untuk membuktikan kasihnya, Aku akan menjawab: “Jiwa terkasih, ijinkanlah Aku untuk mengolah kasihmu….”

Adakah engkau tahu buah-buah yang akan engkau peroleh? Kemenangan atas karaktermu akan memperbaiki pelanggaran-pelanggaran; akan menjadi silih bagi kesalahan-kesalahanmu. Jika engkau tidak marah apabila engkau dikoreksi dan engkau menerimanya dengan suka hati, engkau akan mendatangkan perubahan dalam jiwa-jiwa yang dibutakan oleh kesombongan, yang akan merendahkan diri mereka dan memohon pengampunan.

Inilah apa yang akan Aku lakukan dalam jiwamu jika engkau mengijinkan-Ku untuk berkarya dengan leluasa. Taman tidak akan tumbuh subur seketika, tetapi engkau akan memberikan penghiburan besar kepada Hati-Ku.

Semuanya ini lewat di hadapan-Ku sementara Aku menetapkan Ekaristi dan Aku berkobar-kobar dalam kerinduan untuk menghidupi jiwa-jiwa. Aku tidak akan tinggal di Bumi untuk hidup bersama makhluk-makhluk sempurna, melainkan Aku akan menopang yang lemah dan menghidupi anak-anak.… Aku akan membuat mereka bertumbuh, memperkuat jiwa-jiwa mereka dan beristirahat dalam kemalangan-kemalangan mereka, dan kerinduan-kerinduan baik mereka akan menghibur-Ku.

Tetapi di antara jiwa-jiwa pilihan-Ku ada jiwa-jiwa yang menyebabkan kedukaan-Ku. Adakah mereka semua bertekun? Inilah jeritan duka yang keluar dari Hati-Ku; inilah erangan yang Aku ingin jiwa-jiwa mendengarnya.

Kasih Abadi mencari jiwa-jiwa yang dapat mengatakan hal-hal baru mengenai kebenaran-kebenaran lama yang telah dikenal. Kasih yang tak terhingga rindu menciptakan dalam pelukan kemanusiaan suatu pengadilan Kerahiman yang murni, bukan Keadilan. Itulah sebabnya mengapa pesan-pesan ini dilipatgandakan di segenap penjuru dunia. Barangsiapa memahaminya akan mengagumi karyanya, mendapatkan manfaat darinya, dan membantu yang lain untuk mendapatkan manfaat darinya pula. Barangsiapa tidak memahaminya, tetap akan menjadi budak roh yang mati dan dikutuk. Kepada jiwa-jiwa ini Aku melontarkan kata-kata kutukan-Ku, sebab mereka menghalangi Karya Ilahi-Ku dan mereka menjadi kaki tangan Iblis.

Ketika mereka mengutuk, menutupi, dan menahan apa yang datang bukan dari sekedar makhluk ciptaan, melainkan dari sang Pencipta, kecerdasan mereka menghasilkan tekanan atas akal budi mereka yang kekanak-kanakan. Kepada mereka yang Aku sebut yang kecil, Aku menyingkapkan pengetahuan-Ku, yang sebaliknya, Aku sembunyikan dari mereka yang sombong.

Jiwa, ijinkanlah Aku mencurahkan DiriKu atasmu. Jadilah katup Hati-Ku sebab selalu ada orang yang menahan Kasih-Ku….


YESUS MELAKUKAN KEHENDAK BAPA




Dari Passio-Ku, di atas segalanya Aku ingin kalian merenungkan kepahitan yang disebabkan oleh pengenalan-Ku akan dosa-dosa, yang menggelapkan akal budi manusia, menghantarnya pada penyelewengan. Hampir selalu dosa-dosa ini diterima sebagai buah dari kecenderungan alami yang, katanya, tak dapat dilawan oleh kehendak diri sendiri. Sekarang ini, banyak yang hidup dalam dosa berat, mempersalahkan orang-orang lain atau takdir, tanpa kemungkinan melepaskan diri dari dosa. Aku melihat ini di Getsemani dan Aku tahu akan kejahatan besar yang akan harus ditanggung jiwa-Ku. Begitu banyak yang sesat seperti itu dan betapa Aku menderita bagi mereka!

Karenanya, dengan teladan-Ku membasuh kaki mereka dan menjadi Makanan mereka, Aku mengajarkan kepada para Rasul-Ku untuk saling mendukung satu sama lain. Waktunya telah tiba bagi Putra Allah yang menjadi Manusia dan Penebus umat manusia, di mana Ia akan menumpahkan Darah-Nya dan menyerahkan Nyawa-Nya bagi dunia.

Pada saat itu Aku rindu untuk berada dalam doa dan menyerahkan DiriKu pada Kehendak BapaKu…. Pada saat itulah Kehendak-Ku sebagai manusia menaklukkan penolakan alami atas sengsara hebat yang disediakan bagi-Ku oleh Bapa Kita, yang seperti kalian lihat jauh lebih menderita dibandingkan Aku Sendiri. Kemudian, di antara jiwa-jiwa sesat itu, Aku mempersembahkan Jiwa-Ku Sendiri demi memulihkan apa yang telah menjadi rusak. Kemahakuasaan-Ku dapat melakukan segalanya, tetapi Aku menghendaki ketiadaan, dan ketiadaan ini, Aku Sendiri yang mempersembahkannya dengan Kasih yang tak terbatas.

Passio-Ku … betapa suatu jurang kepahitan tanpa dasar di mana ia menceburkan diri!

Betapa amat kelirunya ia yang yakin bahwa ia memahaminya, namun hanya memikirkan sengsara dahsyat Tubuh-Ku.

Puteri-Ku, telah Aku sediakan bagimu penglihatan-penglihatan lain akan tragedi-tragedi paling dalam yang Aku alami dan yang rindu Aku sharingkan kepadamu sebab engkau adalah salah seorang dari mereka yang diberikan Bapa kepada-Ku di Taman.

Jiwa-jiwa terkasih, belajarlah dari Teladan kalian bahwa satu-satunya hal yang perlu, bahkan meski kodrat kalian memberontak, adalah mempersembahkan dirimu sendiri dengan rendah hati dan berserah diri demi menggenapi Kehendak Allah.

Aku juga hendak mengajarkan kepada jiwa-jiwa bahwa segala tindakan yang penting haruslah dipersiapkan dan disemangati kembali dengan doa. Dalam doa, jiwa diperkuat dalam menghadapi hal-hal yang paling sulit dan Tuhan berbicara dengan jiwa, memberinya nasehat, dan mengilhaminya bahkan meski jiwa tidak menyadarinya.

Aku mengasingkan diri ke Taman bersama tiga dari antara Murid-murid-Ku, untuk mengajarkan kepada mereka bahwa ketiga Kuasa jiwa hendaknya menyertai dan menolong mereka dalam doa.

Ingatlah, dari benak kalian, manfaat-manfaat ilahi, kesempurnaan Allah: Kebaikan-Nya, Kuasa-Nya, Kerahiman-Nya, dan Kasih-Nya kepada kalian. Sesudah itu, lihatlah dengan pemahaman mengenai bagaimana menanggapi perbuatan-perbuatan ajaib yang telah Ia lakukan bagi kalian…. Melalui doa, dalam retret dan keheningan, ijinkanlah kehendak kalian digerakkan untuk melakukan terlebih banyak dan terlebih baik bagi Tuhan, dan untuk mengabdi bagi keselamatan jiwa-jiwa, entah dengan sarana karya apostolik kalian atau dengan cara hidup kalian yang bersahaja dan tersembunyi.

Rebahkanlah diri kalian [= prostratio] dengan rendah hati sebagai makhluk-makhluk ciptaan di hadapan Pencipta mereka, dan muliakanlah rancangan-Nya atas kalian, apapun itu, dengan mempersembahkan kehendak kalian pada Yang Ilahi.

Dengan cara ini Aku mempersembahkan DiriKu Sendiri untuk menggenapi karya penebusan dunia. Ah! Betapa saat itu ketika Aku merasakan segala sengsara itu atas-Ku, sengsara yang akan Aku tanggung dalam Passio-Ku: fitnah, cerca, dera, tendangan, Mahkota Duri, dahaga, Salib….

Semua itu berlalu di hadapan mata-Ku pada saat yang sama derita dahsyat itu menyayat Hati-Ku; pelanggaran-pelanggaran, dosa-dosa, kekejian yang akan dilakukan seturut berjalannya waktu. Dan tidak saja Aku melihatnya, melainkan Aku merasa dihimpit dengan segala kengerian itu, dan dalam keadaan inilah Aku mempersembahkan DiriKu Sendiri kepada Bapa SurgawiKu demi memohon Belas Kasihan.     

Puteri kecil-Ku, Aku mempersembahkan DiriKu sebagai sekuntum bunga bakung demi menenangkan amarah-Nya dan meredakan murka-Nya. Namun demikian, dengan begitu banyak kejahatan dan begitu banyak dosa, kodrat manusiawi-Ku mengalami suatu sakrat maut hingga tahap mencucurkan keringat darah.

Adakah mungkin sengsara ini dan Darah ini sia-sia belaka bagi begitu banyak jiwa? … Kasih-Ku adalah sumber Passio-Ku. Jika Aku tidak menghendakinya, siapakah gerangan yang akan dapat menyentuh-Ku? Aku menghendakinya dan dalam menggenapinya, Aku menanggungkan yang paling keji di antara manusia.    

Sebelum sengsara, Aku tahu dalam DiriKu segala derita dan Aku dapat mengevaluasinya sepenuhnya. Tetapi kemudian, ketika Aku menghendaki menderita, di samping segala pengetahuan dan penilaian penuh, Aku memiliki perasaan manusiawi atas segala sengsara. Aku menanggung semuanya.

Berbicara mengenai Passio-Ku, Aku tak dapat mengungkapkannya secara terlebih mendetail. Di lain waktu Aku telah melakukannya dan kalian tak dapat memahaminya. Karena kodrat manusiawi kalian, kalian tidak dapat mulai memahami tingkat kedahsyatan sengsara yang Aku derita.

Ya, Aku menerangi kalian, tetapi Aku tinggal dalam batas yang tak dapat kalian lampaui. Hanya kepada BundaKu seorang Aku menyingkapkan segala sengsara-Ku, itulah sebabnya ia berduka jauh lebih dahsyat dari siapapun.

Tetapi, pada hari ini dunia akan tahu lebih banyak dari yang telah Aku ijinkan hingga saat ini, sebab BapaKu menghendakinya demikian. Karena alasan itu, seberkas kasih tumbuh subur dalam Gereja-Ku sebab segala peristiwa silih berganti yang membawa-Ku dari Taman ke Kalvari. Lebih dari kepada siapapun juga, Aku menyatakan Passio-Ku kepada mereka terkasih yang ada bersama-Ku di Taman. Mereka dapat menceritakan sesuatu yang akan mengubah pemikiran para peziarah pada masa kini. Dan jika mereka dapat, hendaknyalah mereka melakukannya. Itulah sebabnya mengapa engkau harus menuliskan segala yang Aku katakan kepadamu, puteri kecil, bagimu dan bagi banyak orang lain, demi penghiburan bagi jiwa-jiwa dan demi Kemuliaan Tritunggal Mahakudus yang menghendaki agar sengsara-Ku di Getsemani diketahui.

Jiwa-Ku berduka hingga ajal. Sementara duka atas kondisi jasmani yang tidak baik dapat mengakibatkan kematian, Aku mengalami dukacita rohani, yang terdiri atas ketiadaan sama sekali pengaruh ilahi dan adanya kepiluan yang menyayat hati akan sebab-musabab Passio-Ku.

Dalam RohKu, yang berduka hingga ajal, muncul segala macam alasan yang mendorong-Ku untuk membawa Kasih ke bumi. Yang terutama adalah pelanggaran-pelanggaran terhadap sengsara ilahi-Ku sebagai manusia, namun dengan kesadaran sebagai Allah. Kalian tidak akan dapat menemukan penderitaan macam ini sebab manusia yang berdosa mengerti, dengan terang-Ku, bagian yang berhubungan dengannya dan banyak kali, dengan tidak sempurna, ia tidak melihat seperti apa dosa itu di hadapan-Ku. Oleh karena itu, jelaslah bahwa hanya Tuhan yang dapat mengetahui beratnya suatu pelanggaran yang dilakukan terhadap-Nya.

Namun demikian, manusia sepatutnya dapat mempersembahkan pengetahuan penuh, penderitaan sejati, dan tobat kepada Allah, dan Aku akan membiarkan manusia melakukannya bilamana ia menghendaki. Aku melakukan ini sesungguhnya dengan mempersembahkan pengetahuan-Ku yang telah berkarya dalam DiriKu, manusia, seorang manusia yang menanggung pelanggaran-pelanggaran terhadap Allah.

Inilah kehendak-Ku: bahwa melalui Aku, pendosa yang bertobat akan mempunyai cara untuk mempersembahkan kepada Tuhan-nya pengetahuan akan pelanggaran yang telah dilakukannya, dan bahwa Aku, dalam Keilahian-Ku, juga akan menerima pengetahuan penuh akan apa yang telah ia lakukan terhadap-Ku.

Cukuplah untuk hari ini, engkau tidak tahu betapa engkau telah menghibur-Ku apabila engkau memberikan dirimu kepada-Ku dengan penyerahan diri sepenuhnya…. Tidak setiap hari Aku dapat berbicara kepada jiwa-jiwa…. Ijinkanlah Aku menyampaikan kepadamu, untuk mereka, rahasia-rahasia-Ku!… Ijinkanlah Aku mempergunakan hari-harimu siang dan malam!

Aku berduka hingga ajal sebab Aku dapat melihat di mana-mana timbunan besar pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Dan jika untuk satu pelanggaran Aku mengalami suatu kematian yang tak terperi, seberapakah yang akan harus Aku alami untuk gabungan dari segala macam pelanggaran? “Jiwa-Ku berduka hingga ajal.…” suatu dukacita yang menyebabkan lenyapnya segala kekuatan dalam DiriKu; suatu dukacita yang berpusat dalam Aku yang Ilahi, di mana berkumpul himpunan kesalahan-kesalahan dan kebusukan jiwa-jiwa yang dirusakkan oleh segala macam kejahatan. Karena alasan itu, Aku pada saat yang sama adalah sekaligus sasaran dan anak panah - sebagai Tuhan, sasaran; dan sebagai manusia, anak panah. Segera setelah Aku menanggungkan segala dosa ke atas DiriKu, Aku menghaturkan diri di hadapan BapaKu sebagai satu-satunya pelanggar. Tidak akan ada dukacita yang terlebih dahsyat dari ini, dan Aku menghendaki untuk menanggung semuanya, demi Kasih kepada Bapa dan demi Belas Kasihan kepada kalian semua.

Jika tidak menaruh perhatian pada masalah ini, manusia akan merenungkan dengan sia-sia makna dari kata-kata ini, yang mencakup segala hakekat-Ku sebagai Tuhan dan Manusia. Lihatlah Aku dalam tahanan roh yang teramat besar ini. Tidakkah Aku layak mendapatkan cinta jika Aku bergulat dan menderita sengsara begitu hebat? Tidakkah Aku layak mendapati makhluk-makhluk ciptaan berharap pada-Ku sebagai andalan mereka, mengetahui bahwa Aku memberikan DiriKu sepenuhnya tanpa menahan sedikitpun? Minumlah kalian semua dari sumber kebaikan-Ku yang tiada habis-habisnya. Minumlah! Aku persembahkan kepada kalian segenap penderitaan-Ku di Taman; serahkanlah penderitaan kalian kepada-Ku, segenap penderitaan kalian. Aku hendak menjadikan penderitaan kalian suatu rangkaian bunga violet, yang keharumannya terus-menerus ditujukan pada Keilahian-Ku.

“Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah Cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah Kehendak-Ku, melainkan Kehendak-Mu-lah yang terjadi.” Aku katakan ini dalam puncak kepahitan, ketika beban yang ditanggungkan atas-Ku telah menjadi begitu dahsyat hingga JiwaKu mendapati dirinya dalam kegelapan yang tak terperi. Aku mengatakannya kepada Bapa sebab, dengan mengenakan segala kesalahan itu, Aku menghadirkan DiriKu di hadapan Bapa sebagai satu-satunya pendosa melawan Dia, yang segala Keadilan Ilahi-Nya dilaksanakan. Dan perasaan direnggut dari Keilahian-Ku, hanya kemanusiaan-Ku saja yang tampak di hadapan-Ku.

Ambillah Cawan ini dari pada-Ku, ya Bapa-Ku, Cawan teramat pahit yang Engkau sodorkan di hadapan-Ku, dan yang Aku terima demi Kasih kepada-Mu ketika Aku datang ke dunia ini. Aku telah sampai pada tahap di mana Aku bahkan tidak lagi mengenali DiriKu Sendiri. Engkau, ya Bapa, yang mengasihi Aku, telah menjadikan dosa sebagai warisan-Ku dan ini menjadikan kehadiran-Ku di hadapan-Mu menjadi tak tertahankan. Kedurhakaan umat manusia telah Aku ketahui, tetapi bagaimanakah Aku akan dapat bertahan melihat DiriKu seorang diri? Ya TuhanKu, berbelaskasihanlah atas kesendirian hebat yang harus Aku tanggung. Mengapakah Engkau bahkan hendak meninggalkan Aku? Jika demikian, bantuan apakah yang akan dapat Aku temukan dalam keterasingan yang sedemikian rupa? Mengapakah Engkau juga menyerang-Ku seperti ini pula? Ya, Engkau merenggut Aku daripada-Mu. Aku merasa bagai turun ke suatu jurang yang sedemikian hingga Aku bahkan tak mengenali tangan-Mu dalam situasi yang begitu tragis itu. Darah yang mengucur dari Tubuh-Ku memberikan kesaksian kepada-Mu akan ketakberdayaan-Ku di bawah tangan-Mu yang penuh kuasa.

Demikianlah Aku berseru; Aku jatuh tersungkur. Tetapi kemudian Aku melanjutkan: Adillah, ya Bapa yang Kudus, bahwa Engkau memperlakukan-Ku seturut kehendak-Mu. Hidup-Ku bukanlah milik-Ku, melainkan milik-Mu sepenuhnya. Aku tak menginginkan Kehendak-Ku yang terjadi, melainkan Kehendak-Mu. Aku telah menerima kematiaan di Salib, Aku menerima juga seolah-olah kematian Keilahian-Ku.

Sungguh adil. Semuanya ini akan Aku persembahkan kepada-Mu dan, sebelum segala sesuatunya, Aku akan mempersembahkan kepada-Mu kurban bakaran Keilahian-Ku, yang mempersatukan Aku dengan Engkau. Ya, Bapa, dengan Darah yang Engkau lihat, Aku meneguhkan persembahan-Ku dan penerimaan-Ku: Kehendak-Mu-lah yang terjadi, bukan kehendak-Ku….


YESUS MENCARI MURID-MURID-NYA YANG TERTIDUR




Kendati segalanya, beban yang dahsyat dan kelelahan yang hebat, pula keringat Darah, Aku dihantam sedemikian rupa hingga ketika Aku pergi mencari para Rasul-Ku, Aku merasa sama sekali kehabisan tenaga.

Petrus, Yohanes, Yakobus! Di manakah gerangan kalian hingga Aku tidak melihat kalian siaga? Bangunlah, lihatlah Wajah-Ku, lihatlah bagaimana sekujur Tubuh-Ku gemetar dalam pencobaan yang Aku alami ini! Mengapakah kalian tidur? Bangunlah dan berdoalah bersama-Ku; Aku mencucurkan keringat Darah bagi kalian!

Petrus, murid pilihan-Ku, tidakkah engkau peduli terhadap Passio-Ku? … Yakobus, begitu banyak kali Aku telah memperlakukanmu secara istimewa, lihatlah Aku dan ingatlah Aku! Dan engkau Yohanes, mengapakah engkau membiarkan dirimu tenggelam dalam tidur bersama yang lain? Engkau dapat menanggung lebih daripada mereka…. Janganlah tidur, berjagalah dan berdoalah bersama-Ku!

Inilah apa yang Aku dapatkan: Aku mencari penghiburan, namun Aku malahan mendapatkan kesedihan yang terlebih memilukan. Mereka bahkan tidak bersama-Ku. Kemana lagikah Aku harus pergi? … Benar, BapaKu memberi-Ku hanya apa yang Aku minta, supaya penghakiman terhadap segenap umat manusia dapat ditimpakan atas-Ku. BapaKu, tolonglah Aku! Engkau dapat melakukan segala sesuatu; tolonglah Aku!

Aku berdoa lagi sebagai seorang manusia yang segala pengharapannya telah diputuskan dan yang rindu mendapatkan pengertian dan penghiburan dari atas. Tetapi, apakah yang dapat dilakukan BapaKu apabila Aku telah secara sukarela memilih untuk membayar lunas semuanya? Pilihan-Ku tidak berubah. Namun demikian, penolakan alamiah datang sampai pada tahap yang begitu dahsyat hingga kemanusiaan-Ku dikuasainya.

Lagi, Aku jatuh tersungkur dengan wajah mencium tanah sebab aib segala dosa kalian; lagi, Aku mohon kepada BapaKu untuk menjauhkan Cawan daripada-Ku. Tetapi Ia menjawab bahwa, jika Aku tidak minum darinya, maka akan seolah Aku tidak pernah datang ke dunia ini, dan Ia meminta-Ku untuk menghibur Diri sebab banyak makhluk ciptaan yang akan ikut ambil bagian dalam sakrat maut-Ku di Taman.

Aku menjawab: Ya Bapa, janganlah Kehendak-Ku yang terjadi, melainkan Kehendak-Mu. Malaikat ini telah meyakinkan-Ku akan Kasih-Mu; dan sukacita sekejap yang Engkau kirimkan kepada-Ku ini, telah mendatangkan kebajikan bahkan dengan penolakan alamiah-Ku. Berikanlah makhluk-makhluk ciptaan kepada-Ku; mereka yang Aku tebus. Engkau Sendiri-lah yang mengambil mereka sebab bagi-Mu Aku menerimanya. Aku ingin melihat-Mu puas. Aku persembahkan kepada-Mu segala sengsara-Ku dan Kehendak-Ku yang tak berubah, bahwa dalam kebenaran tidak bertentangan dengan kehendak-Mu, sebab Kita senantiasa Satu…. Bapa, Aku hancur binasa, namun dengan demikian Kasih Kita akan dikenali. Kehendak-Mu-lah yang terjadi, bukan Kehendak-Ku!

Lagi, Aku kembali untuk membangunkan Murid-murid-Ku, tetapi berkas-berkas sinar Keadilan Ilahi telah meninggalkan-Ku dalam keterpurukan yang mengerikan…. Mereka diliputi ketakutan kala mereka melihat-Ku bagai seorang gila, dan dia yang paling menderita adalah Yohanes. Aku diam … mereka terpaku…. Hanya Petrus yang memiliki keberanian untuk berbicara. Petrus yang malang, andai saja ia tahu bahwa sebagian sengsara-Ku diakibatkan olehnya.

Aku membawa serta ketiga sahabat-Ku agar Aku dapat beristirahat dalam mereka dan dalam kasih mereka, agar mereka dapat menolong-Ku dengan ikut ambil bagian dalam sengsara-Ku dan berdoa bersama-Ku…. Bagaimanakah akan dapat Aku gambarkan apa yang Aku rasakan kala Aku melihat mereka tertidur?

Betapa Hati-Ku berduka bahkan hingga hari ini dan, rindu mendapatkan kelegaan dalam jiwa-jiwa-Ku, Aku pergi kepada mereka dan mendapati mereka tertidur. Lebih dari sekali, ketika Aku hendak membangunkan mereka dan menyadarkan mereka, agar lepas dari kekhawatiran-kekhawatiran mereka, mereka menjawab-Ku, jika tidak dengan perkataan, dengan perbuatan, “Jangan sekarang, aku terlalu lelah; ada banyak hal yang harus aku kerjakan; tidak baik bagi kesehatanku; aku butuh sedikit waktu; aku butuh ketenangan.”

Aku mendesak dan dengan lembut berkata kepada jiwa: Janganlah takut. Jika demi Aku engkau mengorbankan istirahatmu, Aku akan mengganjarimu. Mari dan berdoalah bersama-Ku, hanya satu jam saja! Lihat, inilah saat di mana Aku membutuhkanmu! Jika engkau berhenti, tidakkah engkau sekarang akan ketinggalan? Berapa banyak kali Aku mendengar jawaban yang sama!

Jiwa yang malang, engkau tak sanggup berjaga satu jam saja bersama-Ku. Segera Aku akan datang dan engkau tidak akan mendengar Aku sebab engkau tertidur. Aku rindu menganugerahimu Rahmat, tetapi karena engkau tertidur, engkau tidak akan dapat menerimanya. Dan siapakah yang akan dapat menjamin bahwa kelak engkau akan mempunyai kekuatan untuk bangun ?… Mungkin karena tidak mendapatkan makanan, jiwamu akan lemah dan engkau tidak akan dapat keluar dari kelesuan itu.

Banyak jiwa-jiwa terkejut oleh kematian di tengah tidur yang pulas dan, di manakah dan bagaimanakah mereka terbangun?

Jiwa-jiwa terkasih, Aku juga hendak mengajarkan kepada kalian bagaimana tak berguna dan sia-sianya mencari penghiburan dalam makhluk ciptaan. Betapa sering mereka tertidur dan, bukannya mendapatkan kelegaan yang Aku cari dalam diri mereka, malahan Aku pergi dengan kepahitan sebab mereka tidak menanggapi kerinduan Kami pun kasih Kami.

Ketika Aku berdoa kepada BapaKu dan memohon pertolongan, jiwa-Ku yang berduka dan ditinggalkan menderita sakrat maut. Aku merasa dikuasai oleh beban paling ngeri dari kedurhakaan.

Darah yang memancar dari segenap pori-pori Tubuh-Ku dan yang dalam waktu singkat akan memancar keluar dari segala luka-luka-Ku, akan menjadi sia-sia bagi sejumlah besar jiwa-jiwa yang akan tersesat. Banyak yang akan menghinakan Aku dan banyak yang tidak akan mengenali Aku! Sebentar lagi Aku akan menumpahkan Darah-Ku bagi semua orang dan jasa-jasa-Ku akan diperuntukkan bagi masing-masing dari mereka. Darah Ilahi! Jasa-jasa yang tak terhingga! Namun demikian, tiada berguna bagi begitu banyak, banyak sekali jiwa-jiwa.

Tetapi pada waktu itu Aku telah sepenuhnya siap untuk menghadapi segala hal lainnya, dan Kehendak-Ku tunduk pada kegenapan Passio-Ku.

Wahai manusia, jika Aku menderita, sudahlah pasti tidak akan tanpa buah ataupun tanpa alasan. Buah-buah yang Aku peroleh adalah Kemuliaan dan Kasih. Sekarang terserah kalian, dengan bantuan-Ku, untuk menunjukkan kepada-Ku bahwa kalian mensyukuri karya-Ku.

Aku tidak pernah lelah! Datanglah kepada-Ku! Datanglah kepada Dia yang berkobar-kobar dalam Kasih kepada kalian dan Dia yang hanya tahu bagaimana memberikan kepada kalian Kasih sejati yang bertahta di Surga dan yang mengubah kalian sekarang di dunia.

Jiwa-jiwa yang mencicipi dahaga-Ku, minumlah dari Cawan kepahitan dan kemuliaan-Ku, sebab Aku berkata kepada kalian bahwa Bapa menghendaki mencadangkan beberapa tetes dari Cawan ini tepat untuk kalian. Pikirkanlah mengenai sedikit tetes yang diambil dari-Ku dan kemudian, jika kalian percaya, katakanlah kepada-Ku bahwa kalian tidak menghendakinya. Aku tidak menetapkan batasan dan demikian pula hendaknya kalian. Aku dihancurbinasakan tanpa belas kasihan. Demi kasih, sepatutnyalah kalian mengijinkan-Ku menghancurbinasakan kebanggaan dirimu.

Aku-lah Dia yang berkarya dalam diri kalian, sama seperti BapaKu berkarya dalam DiriKu ketika di Taman.

Aku-lah Dia yang memberikan penderitaan kepada kalian agar suatu hari kelak kalian dapat berbahagia. Taatlah senantiasa; taatlah dalam meneladani Aku sebab ini akan banyak membantu kalian dan akan sungguh menyenangkan Aku. Janganlah kehilangan suatupun, melainkan perolehlah kasih. Bagaimanakah mungkin Aku akan membiarkan jiwa-jiwa yang Aku kasihi menderita kehilangan yang sesungguhnya sementara mereka berusaha menunjukkan kasih kepada-Ku?

Aku menantimu. Aku senantiasa menanti dan Aku tidak akan lelah. Datanglah kepada-Ku; datanglah seperti apa adanya engkau, tak mengapa asalkan engkau datang. Maka engkau akan melihat bahwa Aku akan menghiasi kepalamu dengan perhiasan-perhiasan, dengan butiran-butiran Darah yang Aku curahkan di Getsemani - butiran-butiran itu adalah milikmu, jika engkau menghendakinya. Datanglah, jiwa, datanglah kepada Yesus yang memanggilmu.

Aku mengatakan: BapaKu; Aku tidak mengatakan: AllahKu. Inilah yang hendak Aku ajarkan kepadamu: apabila hatimu menderita begitu hebat, hendaklah engkau katakan “Bapa-ku” dan mohonlah penghiburan dari-Nya. Tunjukkanlah kepada-Nya penderitaanmu, ketakutanmu, dan dengan mengaduh ingatkanlah Dia bahwa kalian adalah anak-anak-Nya. Katakanlah kepada-Nya bahwa jiwamu tak lagi sanggup menanggungnya! Mohonlah dengan kepercayaan seorang kanak-kanak dan nantikanlah, sebab Bapa-mu akan menolongmu; Ia akan memberimu dan jiwa-jiwa yang percaya, kekuatan yang diperlukan untuk menghadapi pencobaan-pencobaanmu….

Inilah Cawan yang Aku terima dan Aku teguk hingga tetes terakhir. Semuanya demi mengajarkan kepada kalian, anak-anak terkasih, untuk tidak pernah lagi percaya bahwa penderitaan adalah sia-sia. Jika kalian tidak melihat hasilnya senantiasa dicapai, serahkanlah penghakimanmu dan ijinkanlah Kehendak Ilahi digenapi dalam diri kalian.

Aku tidak mundur. Sebaliknyalah, tahu bahwa di Tamanlah mereka akan menangkap-Ku, Aku tinggal di sana. Aku tak ingin melarikan diri dari para musuh-Ku….

Puteri-Ku, malam ini ijinkanlah Darah-Ku mengairi serta menguatkan akar-akar ketiadaanmu.


 YUDAS MENYERAHKAN YESUS




Setelah dihibur oleh utusan BapaKu, Aku melihat bahwa Yudas, dengan diikuti oleh mereka semua yang akan menangkap-Ku, sedang menghampiri-Ku. Ada pada mereka tali-temali, tongkat, dan batu.… Aku melangkah maju dan bertanya kepada mereka: “Siapakah yang kalian cari?” Sementara Yudas, dengan satu tangan ditumpangkan di atas pundak-Ku, mencium-Ku….

Begitu banyak jiwa telah menjual-Ku dan akan menjual-Ku demi kesenangan yang tak berharga, demi kenikmatan yang sekejap dan cepat berlalu…. Jiwa-jiwa malang, mereka yang mencari Yesus, seperti para prajurit itu.                                                                          

Jiwa-jiwa yang Aku kasihi; kalian, yang datang kepada-Ku dan menyambut-Ku dalam pelukan kalian, yang mengatakan kepada-Ku begitu banyak kali bahwa kalian mengasihi Aku … adakah kalian akan menyerahkan Aku setelah kalian menyambut-Ku? Di tempat-tempat yang kalian kunjungi ada batu-batu yang melukai-Ku, ada percakapan-percakapan yang menghinakan-Ku, dan kalian, yang telah menyambut-Ku hari ini telah kehilangan putih bersih Rahmat di sana.

Mengapakah jiwa-jiwa yang mengenal-Ku, menyerahkan-Ku dengan cara seperti ini sementara pada lebih dari satu kesempatan mereka membanggakan diri sebagai orang yang saleh dan mengamalkan belas kasihan? Segala hal yang sesungguhnya dapat membantu kalian mendapatkan jasa-jasa yang terlebih besar.... Apakah itu semua bagi kalian selain dari topeng untuk menutupi kejahatan kalian dalam menimbun harta di dunia?

Berjaga-jagalah dan berdoalah! Berjuanglah tanpa jemu dan janganlah biarkan kecenderungan-kecenderungan jahat dan cacat celamu menjadi kebiasaan.

Lihat, adalah penting memotong rumput setiap tahun dan jika mungkin bahkan sepanjang keempat musim. Kalian harus mengerjakan tanah dan membersihkannya. Kalian harus menjadikannya lebih baik dan memberikan perhatian untuk mencabuti ilalang-ilalang yang tumbuh di sana.

Kalian juga harus memberikan perhatian pada jiwa dengan tekun dan kalian wajib meluruskan kecenderungan-kecendurungan yang menyimpang.

Janganlah percaya bahwa jiwa yang menjual-Ku dan menyerahkan dirinya sendiri ke dalam dosa berat, memulainya dengan dosa berat. Pada umumnya dosa berat dimulai dengan sesuatu yang kecil: sesuatu yang disukai jiwa, suatu kelemahan, suatu persetujuan tak terucapkan, suatu kesenangan yang tidak dilarang namun tidak nyaman…. Dengan cara ini, jiwa mulai membutakan diri, jiwa pudar dalam Rahmat, hawa nafsu menguat, dan akhirnya, menaklukkan jiwa.

Pahamilah ini: jika menyedihkan menerima suatu perlawanan dan tak tahu terima kasih dari suatu jiwa, akan terlebih lagi menyedihkan jika perlawanan dan tak tahu terima kasih itu datang dari jiwa-jiwa terpilih yang paling Aku kasihi. Meski demikian, jiwa-jiwa lain dapat melakukan silih dan menghibur-Ku.

Jiwa-jiwa, kalian yang telah Aku pilih menjadi tempat peristirahatan-Ku, taman sukacita-Ku, Aku mengharapkan dari kalian terlebih lagi kelemahlembutan, kemurahan hati dan terlebih banyak kasih.

Aku mengharapkan kalian untuk menjadi balsam yang menyembuhkan luka-luka-Ku, untuk membersihkan Wajah-Ku yang dirusakkan dan dekil; untuk membantu-Ku memberikan terang kepada begitu banyak jiwa-jiwa yang buta, yang dalam kegelapan malam menawan-Ku dan membelenggu-Ku untuk menghantar-Ku ke kematian.

Janganlah tinggalkan Aku seorang diri…. Bangunlah dan datanglah, sebab para musuh-Ku datang segera!

Ketika para prajurit datang mendekat, Aku mengatakan: “Aku ini!” Kata-kata yang sama Aku ulang kepada jiwa yang hendak jatuh ke dalam pencobaan: “Aku ini,” masih ada waktu dan jika engkau mau, Aku akan mengampunimu. Dan daripada engkau mengikat-Ku dengan tali-temali dosa, Aku-lah Dia yang akan mengikatmu dengan ikatan Kasih.

Datanglah, Aku-lah Dia yang mengasihimu; Dia yang memiliki begitu banyak belas kasihan terhadap kelemahan-kelemahanmu; Dia yang dengan penuh harap menanti untuk menyambutmu dalam pelukan-Nya.

Episode penangkapan-Ku, apabila dicermati dengan seksama, memiliki banyak makna penting. Andai Petrus tidak menetakkan pedangnya kepada Malkhus, Aku tidak akan mempunyai kesempatan untuk menarik perhatian kalian pada cara yang Aku ingin kalian pergunakan dalam bertempur demi Aku.

Lalu, Aku menggunakan suatu peribahasa untuk menegur Petrus dan Aku memulihkan telinga Malkhus sebab Aku tidak suka kekerasan, sebab Aku adalah Tuhan kebebasan. Tetapi perhatikan, selain dari melakukan ini, Aku menyatakan kepada Petrus suatu kebulatan tekad agar Passio-Ku digenapi dan Aku membuatnya merenungkan kenyataan bahwa andai Aku menghendaki, maka Bapa akan membela-Ku dengan para Malaikat-Nya.

Lihatlah, betapa banyak hal dalam hanya satu episode saja? Tetapi yang utama tepatnya adalah pelajaran yang harus Aku sampaikan kepada kalian semua mengenai melawan para musuh kalian. Barangsiapa seperti Aku berlaku seperti ini: ia membiarkan dirinya dibawa ke mana mereka hendak membawanya, sebab ia akan beroleh kekuatan pada saat yang tak disangka-sangka oleh dunia (oleh manusia), oleh pengalaman manusia, dan oleh kelicikan cinta diri.

Tidak, barangsiapa seperti Aku akan tinggal dalam situasi di mana ia ditempatkan dan akan menerima kekuatan yang tak diketahuinya, namun yang jaya, untuk mengatasi para penganiayanya. Murid-Ku yang sejati melakukan hal-hal yang paling tidak mungkin tanpa sedikitpun menginterupsi rancangan-rancangan-Ku atasnya. Dunia menyenangkan diri dengan keistimewaan, dalam keunggulan, dan dalam menunjukkan superioritasnya. Inilah semangat yang telah Aku lawan dan taklukkan. Itulah sebabnya mengapa Aku katakan kepada kalian semua untuk mengenakan keberanian, sebab karena Aku telah menaklukkannya, dunia itu sekarang tak dapat melakukan suatupun untuk memutuskan persatuannya dengan-Ku asalkan kalian tidak mempersatukan diri dengannya. Sebaliknya, jika kalian mempersatukan diri dengan dunia, kalian akan harus menanggung konsekuensi dengan kesulitan ganda sebab karena Aku Sendiri menentang kemenangannya dengan senjata-senjata dunia, maka banyak kali kalian akan menentang dunia dan Aku - dunia karena kasihnya yang mementingkan diri sendiri, dan Aku karena Kasih yang murni, karena Kasih demi kebahagian kalian yang sesungguhnya.

Sebab itu, tidak akan ada serangan seperti tetakan Petrus ke telinga para lawan kalian tanpa sepenuhnya menerima Cawan yang Aku tawarkan kepada kalian. Suatu Cawan di mana kalian akan melihat Kehendak-Ku sebagaimana Aku melihat Kehendak BapaKu, ketika Aku bertanya kepada Petrus terkasih, “Tidakkah engkau ingin Aku minum dari Cawan ini yang diberikan BapaKu kepada-Ku?”

Senantiasa renungkanlah Passio-Ku, tetapi merasuklah secara mesra ke dalam Roh-Ku dan tangkaplah kesan bermanfaat dan yang mendorong kalian untuk meneladani Aku. Tentu saja, Aku adalah Dia yang melakukan hal-hal ini dalam diri kalian, tetapi kalian harus mendayagunakan diri kalian dan, kemudian, kalian akan mendapatkan apa yang Aku katakan.

Ah! Andai saja manusia dapat memahami aspek dari Passio-Ku ini! Betapa akan jauh terlebih mudah untuk menyerahkan dan menghidupkan kembali Nyawa-Ku!

Marilah, anak-anak-Ku, semuanya adalah masalah kasih, bukan yang lainnya. Kasih dan Karya-Ku yang ingin Aku genapi dalam diri kalian, dan agar kalian senantiasa mengasihi Aku dengan terlebih lagi. Berhentilah berpikir logis dengan cara manusia; bukalah pikiran kalian terhadap dunia-Ku, terhadap Dia yang Aku miliki bersama kalian. Ini sungguh penting!

Kalian adalah Milik-Ku karena tiga alasan: karena Aku menciptakan kalian dari ketiadaan; karena Aku menebus kalian; dan karena kalian akan menerima bagian dari Mahkota Kemuliaan-Ku. Itulah sebabnya mengapa kalian harus mencamkan bahwa Aku menaruh perhatian kepada kalian karena ketiga alasan ini, dan bahwa Aku tidak akan pernah dapat kehilangan minat pada mereka yang telah Aku ciptakan, selamatkan, dan yang bagi merekalah Kemuliaan-Ku.

Kalian dihantar ke jalan ini dan kalian harus menempuh seluruhnya. Sama seperti halnya Aku; hal ini tidak hanya baik bagi kalian, tetapi juga bagi banyak saudara-saudari kalian yang akan menerima Rahmat dan Hidup dari-Ku, melalui kalian.

Majulah, sebab Aku bersukacita di dalamnya; belajarlah, sebab Kasih rindu memilikimu sepenuhnya.

Aku melimpahkan Berkat-Ku, penuh dengan janji-janji, kepada kalian. Aku menganugerahkannya kepada kalian semua dengan kuasa yang Aku nikmati sebagai seorang manusia, kuasa yang adalah milik kalian, dan sukacita yang akan Aku hadiahkan dengan ganjaran, yang akan meneguhkan Kasih-Ku yang tak terbatas kepada kalian.

Waktu-Ku telah tiba; waktu di mana Aku harus menggenapi kurban, dan Aku menyerahkan DiriKu kepada para prajurit dengan kelemahlembutan seekor anak domba.


YESUS DIBAWA KE HADAPAN KAYAFAS




Aku dibawa ke hadapan Kayafas, di mana Aku diterima dengan ejekan dan cemooh. Salah seorang prajuritnya meninju pipi-Ku. Itulah pukulan pertama yang Aku terima, dan di dalamnya Aku melihat dosa berat pertama dari banyak jiwa-jiwa yang, setelah hidup dalam rahmat, melakukan dosa pertama itu…. Begitu banyak dosa-dosa lainnya mengikuti dosa pertama itu, yang bertindak sebagai suatu contoh agar jiwa-jiwa lain juga melakukannya.

Para Rasul-Ku meninggalkan-Ku dan Petrus tinggal bersembunyi di balik pagar, di antara para pelayan, mengamat-amati, tergerak oleh rasa ingin tahu.

Yang ada bersama-Ku hanyalah orang-orang yang berusaha menghimpun kejahatan melawan Aku, dakwaan-dakwaan yang selanjutnya membangkitkan murka hakim-hakim yang demikian keji. Di sana Aku melihat wajah-wajah dari segala roh-roh jahat, dari segala malaikat-malaikat jahat. Mereka mendakwa-Ku karena mengacaukan ketertiban, karena menjadi seorang penghasut dan seorang nabi palsu, karena menghojat dan mencemarkan hari Sabat. Dan para prajurit, terbakar oleh segala fitnah itu, berteriak-teriak dan mengancam-Ku.

Lalu, keheningan-Ku berontak, menggetarkan sekujur Tubuh-Ku. Di manakah gerangan kalian, Rasul-rasul dan murid-murid yang selama ini menjadi saksi atas Hidup-Ku, ajaran-ajaran-Ku, dan mukjizat-mukjizat-Ku? Dari mereka semua kepada siapa Aku berharap mendapatkan bukti kasih, tiada seorang pun yang tinggal untuk membela-Ku. Aku sendirian dikelilingi oleh prajurit-prajurit yang hendak melahap-Ku habis bagai serigala-serigala.

Renungkanlah bagaimana mereka memperlakukan-Ku dengan keji: seorang melayangkan tinjunya ke wajah-Ku, yang lain menyemburkan ludahnya yang menjijikkan kepada-Ku, yang lain memelintir kepala-Ku guna memperolok-Ku; yang lain mencabuti janggut-Ku; yang lainnya memilin lengan-lengan-Ku di antara cengkeramannya; yang lain menendang kelamin-Ku dengan lututnya, dan ketika Aku terjatuh, dua dari antara mereka menarik-Ku bangun dengan menjambak rambut-Ku.


PETRUS MENYANGKAL YESUS




Sementara Hati-Ku mempersembahkan diri untuk menanggung segala sengsara ini, Petrus, yang Aku sebut sebagai “Pemimpin dan Kepala Gereja” dan yang beberapa jam sebelumnya telah berjanji untuk mengikuti-Ku hingga wafat-Ku, menyangkal Aku dalam suatu tanggapan terhadap suatu pertanyaan sederhana yang ditanyakan kepadanya dan yang sesungguhnya dapat mendatangkan kesempatan baginya untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Dan sementara ketakutan mencekamnya terlebih hebat, ketika pertanyaan yang sama ditanyakan lagi kepadanya, ia bersumpah bahwa ia tidak pernah mengenal-Ku ataupun pernah menjadi murid-Ku. Ketika ditanya untuk ketiga kalinya, ia bahkan menjawab dengan umpatan ngeri.

Anak-anak kecil, ketika dunia menolak-Ku dan, berpaling kepada jiwa-jiwa terpilih-Ku, Aku mendapati DiriKu ditolak dan disangkal, tahukah kalian betapa dahsyat dukacita dan kepahitan dalam Hati-Ku?

Aku akan berkata kepada mereka seperti Aku berkata kepada Petrus: Jiwa, yang begitu Aku kasihi, tidakkah engkau ingat akan bukti-bukti kasih yang telah Aku berikan kepadamu? Adakah engkau telah lupa akan betapa banyak kali engkau berjanji kepada-Ku untuk setia dan membela-Ku?

Engkau tidak mempercayai dirimu sendiri sebab engkau sesat; tetapi, jika engkau datang kepada-Ku dengan kerendahan hati dan kepercayaan teguh, tanpa takut akan suatupun, engkau akan ditopang kuat.

Jiwa-jiwa, kalian yang hidup dengan dikelilingi begitu banyak mara bahaya, janganlah masuk ke dalam kesempatan-kesempatan dosa melalui keingintahuan yang sia-sia; waspadalah bahwa kalian dapat jatuh seperti Petrus.

Dan kalian, jiwa-jiwa yang bekerja dalam kebun anggur-Ku, jika kalian merasa tergerak oleh keingintahuan atau oleh kepuasan manusiawi, Aku katakan kepada kalian untuk segera menyingkir. Tetapi jika kalian bekerja demi ketaatan dan didorong oleh semangat yang berkobar bagi jiwa-jiwa dan bagi Kemuliaan-Ku, janganlah takut. Aku akan membela kalian dan kalian akan pergi dengan kemenangan.

Yang terkasih, Aku mendidikmu sedikit demi sedikit dan dengan banyak kesabaran. Aku terhibur dengan pemikiran mempunyai seorang murid yang memiliki hasrat belajar. Dengan demikian, Aku melupakan kelalaian dan kesalahan-kesalahanmu. Jika aku mencari nama-nama yang terindah dalam ciptaan untuk memanggilmu, janganlah takut. Mengapakah engkau menghentikannya? Kasih tiada mengenal batas.


YESUS DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA



Marilah kita melanjutkan kisah yang menyakitkan ini, yang akan engkau hantarkan ke sebanyak mungkin jiwa. Aku akan menerangi engkau dalam cara dengan mana hal itu akan dilakukan.

Ketika para prajurit menggiring-Ku sebagai tahanan, Petrus setengah bersembunyi di salah satu serambi terbuka di antara khalayak ramai. Tatapan mata kami bertemu; matanya menyiratkan kebingungan; hanya sepersekian detik, namun Aku mengatakan begitu banyak hal kepadanya!... Aku melihatnya menangis pilu karena dosanya dan dengan Hati-Ku, Aku berkata kepadanya: “Musuh berusaha menguasaimu, tetapi Aku tidak meninggalkan engkau. Aku tahu bahwa hatimu tidak menyangkal Aku. Bersiaplah untuk pertempuran yang akan datang, untuk pertempuran-pertempuran baru melawan kegelapan rohani dan persiapkanlah dirimu untuk menyampaikan kabar gembira. Selamat tinggal, Petrus.”

Berapa banyak kali Aku menatap ke dalam jiwa yang berdosa, tetapi adakah ia menatap-Ku juga? Tidak selalu tatapan mata kami bertemu. Berapa banyak kali Aku melayangkan pandangan kepada jiwa dan jiwa tidak melihat-Ku; ia tidak melihat Aku; ia buta…. Aku memanggilnya dengan namanya dan ia tiada menjawab Aku. Aku mengiriminya duka, derita, agar ia terbangun dari tidurnya, tetapi jiwa tak hendak bangun.

Jiwa-jiwa terkasih, jika kalian tidak menatap Surga, kalian akan hidup sebagai makhluk-makhluk yang tanpa tujuan. Angkatlah kepalamu dan renungkanlah Rumah yang menanti kalian. Carilah Tuhan-mu dan engkau akan senantiasa mendapati-Nya dengan mata-Nya tertuju kepadamu, dan dalam tatapan-Nya engkau akan mendapati damai dan hidup.

Renungkanlah Aku dalam penjara, di mana Aku melewatkan sebagian besar malam itu. Prajurit-prajurit datang untuk menghinakan-Ku dengan kata-kata dan perbuatan, mendorong-Ku, memukul-Ku, memperolok keadaan-Ku sebagai manusia.

Menjelang fajar, sesudah bosan mempermainkan-Ku, mereka menginggalkan-Ku seorang diri dalam keadaan terbelenggu dalam ruangan yang gelap, pengap dan berbau busuk, penuh tikus. Aku dibelenggu sedemikian rupa hingga Aku harus berdiri atau duduk di atas sebuah batu karang yang runcing yang mereka berikan kepada-Ku sebagai tempat duduk. Tubuh-Ku yang sakit segera kaku kedinginan. Aku terkenang akan beribu-ribu kali BundaKu membalut Tubuh-Ku, menyelimuti-Ku, kala Aku kedinginan … dan Aku menangis.

Sekarang marilah kita memperbandingkan Sanctuarium dengan penjara dan, di atas segalanya, dengan hati manusia. Dalam penjara, Aku melewatkan satu malam… berapa banyak malam yang Aku lewatkan dalam Sanctuarium?

Dalam penjara, prajurit-prajurit yang adalah para musuh-Ku menganiaya Aku; tetapi dalam Sanctuarium, Aku diperlakukan dengan buruk dan dihinakan oleh jiwa-jiwa yang memanggil-Ku Bapa. Dalam penjara Aku kedinginan, mengantuk, lapar, malu, sedih, kesakitan, kesepian dan ditinggalkan. Aku dapat melihat, dengan berlalunya waktu, betapa di begitu banyak Sanctuarium Aku dibiarkan tanpa mantol kasih. Begitu banyak hati yang dingin diperuntukkan bagi-Ku bagai batu karang dalam penjara!

Begitu banyak kali Aku dahaga akan kasih, dahaga akan jiwa-jiwa! Begitu banyak hari-hari Aku lewatkan dalam menantikan suatu jiwa untuk mengunjungi-Ku, menyambut-Ku dalam hatinya, sebab Aku telah melewatkan sepanjang malam sendirian dan memikirkan jiwa guna melegakan dahaga-Ku! Begitu banyak kali Aku lapar akan  jiwa-jiwa-Ku, akan kesetiaan mereka, akan kemurahan hati mereka!

Adakah mereka tahu bagaimana meredakan kerinduan ini? Apabila mereka harus mengalami suatu penderitaan, adakah mereka tahu mengatakan kepada-Ku: “Ini akan membantu meringankan dukacita-Mu, bersama-Mu dalam kesendirian-Mu”? Dan, oh! Jika setidak-tidaknya bersatu dengan-Ku dan sepanjang engkau menghibur Hati-Ku, engkau akan menanggung segala penderitaanmu dalam damai dan engkau akan dikuatkan.

Di penjara Aku merasa malu ketika Aku mendengar kata-kata ngeri yang diucapkan mengenai Aku, dan rasa malu yang sama muncul ketika di kemudian hari Aku mendapati kata-kata yang sama itu diucapkan kembali oleh jiwa-jiwa terkasih.

Ketika tangan-tangan yang kotor dan keji itu menampar wajah-Ku dan menghajar-Ku, Aku melihat bagaimana begitu banyak kali Aku akan ditampar dan dihajar oleh begitu banyak jiwa yang, tanpa menyucikan diri mereka dari dosa, tanpa membersihkan bait mereka dengan pengakuan dosa yang baik, menyambut-Ku dalam hati mereka. Dosa-dosa tetap itu akan terus-menerus menghajar-Ku.  

Ketika mereka hendak membuat-Ku bangkit dengan mendorong-Ku, sebab kehabisan tenaga dan sebab rantai yang membelenggu-Ku, Aku jatuh ke tanah. Aku melihat bagaimana begitu banyak jiwa-jiwa, yang membelenggu-Ku dengan rantai-rantai tidak tahu terima kasih, membiarkan-Ku jatuh di atas bebatuan, mempermalukan-Ku lagi dan memperpanjang kesebatangkaraan-Ku.

Jiwa-jiwa terpilih, renungkanlah Mempelai kalian yang dalam penjara. Renungkanlah Aku pada malam penuh sengsara ini dan renungkanlah bahwa sengsara ini diperpanjang dalam kesendirian-Ku di begitu banyak Sanctuarium, dalam keacuhan begitu banyak jiwa.

Jika engkau hendak memberikan bukti kasihmu kepada-Ku, bukalah hatimu agar Aku dapat menjadikannya penjara-Ku. Belenggulah Aku dengan rantai kasihmu. Balutlah Aku dengan kelembutanmu, berilah Aku makan dengan kebaikanmu. Legakanlah dahaga-Ku dengan semangat kasihmu. Hiburlah duka-Ku dan kesendirian-Ku dengan penyertaanmu yang setia. Lenyapkanlah aib-Ku dengan kemurnian dan ketulusan niatmu.

Jika engkau ingin Aku beristirahat dalam engkau, hindarkanlah pergolakan hasratmu, dan dalam keheningan jiwamu, Aku akan tidur dalam damai.

Sekali waktu engkau akan mendengar suara-Ku yang lemah lembut berkata kepadamu: Mempelai-Ku, sekarang setelah engkau menjadi tempat peristirahatan-Ku, Aku akan menjadi milikmu sepanjang kekekalan masa. Kepadamu, yang menyediakan bagi-Ku penjara hatimu dengan begitu banyak kasih dan bakti, Aku berjanji bahwa ganjaran-Ku tiada akan berbatas, dan kurban-kurban yang engkau lakukan bagi-Ku sepanjang hidupmu tidak akan membebanimu.


YESUS DIBAWA KE HADAPAN HERODES



Pilatus menitahkan agar mereka membawa-Ku ke hadapan Herodes…. Ia adalah seorang laki-laki malang yang rusak lakunya, yang hanya mengejar kesenangan, membiarkan diri dihantar pada hawa nafsu yang tidak teratur. Ia senang melihat-Ku datang di hadapan pengadilannya sebab ia berharap dapat menyenangkan diri dengan kata-kata dan mukjizat-mukjizat-Ku.

Renungkanlah, anak-anak-Ku, kemuakan yang Aku rasakan di hadapan dia yang paling memuakkan di antara manusia, yang kata-kata, pertanyaan-pertanyaan dan perilakunya menyelubungi-Ku dengan kekacauan. Jiwa-jiwa yang murni dan perawan, mari datang dan belalah Mempelai-mu.

Herodes berharap Aku menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang sinis, tetapi Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun; Aku tetap diam seribu bahasa di hadapannya. Tidak menjawab adalah bukti terbesar dari wibawa-Ku yang dapat Ku-berikan kepadanya. Kata-katanya yang carut-marut tidak pantas beradu dengan kata-kata-Ku yang murni. Sementara itu, Hati-Ku sama sekali bersatu dengan Bapa SurgawiKu. Aku berkobar dalam kerinduan untuk menyerahkan bahkan hingga tetes terakhir Darah-Ku bagi jiwa-jiwa. Pemikiran akan setiap manusia, yang kelak akan mengikuti-Ku, sepenuhnya taat pada teladan dan kemurahan hati-Ku, membakar-Ku dalam kasih dan, tidak saja Aku menikmati interogasi yang mengerikan itu, Aku bahkan ingin berlari menuju aniaya Salib.


YESUS DIBAWA LAGI KE HADAPAN PILATUS





Aku membiarkan mereka memperlakukan-Ku sebagai seorang gila dan mereka menyelubungkan sehelai jubah putih ke atas-Ku sebagai tanda olok-olok mempermainkan-Ku. Kemudian, di tengah teriakan amarah dan cemooh, mereka membawa-Ku lagi ke hadapan Pilatus.

Lihat, bagaimana orang yang sangat bingung dan kalut ini tidak tahu akan apa yang harus dilakukannya terhadap-Ku. Dan demi menenangkan amukan massa, ia memerintahkan agar Aku didera.

Diwakili oleh Pilatus, aku melihat jiwa-jiwa yang tidak memiliki keberanian dan keluhuran budi untuk melepaskan diri sekali saja, dari tuntutan-tuntutan dunia dan dari kodrat mereka sendiri. Bukannya menghindari bahaya dari apa yang dikatakan hati nurani mereka mengenai tidak menjadi bagian dari dunia dan dari kodrat, malahan akal budi mereka secara sadar mengatakan kepada mereka untuk menjauh dari roh yang baik. Lalu mereka menyerah pada dorongan hawa nafsu, menyenangkan diri dalam kenikmatan yang segera berlalu, dan takluk pada apa yang dituntut hasrat nafsu mereka. Dan demi menenangkan perasaan bersalah, mereka berkata kepada diri mereka sendiri: “Aku telah menjauhkan diriku dari ini atau itu, dan itu sudah cukup.”

Aku hanya akan mengatakan kepada jiwa ini: “Engkau mendera-Ku seperti Pilatus.” Engkau telah mengambil satu langkah, esok satu langkah lagi. Adakah engkau berencana untuk memuaskan hasratmu dengan cara ini? Tidak! Segera saja hasratmu akan menuntut terlebih banyak lagi.

Karena engkau tidak memiliki keberanian untuk memerangi kodratmu sendiri dalam perkara yang kecil ini, apalagi kelak dalam perkara yang lebih besar.

YESUS DIDERA




Lihatlah Aku, jiwa-jiwa-Ku terkasih. Membiarkan Diri digiring dengan kelemahlembutan seekor domba ke siksa penderaan yang ngeri. Pada Tubuh-Ku, yang memar oleh pukulan dan yang telah kehabisan tenaga, para algojo dengan keji mendaratkan deraan-deraan ngeri dengan tali-tali yang dijalin, dengan cambuk-cambuk. Aku dihukum dengan kekejian yang begitu dahsyat hingga tak ada satupun bagian tubuh-Ku yang tidak tersiksa oleh sakit yang amat luar biasa. Hajaran dan tendangan-tendangan mengakibatkan luka-luka yang tak terperi…. Cambuk-cambuk itu mencabik serta mengoyakkan kulit dan daging-Ku. Darah muncrat dari segenap anggota tubuh-Ku. Dari waktu ke waktu Aku terjatuh oleh sebab sakit dahsyat yang diakibatkan oleh deraan pada segenap keperkasaanKu. Tubuh-Ku dalam keadaan begitu rupa hingga Aku lebih menyerupai monster daripada manusia. Profil wajah-Ku telah kehilangan bentuknya; seluruhnya membengkak.

Pikiran akan begitu banyak jiwa-jiwa, yang kelak akan terinspirasi untuk mengikuti jejak-Ku, membakar-Ku dengan Kasih.

Sewaktu di penjara, Aku melihat pengikut-pengikut-Ku yang setia belajar dari kelemahlembutan, kesabaran dan kedamaian-Ku. Tak hanya menerima aniaya dan penghinaan, tetapi bahkan mengasihi orang-orang yang menganiaya mereka dan, jika perlu, mengorbankan diri bagi para penganiayanya seperti Aku telah mengurbankan Diri-Ku.

Sepanjang jam-jam kesendirian di tengah sengsara yang begitu dahsyat, Aku menjadi terbakar, lebih dan lebih lagi, dalam kerinduan untuk secara sempurna menggenapi Kehendak BapaKu. Betapa Aku mempersembahkan DiriKu demi silih bagi Kemuliaan-Nya yang dicemarkan begitu rupa! Dengan demikian kalian, jiwa-jiwa religius yang mendapati diri kalian dalam penjara kasih, yang lebih dari sekali berlalu di depan mata yang lain sebagai yang tidak berguna dan mungkin makhluk yang berbahaya, janganlah takut. Biarlah mereka berteriak menentang kalian dan, sepanjang jam-jam sengsara dan kesendirianmu, persatukanlah hatimu secara akrab mesra dengan Tuhan-mu, satu-satunya obyek kasihmu. Pulihkanlah Kemuliaan-Nya yang dicemarkan oleh begitu banyak dosa.


YESUS DIJATUHI HUKUMAN MATI




Fajar hari, Kayafas memerintahkan mereka untuk membawa-Ku ke hadapan Pilatus agar ia dapat memaklumkan hukuman mati. Pilatus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada-Ku dengan harapan mendapati suatu alasan untuk menjatuhkan hukuman atas-Ku, tetapi pada saat yang bersamaan hati nuraninya menyiksanya dan ia merasakan ketakutan yang hebat atas ketidakadilan yang akan ia lakukan. Akhirnya, ia menemukan suatu cara untuk mengabaikan-Ku dan memerintahkan agar Aku dibawa ke hadapan Herodes.

Dalam Pilatus secara tepat diwakili jiwa-jiwa yang merasakan gerakan rahmat dan, pada saat yang sama, hawa nafsu mereka sendiri yang didominasi oleh gila hormat dan dibutakan oleh cinta diri, dan yang membiarkan rahmat berlalu karena takut ditertawakan.

Aku tidak menjawab satu pun dari pertanyaan-pertanyaan Pilatus. Tetapi kala ia bertanya: “Engkau inikah Raja Orang Yahudi?”, maka dengan tegas dan penuh wibawa Aku menjawab: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah Raja, tetapi kerajaan-Ku bukan dari dunia ini….” Dengan kata-kata ini Aku hendak mengajarkan kepada banyak jiwa bagaimana, ketika mereka dihadapkan pada kesempatan untuk menanggung sengsara atau penghinaan yang dapat dengan mudah dihindarkan, hendaknyalah mereka menjawab dengan keluhuran budi: “Kerajaanku bukan dari dunia ini….” Demikianlah, Aku tak mencari pujian manusia. Rumah-Ku bukanlah dari dunia ini, tetapi Aku akan beristirahat di rumah-Ku yang sebenarnya. Sekarang Aku berbesar hati untuk menunaikan kewajiban-Ku tanpa mempedulikan pemikiran dunia. Yang menjadi masalah bukanlah sanjungan mereka, melainkan mengikuti suara rahmat yang mengenyahkan daya pikat kodrati. Jika Aku tak dapat menaklukkannya seorang diri, Aku akan memohon kekuatan dan dukungan sebab, pada banyak kesempatan, hawa nafsu dan kebanggaan diri yang berlebihan membutakan jiwa serta mendorongnya untuk bertindak keliru.

Para algojo yang menghancur-remukkan Tubuh-Ku bukanlah sepuluh ataupun duapuluh. Ada banyak sekali tangan-tangan yang menyakiti Tubuh-Ku; menyambut Komuni di tangan - karya sakrilegi Setan!

Bagaimanakah mereka dapat merenungkan Aku dalam samudera sengsara dan kepahitan ini tanpa hati mereka digerakkan oleh belas kasihan? Tetapi bukanlah para algojo yang harus menghibur-Ku melainkan kalian, jiwa-jiwa terpilih, agar sengsara-Ku dapat diringankan. Renungkanlah luka-luka-Ku dan lihat apakah ada seorang yang menanggung sengsara sebanyak yang Aku tanggung, demi menunjukkan kasihnya kepadamu.



YESUS DIMAHKOTAI DURI




Dalam Kehendak Bapa Aku melewatkan hari-hari penuh dukacita mendalam tanpa mengeluh, melainkan menerima apa yang Bapa kehendaki Aku rasakan. Ketika Aku ditangkap di Taman, para pendakwa-Ku amat fasih dengan segala dusta mereka dan Aku, tanpa perlawanan sedikitpun, membiarkan mereka membawa-Ku ke manapun mereka kehendaki. Dan ketika mereka hendak memahkotai kepala-Ku dengan mahkota duri, Aku menundukkan Kepala-Ku tanpa perlawanan, sebab Aku mengambil semuanya dari tangan-tangan Dia yang telah mengutus-Ku ke dalam dunia.

Ketika tangan-tangan para manusia yang keji itu telah kehabisan tenaga dalam mendaratkan pukulan-pukulan ke atas Tubuh-Ku, mereka menempatkan di atas kepala-Ku mahkota yang dianyam dari ranting-ranting duri, dan berbaris di hadapan-Ku, mereka mengatakan: “Jadi Engkau adalah Raja? Kami menghaturkan hormat kepada-Mu!”

Sebagian meludahi-Ku; yang lain menistakan-Ku; yang lain lagi mendaratkan pukulan-pukulan baru ke kepala-Ku; masing-masing menambahkan kesakitan yang baru pada Tubuh-Ku, begitu menyakitkan dan meremukkan.    

Aku lelah capai; tiada tempat bagi-Ku untuk beristirahat. Pinjamilah Aku hatimu dan pelukanmu agar Aku dapat membenamkan DiriKu dalam kasihmu. Aku kedinginan dan demam; peluklah Aku barang sejenak sebelum mereka mulai lagi menghancurbinasakan bait Kasih ini.

Para prajurit dan para algojo, dengan tangan-tangan mereka yang kotor, mendorong-dorong Tubuh-Ku, dan yang lain dengan rasa jijik terhadap Darah-Ku, menusuk-nusuk-Ku dengan tombak-tombak mereka dan mengoyakkan kembali daging-Ku. Dengan suatu sorongan kuat mereka mendudukkan-Ku di atas batu-batu yang tajam; Aku menangis dalam bisu sebab rasa sakit yang hebat. Dengan cara yang aneh sekali, mereka memperolok airmata-Ku. Dan akhirnya, mereka mengoyakkan kedua pelipis-Ku, dengan menekan turun mahkota yang dianyam dari ranting-ranting duri.

Renungkanlah bagaimana dengan mahkota itu, Aku hendak mengadakan silih bagi dosa kesombongan dari begitu banyak jiwa-jiwa yang, gila terhadap sanjungan, membiarkan diri dipengaruhi oleh pendapat-pendapat sesat dunia. Di atas segalanya, Aku membiarkan mereka memahkotai Kepala-Ku dengan duri-duri. Kepala-Ku menanggung sengsara keji seperti ini demi silih melalui kerendahan hati secara sukarela bagi kebencian dan kemunafikan begitu banyak jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa yang karena mereka menilai sebagai tak pantas bagi keadaan dan status mereka, menolak untuk mengikuti jalan yang ditetapkan oleh Penyelenggaraan-Ku.

Tak ada satu jalan pun yang merendahkan apabila jalan itu dirancangkan oleh Kehendak Tuhan…. Sia-sia kalian bermaksud menipu diri kalian sendiri, dengan berpikiran bahwa kalian mengikuti Kehendak Tuhan dan dalam penyerahan penuh atas apapun yang Ia kehendaki dari kalian.

Ada orang-orang di dunia yang, ketika tiba saat penentuan (untuk mengarungi kehidupan baru), merefleksikan dan memeriksa keinginan-keinginan hati mereka. Mungkin mereka akan mendapati dalam dia - dengan siapa mereka berencana untuk bersatu - dasar yang kuat bagi kehidupan Kristiani yang saleh. Mungkin mereka melihat bahwa mereka akan melaksanakan tugas kewajiban keluarga mereka dalam suatu cara yang diperlukan demi mencapai pengharapan mereka akan kebahagiaan. Tetapi kesia-siaan dan kesombongan datang mengaburkan semangat mereka dan mereka membiarkan diri diseret oleh hasrat menjadi seorang yang terpandang dan terkemuka. Lalu mereka sedapat mungkin mencari seseorang, yang lebih kaya atau lebih tinggi status sosialnya, demi memuaskan ambisi mereka. Oh! Betapa mereka bertegar tengkuk dalam membutakan diri. Tidak, akan Aku katakan kepada mereka, kalian tidak akan menemukan kebahagiaan sejati di dunia ini dan Aku berharap kalian akan menemukannya di kehidupan mendatang. Waspadalah, kalian menempatkan diri kalian dalam bahaya besar!

Aku juga akan berbicara kepada jiwa-jiwa yang Aku panggil ke jalan kesempurnaan. Betapa banyak mimpi dalam diri mereka yang mengatakan kepada-Ku bahwa mereka siap untuk melakukan Kehendak-Ku dan kemudian mereka menusuk Kepala-Ku dengan duri-duri dari Mahkota-Ku.

Ada jiwa-jiwa yang Aku kehendaki bagi DiriKu Sendiri. Karena Aku mengenal mereka dan mengasihi mereka, Aku ingin menempatkan mereka di mana Aku tinggal, dalam kebijaksanaan-Ku yang tidak terbatas, di mana mereka akan menemukan segala yang diperlukan demi mencapai kekudusan. Di sanalah Aku akan menyatakan DiriKu kepada mereka, dan di sanalah mereka akan memberi-Ku lebih banyak penghiburan, lebih banyak kasih, dan lebih banyak jiwa-jiwa.

Tetapi, betapa banyak muslihat! Begitu banyak jiwa-jiwa dibutakan oleh kesombongan dan kepongahan demi ambisi semata. Mereka memenuhi kepala mereka dengan pemikiran-pemikiran yang sia-sia dan tak berguna; mereka menolak untuk mengikuti jalan yang dirancangkan Kasih-Ku.

Jiwa-jiwa yang Aku pilih, adakah kalian pikir bahwa kalian melakukan Kehendak-Ku dengan menolak suara rahmat yang memanggil kalian dan membimbing kalian sepanjang jalan yang ditolak oleh keangkuhanmu?

Puteri-Ku, kekasih dari dukacita-Ku, hiburlah Aku. Buatlah sebuah mahkota dalam hatimu yang kecil bagi Raja dan Juruselamat-mu dan mahkotailah Aku dengan kecupan.

Dengan bermahkotakan duri dan berbalutkan mantol ungu, para prajurit menghadirkan-Ku lagi di hadapan Pilatus. Tiada mendapati dalam DiriKu suatu kejahatan pun agar ia dapat menjatuhkan hukuman atas-Ku, Pilatus mengajukan beberapa pertanyaan, menanyakan kepada-Ku mengapa Aku tidak menjawabnya meski tahu bahwa ia memiliki segala kuasa atas-Ku.

Lalu, memecahkan kebisuan-Ku selama ini, Aku katakan kepadanya: “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.” Dan, berserah Diri kepada Bapa Surgawi-Ku, Aku diam membisu kembali.


BARABAS DIBEBASKAN




Pilatus mencari jalan untuk membebaskan-Ku. Ia gelisah karena peringatan dari isterinya dan kalut antara perasaan bersalah dari suara hatinya dan takut terhadap orang banyak yang akan memicu suatu pemberontakan melawannya. Dalam keadaan-Ku yang menyedihkan, ia mempertontonkan-Ku di hadapan khalayak ramai dan mengusulkan bagaimana jika ia membebaskan-Ku dan menghukum Barabas, seorang penyamun dan pembunuh yang terkenal bengis, sebagai ganti-Ku. Massa menjawab dengan suara bulat: “Hukum mati Dia dan lepaskanlah Barabas!”

Jiwa-jiwa yang mengasihi-Ku, lihatlah bagaimana mereka membandingkan-Ku dengan seorang penjahat besar, bagaimana mereka menempatkan-Ku lebih rendah dari yang paling jahat dari antara manusia. Dengarlah teriakan amukan khalayak ramai melawan Aku. Lihatlah angkara murka dengan mana mereka menuntut kematian-Ku. Adakah Aku menolak untuk menanggung perlawanan yang sedemikian memalukan itu? Tidak, justru sebaliknya, Aku memeluknya demi Kasih-Ku kepada jiwa-jiwa dan demi menunjukkan kepada mereka bahwa Kasih ini tidak hanya menuntut kematian-Ku, malahan kematian yang paling keji dan hina….

Namun demikian, janganlah beranggapan bahwa kodrat manusiawi-Ku tidak merasakan kengerian ataupun dukacita. Tetapi malahan, Aku ingin merasakan segala kengeriannya, dan menanggung keadaan yang demikian, sebagai contoh bagi kalian yang akan menguatkan kalian dalam segala keadaan dalam hidup dan mengajar kalian untuk menaklukkan kengerian atau keengganan atas apa yang ditawarkan kepada kalian ketika masalahnya adalah melakukan Kehendak Allah.

Aku kembali kepada jiwa-jiwa yang Aku bicarakan kemarin … jiwa-jiwa yang dipanggil ke kesempurnaan, yang berbicara dengan santun dan mundur ketika dihadapkan pada jalan kerendahan hati yang Aku tunjukkan kepada mereka, takut bagaimana mereka akan dihakimi oleh dunia; atau sementara mereka menimbang-nimbang kemampuan mereka, mereka yakin bahwa mereka akan lebih berguna di tempat lain dalam melayani-Ku dan demi Kemuliaan-Ku.

Aku akan menjawab kepada jiwa-jiwa itu: Katakanlah, adakah Aku menolak atau bahkan ragu ketika Aku melihat DiriKu dilahirkan pada malam buta dalam sebuah palungan bagi orangtua yang miskin dan bersahaja, jauh dari Rumah-Ku dan Tanah Air-Ku dalam musim yang paling tak bersahabat dalam tahun?

Sesudahnya, Aku tinggal tigapuluh tahun lamanya melakukan pekerjaan sederhana dan tersembunyi di bengkel: Aku mengalami dicela dan dimaki oleh orang-orang yang meminta pekerjaan dilakukan oleh Yosef, bapa-Ku. Aku tidak enggan membantu Bunda-Ku dalam pekerjaan-pekerjaan yang paling remeh di rumah. Namun demikian, adakah Aku tidak memiliki bakat lebih dari sekedar yang diperlukan bagi pekerjaan kasar seorang tukang kayu? Aku, yang pada usia duabelas tahun, mengajar para alim ulama di Bait Allah…. Tetapi, demikianlah Kehendak Bapa SurgawiKu dan, dengan melakukannya, Aku memuliakan-Nya. Ketika Aku meninggalkan Nazaret dan memulai karya-Ku di depan publik, Aku dapat saja memaklumkan Diri sebagai Mesias dan Putra Allah, agar manusia mau mendengarkan ajaran-ajaran-Ku dengan penuh hormat, tetapi Aku tidak melakukannya sebab satu-satunya kehendak-Ku adalah melakukan Kehendak BapaKu….

Dan ketika tiba saatnya Passio-Ku, dengan kekejian sebagian orang dan cemooh yang lainnya, dengan kesebatangkaraan-Ku dan kedurhakaan orang banyak, dengan kemartiran tak terperi Tubuh-Ku dan dengan kengerian Jiwa-Ku, lihatlah bagaimana dengan kasih yang terlebih lagi, Aku masih menyatakan dan memeluk Kehendak Bapa SurgawiKu.

Dengan demikian, ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dan kengerian, jiwa sepenuhnya berserah diri pada Kehendak Allah. Akan tiba saatnya di mana, dalam persatuan mesra dengan-Nya, jiwa menikmati kemanisan yang luar biasa hingga tak mungkin diungkapkan dengan kata.

Apa yang telah Aku katakan kepada jiwa-jiwa yang enggan akan kehidupan yang bersahaja dan tersembunyi, Aku ulangi bagi mereka yang dipanggil untuk terus-menerus berhubungan dengan dunia ketika, sebaliknya, mereka lebih suka mengasingkan diri sepenuhnya dan melakukan karya yang bersahaja dan tersembunyi.

Jiwa-jiwa terkasih, kebahagiaan dan kesempurnaan kalian tidak terdapat dalam mengikuti citarasa pilihan dan kecondongan kodrat kalian sendiri, dalam dikenal ataupun tidak dikenal oleh makhluk ciptaan, dalam mempergunakan ataupun menyembunyikan bakat-bakat yang kalian miliki, melainkan dalam mempersatukan diri dan menyelaraskan diri kalian melalui kasih dan dalam penyerahan total kepada Kehendak Allah, yang diminta dari kalian bagi Kemuliaan-Nya dan bagi kebahagiaan kalian sendiri.

Cukuplah untuk hari ini, puteri kecil-Ku, cintailah dan peluklah Kehendak-Ku dengan penuh sukacita; engkau tahu bahwa Kehendak-Ku senantiasa dilakukan demi kasih.

Renungkanlah sejenak akan kemartiran Hati-Ku yang tak terkatakan, yang melihat Diri-Nya direndahkan di bawah Barabas. Betapa pada waktu itu Aku terkenang akan kelemahlembutan BundaKu kala ia memeluk-Ku erat dekat Hati-nya! Dan betapa jelas bayangan akan segala kecemasan dan susah payah yang ditanggung bapa asuh-Ku demi menunjukkan kasihnya kepada-Ku. Betapa Aku terkenang akan segala kebaikan yang Aku limpahkan secara cuma-cuma atas orang-orang yang tak tahu berterima kasih: mencelikkan mereka yang buta, menyembuhkan mereka yang sakit, membuat mereka yang lumpuh berjalan, memberi makan orang banyak, dan membangkitkan orang mati. Sekarang Aku melihat DiriKu direndahkan hingga ke keadaan yang paling hina dina! Aku adalah yang paling dibenci dari antara segala manusia, dan Aku dijatuhi hukuman mati sebagai seorang penjahat besar yang tercela.


YESUS MENGAMPUNI BAHKAN PENDOSA TERBESAR






Pilatus telah memaklumkan hukuman mati. Anak-anak kecil-Ku, renungkanlah baik-baik betapa Hati-Ku berduka….

Sesudah Yudas menyerahkan-Ku di Taman Zaitun, ia mengembara dan melarikan diri sebagai seorang pelarian tanpa dapat menenangkan teriakan-teriakan hati nuraninya, yang mendakwanya telah melakukan sakrilegi yang paling ngeri. Ketika kabar mengenai hukuman mati atas-Ku sampai ke telinganya, ia menyerahkan diri pada keputusasaan yang paling ngeri dan menggantung diri.

Siapakah gerangan yang akan dapat memahami betapa hancur luluh Hati-Ku ketika Aku melihat jiwa itu melemparkan dirinya ke dalam kebinasaan abadi? Ia yang telah melewatkan tiga tahun lamanya di Sekolah Kasih-Ku, belajar ajaran-ajaran-Ku, menerima pengajaran-Ku, dan begitu banyak kali mendengarkan bibir-Ku mengucapkan kata-kata pengampunan kepada pendosa-pendosa terbesar.

Yudas! Mengapakah engkau tidak datang dan melemparkan dirimu di bawah kaki-Ku agar Aku dapat mengampunimu? Jika engkau tidak berani datang mendekati-Ku karena takut akan mereka yang mengepung-Ku dan memperlakukan-Ku begitu keji, setidak-tidaknya tataplah Aku dan engkau akan melihat betapa mata-Ku akan segera menatapmu.

Jiwa-jiwa, yang terjerat dalam dosa-dosa paling berat… jika terkadang engkau hidup mengembara sebagai seorang pelarian oleh sebab kejahatanmu, jika dosa-dosa dengan mana engkau bersalah telah membutakanmu dan membuat hatimu membatu, jika karena menuruti hawa nafsu engkau telah terjerumus ke dalam kekacauan yang terlebih lagi, janganlah biarkan keputusasaan menguasaimu ketika rekan dosamu meninggalkanmu dan jiwamu menyadari kesalahannya. Sepanjang manusia hidup, ia masih mempunyai waktu untuk berharap pada Kerahiman-Ku dan memohon pengampunan.

Jika engkau muda dan skandal-skandal masa lalumu telah meninggalkanmu dalam keadaan terpuruk di hadapan manusia, janganlah takut! Bahkan meski dunia memandang rendah engkau, memperlakukanmu sebagai seorang penjahat, mencemoohmu, dan meninggalkanmu, yakinlah bahwa Tuhan-mu tak menghendaki jiwamu menjadi santapan kobaran api neraka. Ia menghendaki engkau berani untuk berbicara kepada-Nya, untuk menujukan pandangan dan keluh kesah hatimu kepada-Nya, dan maka engkau akan segera melihat tangan-Nya yang lemah lembut dan kebapakan membimbingmu ke sumber pengampunan dan hidup.

Jika karena kejahatan engkau mungkin telah melewatkan sebagian besar hidupmu dalam kekacauan dan keacuhan, dan sekarang mendekati kebakaan, keputusasaan hendak menutup matamu, janganlah biarkan keputusasaan menipumu. Masih ada waktu bagi pengampunan. Dengarkanlah baik-baik: jika engkau beroleh kesempatan untuk hidup yang kedua, manfaatkanlah itu sebab engkau dapat memperoleh kehidupan kekal dengan hidupmu yang kedua itu.

Jika keberadaanmu berlalu dalam ketidaktahuan dan kesalahan, jika engkau adalah penyebab kemalangan besar bagi orang lain, bagi masyarakat, dan bahkan bagi agama, dan karena suatu alasan engkau menyadari kesalahanmu, janganlah biarkan dirimu dihimpit oleh beratnya beban kesalahan ataupun kemalangan yang engkau akibatkan. Melainkan, sebaliknya, biarkanlah jiwamu dirasuki oleh sesal mendalam, benamkanlah dirimu dengan penuh kepercayaan dan berpalinglah kepada Dia yang senantiasa menanti untuk mengampunimu.

Hal yang sama berlaku bagi jiwa yang telah melewatkan masa-masa awal hidupnya dalam ketaatan pada Perintah-Perintah-Ku, tetapi sedikit demi sedikit jatuh dari kesalehan ke suam-suam kuku dan kehidupan yang nikmat….

Janganlah sembunyikan suatupun yang Aku katakan kepadamu, sebab ini semua adalah demi kebaikan seluruh umat manusia. Ulangilah di siang bolong; khotbahkanlah kepada mereka yang sungguh ingin mendengarkannya.

Jiwa yang suatu hari mengalami goncangan yang hebat, yang membangunkannya, sekonyong-konyong melihat hidupnya yang sia-sia, yang kosong, dan tanpa kebaikan bagi keabadian. Si Jahat, dengan kecemburuan neraka, menyerang jiwa dengan seribu satu cara, dengan membesar-besarkan kesalahan-kesalahan jiwa. Si jahat mengilhami jiwa dengan kesedihan dan patah semangat, dan akhirnya menghantar jiwa ke ketakutan dan keputusasaan.

Jiwa yang adalah milik-Ku, janganlah beri perhatian pada musuh yang keji. Begitu engkau merasakan gerakan rahmat di awal pertempuranmu, datanglah kepada Hati-Ku. Rasakan dan lihatlah bagaimana Hati-Ku menuangkan setetes dari Darah-Nya atas jiwamu, dan datanglah kepada-Ku. Engkau tahu di mana Aku berada, di balik selubung iman…. Angkatlah jiwamu dan, dengan kepercayaan penuh, ceritakanlah kepada-Ku segala dukacitamu, kemalanganmu, kejatuhanmu…. Dengarkanlah sabda-Ku dengan penuh hormat dan janganlah takut akan masa silam. Hati-Ku telah membenamkannya dalam kedalaman Kerahiman-Ku dan Kasih-Ku yang tanpa dasar.

Masa lalumu akan mengisimu dengan kerendahan hati yang akan memenuhimu. Dan jika engkau hendak memberi-Ku bukti terbaik dari kasihmu, percayalah pada-Ku dan andalkanlah pengampunan-Ku. Percayalah bahwa dosa-dosamu tidak akan pernah lebih besar dari Kerahiman-Ku yang tiada batas.








YESUS DALAM PERJALANAN MENUJU KALVARI



Marilah kita lanjutkan, puteri kecil-Ku. Ikutlah Aku dalam perjalanan menuju Kalvari, terseok-seok di bawah beban berat Salib….

Sementara Hati-Ku diliputi dukacita atas kebinasaan abadi Yudas, para algojo yang keji, tanpa peduli akan kesakitan-Ku yang hebat, membebankan ke atas pundak-Ku yang penuh luka suatu Salib yang keras dan berat di mana Aku akan menggenapi misteri Penebusan dunia.

Renungkanlah Aku, wahai Malaikat-Malaikat Surgawi. Lihatlah, Sang Pencipta segala alam raya yang mengagumkan; Tuhan kepada siapa segenap roh-roh surgawi menghaturkan sembah sujud; Tuhan yang berjalan terhuyung-huyung menuju Kalvari sementara memanggul balok yang kudus dan terberkati di pundak-Nya; Tuhan yang akan menyambut napas-Nya yang terakhir.

Juga, lihatlah Aku, wahai kalian jiwa-jiwa yang rindu untuk menjadi pengikut-Ku yang setia. Tubuh-Ku, yang dihancur-remukkan oleh begitu banyak siksa aniaya, berjalan terseok tanpa tenaga, bermandikan keringat dan Darah…. Aku menanggung sengsara, tanpa seorang pun menaruh belas kasihan atas sengsara-Ku! Khalayak ramai berjalan bersama-Ku dan tak ada barang seorang pun yang berbelas kasihan kepada-Ku. Mereka semua mengelilingi-Ku bagai serigala-serigala lapar, yang tak sabar untuk segera melahap korbannya…. Segenap roh-roh jahat keluar dari neraka untuk melipatgandakan sengsara-Ku.

Lelah capai yang Aku rasakan sungguh luar biasa dan Salib begitu berat menekan, hingga separuh perjalanan Aku jatuh terkapar. Lihatlah, bagaimana orang-orang yang tak berperikemanusiaan itu membangkitkan-Ku dengan cara yang paling brutal. Seorang mencengkeram lengan-Ku, yang lain menarik jubah-Ku yang telah lengket pada luka-luka-Ku, sehingga luka-luka terkoyak lagi…. Yang satu merenggut leher-Ku, yang lain menjambak rambut-Ku, lainnya lagi melancarkan pukulan-pukulan mereka dan bahkan tendangan-tendangan mereka yang kuat ke sekujur Tubuh-Ku. Salib jatuh menghimpit-Ku dan dengan berat bebannya mengakibatkan luka-luka baru. Wajah-Ku babak-belur menghantam batu-batu jalanan dan darah yang mengaliri wajah-Ku merembesi mata-Ku yang nyaris tertutup karena sembab oleh pukulan-pukulan; debu dan lumpur bercampur dengan darah dan Aku berubah menjadi sosok yang teramat mengerikan.

BapaKu mengutus Malaikat-Malaikat untuk membantu-Ku menopang Diri agar Tubuh-Ku jangan sampai tak sadarkan diri apabila terjatuh, supaya pertempuran tidak dimenangkan sebelum waktunya dan segenap jiwa-jiwa-Ku tak terselamatkan.

Aku berjalan di atas bebatuan yang mengoyak kaki-Ku. Aku tersandung dan jatuh, lagi dan lagi. Aku melihat ke kedua sisi jalan, mencari-cari barang sedikit tatapan kasih, penyerahan diri, persatuan dengan sengsara-Ku, tetapi … Aku tiada mendapatinya.

Anak-anak-Ku, kalian yang mengikuti jejak-Ku, janganlah lepaskan salib kalian bahkan meski tampaknya amat berat. Lakukanlah itu untuk-Ku. Dengan memanggul salibmu, engkau membantu-Ku memanggul salib-Ku, dan di jalan-jalan yang sulit, engkau akan mendapati BundaKu dan jiwa-jiwa kudus yang akan memberimu dukungan dan penghiburan. Teruslah bersama-Ku sejenak lagi, dan beberapa langkah di depan engkau akan mendapati-Ku di hadapan BundaKu yang Tersuci yang, dengan Hati-nya ditembusi dukacita, datang menyongsong-Ku karena dua alasan: untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan dalam menanggung dukacita melihat Tuhannya dan, dengan sikapnya yang gagah berani, untuk memberi semangat kepada Putranya untuk terus melanjutkan karya Penebusan-Nya.

Renungkanlah kemartiran dua Hati ini. Apa yang paling dikasihi BundaKu adalah Putranya…. BundaKu tiada dapat meringankan sengsara-Ku dan ia tahu bahwa kunjungannya akan menjadikan dukacita-Ku bertambah parah, tetapi juga akan menambah kekuatan-Ku untuk menggenapi Kehendak Bapa.

BundaKu adalah yang paling Aku kasihi di dunia ini, dan bukan saja Aku tak dapat menghiburnya, tetapi keadaan-Ku yang begitu menyedihkan, seperti yang dilihatnya, membuat hatinya berdukacita sedalam dukacita-Ku. Ia membiarkan dirinya terisak dan airmatanya berderai. Dalam hatinya ia menanggung kematian yang Aku tanggung dalam Tubuh-Ku. Oh, betapa matanya menatap lekat pada-Ku dan mata-Ku padanya! Kami tiada mengucapkan sepatah kata pun, tetapi Hati kami saling berbicara begitu banyak hal dalam tatapan yang memilukan ini.

Ya, BundaKu menjadi saksi atas segala siksa aniaya Passio-Ku, yang melalui wahyu ilahi dihadirkan di hadapan rohnya. Beberapa murid, meski mereka tinggal jauh karena takut kepada orang-orang Yahudi, berusaha mencari tahu segalanya dan mengabarkannya kepada BundaKu…. Ketika BundaKu mengetahui bahwa hukuman mati telah dimaklumkan atas-Ku, ia pergi menyongsong-Ku dan tidak meninggalkan-Ku barang sejenak pun hingga mereka membaringkan-Ku dalam makam.



YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE




Aku sedang dalam perjalanan menuju Kalvari. Orang-orang keji itu, khawatir kalau-kalau Aku mati sebelum mencapai tujuan, mencari seseorang untuk membantu-Ku memanggul Salib, dan dari sekitar sana mereka menahan seseorang bernama Simon.

Lihatlah dia yang berjalan di belakang-Ku, membantu-Ku memanggul Salib, dan di atas segalanya renungkanlah dua hal: orang ini kurang memiliki kehendak baik, dan seorang upahan sebab jika ia datang dan membantu-Ku memanggul Salib, itu karena ia dipaksa melakukannya. Sebab itu, apabila ia merasa terlalu capai, ia membiarkan beban lebih berat menimpa-Ku dan karenanya Aku terjatuh hingga dua kali.

Orang ini membantu-Ku memanggul sebagian Salib, tetapi tidak seluruh Salib-Ku.

Ada jiwa-jiwa yang berjalan seperti ini di belakang-Ku. Mereka bersedia membantu-Ku memanggul Salib, tetapi mereka masih risau akan kenyamanan dan istirahat. Banyak jiwa-jiwa lainnya bersedia mengikuti-Ku dan, dengan maksud ini, mereka memeluk hidup sempurna. Namun demikian, mereka tidak meninggalkan kepentingan diri mereka sendiri, yang terus-menerus, dalam banyak perkara, menjadi prioritas mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka terhuyung-huyung dan menjatuhkan Salib-Ku apabila salib dirasa terlalu berat menekan mereka. Mereka berhati-hati untuk berkurban dengan cara seringan mungkin, mereka menimbang-nimbang penyangkalan diri mereka, mengelak dari direndahkan dan dari berlelah-lelah sebanyak mungkin, dan, mengingat-ingat mungkin dengan penyesalan, apa-apa yang telah mereka kurbankan, mereka berusaha untuk mendapatkan bagi diri mereka sendiri kenikmatan-kenikmatan dan kesenangan-kesenangan tertentu.

Dengan kata lain, ada jiwa-jiwa yang begitu mementingkan diri sendiri dan egois hingga mereka datang mengikuti-Ku, lebih untuk diri mereka sendiri daripada untuk-Ku. Mereka bersedia berserah diri hanya untuk menyampaikan apa-apa yang menyusahkan mereka dan apa-apa yang tak dapat mereka hindarkan…. Mereka membantu-Ku memanggul hanya sebagian kecil saja dari Salib-Ku, dan dengan cara begitu rupa hingga mereka nyaris tak mendapatkan jasa-jasa yang amat dibutuhkan bagi keselamatan mereka. Dalam keabadian, mereka akan melihat bagaimana mereka telah jauh menyimpang dari jalan yang seharusnya mereka tempuh.

Sebaliknya ada jiwa-jiwa, dan tidak sedikit jumlahnya yang, tergerak oleh kerinduan akan keselamatan tetapi terutama karena kasih yang diilhamkan melalui permenungan akan apa yang telah Aku derita bagi mereka, memutuskan untuk mengikuti-Ku di jalan menuju Kalvari. Mereka memeluk hidup sempurna dan membaktikan diri demi melayani-Ku, tak hanya membantu-Ku memanggul sekedar sebagian dari Salib, melainkan seluruhnya. Satu-satunya kerinduan mereka adalah memberi-Ku istirahat dan menghibur-Ku. Mereka mempersembahkan diri pada apapun yang diminta Kehendak-Ku dari mereka, mencari semuanya yang dapat menyenangkan-Ku. Mereka tiada memikirkan jasa-jasa atau ganjaran yang menanti mereka, pun kelelahan atau penderitaan yang mengikuti. Satu-satunya hal yang mereka tahu adalah kasih yang dapat mereka nyatakan kepada-Ku, dan penghiburan yang mereka berikan kepada-Ku….

Jika Salib-Ku diwujudkan dalam bentuk suatu penyakit, jika Salib-Ku tersembunyi di bawah suatu tugas kewajiban yang bertentangan dengan minat mereka dan yang kurang sesuai dengan kemampuan mereka; jika Salib-Ku disertai dengan ketiadaan orang-orang yang mendukung mereka, maka mereka menerimanya dengan penyerahan total.

Oh! Inilah jiwa-jiwa yang sungguh memanggul Salib-Ku; mereka memujanya. Mereka menimba manfaat darinya, untuk memastikan Kemuliaan-Ku, tanpa adanya kepentingan lain atau ganjaran lain selain dari Kasih-Ku. Mereka inilah jiwa-jiwa yang merenungkan-Ku dan Memuliakan-Ku.

Jika engkau tiada melihat hasil dari kurban-kurbanmu, dari penyangkalan dirimu, ataupun jika engkau melihatnya di kemudian hari, yakinlah bahwa semuanya itu bukannya sia-sia dan tanpa hasil, melainkan sebaliknya, buahnya akan berlimpah ruah.

Jiwa yang sungguh mengasihi, tidak menghitung-hitung berapa banyak ia telah berkurban atau bekerja, pun jiwa tidak mengharapkan imbalan ini atau itu, melainkan jiwa hanya mencari apa yang diyakininya akan mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan-nya…. Bagi Dia, jiwa tidak mempedulikan kerja keras ataupun kepenatan. Jiwa tidak menjadi gelisah ataupun resah, jauh dari itu, sebab jiwa tidak kehilangan kedamaian apabila mendapati dirinya dirintangi atau direndahkan, sebab satu-satunya motivasi jiwa bagi perbuatan-perbuatannya adalah kasih, dan kasih menghapuskan segala konsekuensi dan akibat. Inilah tujuan dari jiwa-jiwa yang tidak mencari ganjaran. Satu-satunya yang mereka rindukan adalah Kemuliaan-Ku, penghiburan-Ku, istirahat-Ku, dan oleh sebab itu mereka memanggul Salib-Ku dan segala beban yang ingin dibebankan Kehendak-Ku atas mereka.

Anak-anak-Ku, sapalah Aku dengan nama-Ku, sebab Yesus berarti segalanya. Aku akan membasuh kakimu, kaki yang telah melangkah di atas jalanan yang licin dan sekarang terluka oleh sebab membentur bebatuan. Aku akan menghapus airmatamu, menyembuhkanmu, mengecupmu, dan engkau akan tetap sehat dan tiada mengenal jalan lain selain dari jalan yang menghantarmu kepada-Ku.

Sekarang kita telah tiba di Kalvari! Khalayak ramai begitu antusias sebab saat-saat yang mengerikan telah menjelang…. Kehabisan tenaga karena lelah capai, Aku nyaris tak dapat berjalan. Kaki-Ku berdarah karena batu-batu jalanan…. Tiga kali Aku terjatuh sepanjang perjalanan: yang pertama, untuk memberikan kekuatan kepada para pendosa yang biasa jatuh dalam dosa agar bertobat; kedua, untuk menyemangati jiwa-jiwa yang jatuh karena menjadi lemah dan jiwa-jiwa yang dibutakan oleh kesedihan dan kegalauan agar bangun dan dengan gagah berani mulai berjalan di atas jalan keutamaan; dan ketiga, untuk membantu jiwa-jiwa agar dijauhkan dari dosa pada saat ajal mereka.



YESUS DIPAKU PADA SALIB




Lihatlah, betapa orang-orang yang keras hati ini mengepung-Ku dengan keji. Sebagian merenggut Salib dan menghempaskannya ke tanah; yang lain merobek jubah-Ku yang telah lengket pada luka-luka-Ku hingga mengoyakkannya kembali dan darah mengucur.

Lihatlah, anak-anak terkasih, betapa aib dan hina yang Aku tanggung melihat DiriKu Sendiri dalam keadaan seperti ini di hadapan khalayak ramai…. Betapa jiwa-Ku berdukacita!

Para algojo merenggut mantol-Ku dan membuang undi atasnya; mantol ini, dengan mana BundaKu membalut Tubuh-Ku dengan begitu penuh perhatian sepanjang masa kanak-kanak-Ku, dan yang telah bertambah besar ukurannya seiring pertumbuhan-Ku. Bagaimanakah kiranya dukacita BundaKu sementara ia menyaksikan peristiwa ini?

Betapa ia sangat ingin menyimpan mantol itu, yang sekarang bernoda dan berlumuran Darah-Ku.

Tetapi saatnya telah tiba dan para algojo menelentangkan-Ku di atas Salib, mencengkeram dan menarik tangan-tangan-Ku agar dapat mencapai lubang-lubang yang telah dipersiapkan pada palang kayu. Sekujur Tubuh-Ku remuk, terayun-ayun dari satu sisi ke sisi lainnya dan duri-duri mahkota duri menembusi bahkan terlebih dalam ke kepala-Ku. Dengarlah dentaman pertama palu yang memaku tangan kanan-Ku … dentaman itu menggema hingga ke kedalaman bumi. Dengarlah lagi … sementara mereka memaku tangan kiri-Ku dan, di hadapan peristiwa yang demikian, surga gemetar, dan Malaikat-Malaikat prostratio. Aku menelan keheningan yang paling dalam. Tiada keluhan, ataupun erangan meluncur dari bibir-Ku, tetapi airmata-Ku yang berlinang bercampur dengan Darah yang melumuri wajah-Ku.

Setelah memaku tangan-tangan-Ku, dengan keji mereka menarik kaki-kaki-Ku…. Luka-luka-Ku terkoyak, urat-urat syaraf di kedua tangan dan lengan-Ku robek, tulang-tulang-Ku terlepas dari persendiannya…. Betapa sakit yang dahsyat!

Kedua kaki-Ku dipaku dan Darah-Ku membanjiri bumi! …

Renungkanlah barang sejenak kedua tangan dan kaki yang bersimbah darah ini…. Tubuh telanjang ini, yang penuh luka-luka, dengan urine dan darah. Kotor…. Kepala ini, yang ditembusi duri-duri tajam, bermandikan keringat, penuh debu, dan berlumuran darah….

Kagumilah keheningan, kesabaran dan ketaatan dengan mana Aku menerima sengsara ini. Siapakah gerangan yang menanggung sengsara macam ini, kurban dari penghinaan yang sebegitu hebat? Dia adalah Putra Allah! Dia yang menjadikan langit, bumi, lautan dan segala yang ada…. Dia yang menciptakan manusia, Dia yang menopang semuanya dengan kuasa-Nya yang tiada terbatas…. Dia di sana, terpaku, dinista, ditelanjangi, dengan diikuti oleh suatu himpunan besar jiwa-jiwa yang akan meninggalkan: harta milik duniawi, keluarga dan sanak-saudara, tanah air, kehormatan, kesejahteraan, kemuliaan dan apapun yang mungkin dibutuhkan demi memberikan Kemuliaan kepada Dia dan menunjukkan kepada-Nya kasih yang pantas bagi-Nya….

Perhatikanlah dengan seksama, wahai Malaikat-Malaikat Surga, dan kalian juga, jiwa-jiwa yang mengasihi-Ku…. Para prajurit akan membalikkan salib, untuk mengencangkan paku-paku agar tidak terlepas oleh karena berat Tubuh-Ku dan membuat-Ku jatuh. Tubuh-Ku akan memberikan cium damai kepada bumi. Dan sementara bunyi palu berdentam menggema di udara, di puncak Kalvari pemandangan yang paling mengagumkan digenapi…. Atas permintaan BundaKu yang, merenungkan segala yang terjadi dan tiada berdaya untuk meringankan derita-Ku, memohon dengan sangat Belas Kasihan Bapa SurgawiKu… Legion para Malaikat turun dari surga untuk menyembah Tubuh-Ku, dan untuk menopangnya agar tak menyentuh tanah dan, untuk menghindarkannya dari dihancurremukkan oleh beban Salib.

Renungkanlah Yesus-mu, yang tergantung di Salib, tanpa dapat bergerak barang sedikitpun… telanjang, hina, tanpa kehormatan, tanpa kebebasan…. Mereka telah merenggut segalanya dari-Nya! Tiada seorang pun yang berbelas kasih dan merasa kasihan atas sengsara-Nya! Ia menerima hanya siksa aniaya, olok-olok dan cemooh!

Jika engkau sungguh mengasihi Aku, adakah engkau siap untuk menjadi seperti Aku? Apakah yang akan engkau tolak demi taat kepada-Ku, menyenangkan-Ku, menghibur-Ku?...

Prostratiolah hingga mencium tanah dan ijinkanlah Aku menyampaikan beberapa kata kepadamu:

Kiranya Kehendak-Ku menang dalam dirimu!
Kiranya Kasih-Ku meniadakanmu!
Kiranya penderitaanmu memuliakan-Ku!


YESUS MENYAMPAIKAN KATA-KATA-NYA YANG TERAKHIR




Puteri-Ku, engkau telah mendengar dan melihat sengsara-Ku, temanilah Aku hingga akhir dan ikutlah ambil bagian dalam sengsara-Ku.

Salib-Ku sekarang ditegakkan. Inilah saat Penebusan dunia!

Aku adalah tontonan cemooh khalayak ramai… tetapi Aku juga dikagumi dan dikasihi oleh jiwa-jiwa. Salib ini, yang hingga saat ini merupakan alat siksa untuk menghukum mati para kriminal, mulai dari sekarang akan menjadi terang dan damai dunia.

Orang-orang berdosa akan mendapatkan pengampunan dan hidup dalam Kitab Suci-Ku. Darah-Ku akan membasuh serta menghapus noda-noda dosa mereka. Jiwa-jiwa murni akan datang kepada Luka-Luka-Ku yang Suci guna menyegarkan diri dan berkobar dalam Kasih-Ku. Dalam Luka-luka-Ku mereka akan mendapat tempat pengungsian dan akan menjadikannya tempat tinggal mereka selama-lamanya.

Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, mereka tidak mengenali Dia yang adalah hidup mereka…. Mereka menimpakan kepada-Nya segala murka atas kejahatan mereka. Tetapi Aku mohon kepada-Mu, ya BapaKu! Turunkanlah atas mereka kuasa Belas Kasihan-Mu.

Pada hari ini engkau akan bersama-Ku di Firdaus, sebab imanmu akan Belas Kasihan Juruselamat-mu telah menghapuskan kejahatan-kejahatanmu. Belas Kasihan menghantarmu kepada kehidupan kekal.

Perempuan, inilah anakmu! BundaKu, inilah saudara-saudara-Ku! Jagailah mereka, kasihilah mereka… mereka tidak sebatang kara.

Wahai kalian, bagi siapa Aku telah menyerahkan nyawa-Ku, kalian sekarang mempunyai seorang Bunda kepada siapa kalian dapat memohon segala kebutuhan kalian. Aku telah mempersatukan kalian semua dengan ikatan yang paling erat ketika Aku memberikan BundaKu Sendiri kepada kalian.

Jiwa sekarang mempunyai hak untuk mengatakan kepada Tuhan-nya “Mengapakah Engkau meninggalkan aku?” Sebagai konsekuensi, setelah Aku menggenapi misteri Penebusan, manusia telah menjadi anak Allah kembali, menjadi saudara Yesus, dan ahli waris kehidupan kekal….

Ya BapaKu … Aku dahaga akan Kemuliaan-Mu… dan saatnya telah tiba. Sejak dari sekarang, menggenapi sabda-Ku, dunia akan tahu bahwa Engkau adalah Dia yang mengutus Aku, dan Engkau akan dimuliakan!

Aku dahaga akan Kemuliaan-Mu, dahaga akan jiwa-jiwa…. Dan demi memuaskan dahaga ini, Aku telah mencurahkan Darah-Ku hingga tetes yang terakhir! Oleh karenanya Aku dapat mengatakan: Semuanya telah digenapi. Misteri agung Kasih sekarang telah digenapi; misteri dengan mana Tuhan menyerahkan PutraNya Sendiri kepada dunia demi memberikan Hidup kembali kepada manusia…. Aku datang ke dunia untuk melakukan Kehendak-Mu, ya Bapa-Ku. Sekarang Kehendak-Mu telah digenapi!

Kepada-Mu Aku persembahkan jiwa-Ku. Dengan cara ini jiwa-jiwa yang melakukan Kehendak-Ku dapat berkata dalam segala kebenarannya: “Semuanya telah digenapi….” TuhanKu dan AllahKu, terimalah jiwa-Ku…. Aku menempatkannya dalam tangan-tangan kasih-Mu.

Aku persembahkan kematian-Ku kepada BapaKu demi jiwa-jiwa yang menghadapi kematian, dan mereka akan mempunyai Hidup. Dalam seruan terakhir-Ku dari Salib, Aku memeluk segenap umat manusia: dulu, sekarang dan yang akan datang. Hentakan tajam dengan mana Aku membebaskan DiriKu dari dunia, disambut BapaKu dengan Kasih yang tak terhingga, dan segenap Surga bersorak-sorai karenanya oleh sebab Kemanusiaan-Ku masuk ke dalam Kemuliaan. Pada saat yang bersamaan ketika Aku menyerahkan RohKu, suatu himpunan besar jiwa-jiwa menemui-Ku: mereka yang merindukan-Ku berabad-abad yang silam dan mereka yang merindukan-Ku beberapa bulan atau beberapa hari yang lalu, tetapi segenap mereka merindukan-Ku dengan sangat. Sukacita ini saja sudahlah cukup menebus segala dukacita dan sengsara yang Aku derita.

Hendaklah kalian ketahui bahwa dalam kenangan akan perjumpaan penuh sukacita itu, Aku telah memutuskan untuk menolong mereka yang di ambang ajal dan berkali-kali melakukannya bahkan secara kasat mata. Aku memberikan keselamatan kepada mereka demi menghormati mereka yang dengan penuh kasih menyambut-Ku di Surga. Jadi, berdoalah bagi mereka-mereka yang di ambang ajal ini, sebab Aku sangat mengasihi mereka. Sebanyak kali kalian mempersembahkan seruan terakhir-Ku kepada Bapa, kalian akan didengar sebab melaluinya, banyak jiwa-jiwa diberikan kepada-Ku.

Itulah saat sukacita ketika seluruh Kerajaan Surgawi, yang dengan penuh harap berkumpul bersama menantikan kematian-Ku, diberikan kepada-Ku. Tetapi, dari segenap jiwa-jiwa yang mengelilingi-Ku, satu jiwa secara istimewa meluap dalam sukacita, meluap-luap begitu rupa, hingga jiwa bersinar kemilau dalam sukacita, dalam kasih…. Dialah Yosef yang, lebih dari siapapun, memahami Kemuliaan yang telah Aku menangkan setelah pertempuran yang begitu berat dan dahsyat. Ia memimpin segenap jiwa-jiwa yang menantikan Aku; kepadanya dianugerahkan peran sebagai Utusan pertama-Ku ke Limbo. Para Malaikat, sesuai urutan mereka, menghanturkan sembah sujud kepada-Ku dengan cara begitu rupa hingga Kemanusiaan-Ku, yang telah gemilang bercahaya, dikelilingi oleh para kudus yang tak terhitung banyaknya yang mengagungkan dan menyembah-Ku.

Anak-anak-Ku, tidak ada salib kemuliaan di bumi; semuanya dibungkus dalam misteri, dalam kegelapan, dalam kegusaran. Dalam misteri, sebab kalian tidak memahaminya; dalam kegelapan, sebab membingungkan pikiran; dalam kegusaran, sebab menyerang tepat di tempat-tempat di mana ia tak ingin menyerang.

Janganlah meratap; janganlah berlambat. Aku berkata kepada kalian bahwa tidak saja Aku memanggul salib kayu yang menghantar-Ku pada Kemuliaan, melainkan, di atas segalanya, Salib yang tak kelihatan namun permanen yang dibentuk dari salib-salib dosa kalian. Ya, dan dari penderitaan kalian. Segala yang kalian derita adalah obyek dari dukacita-Ku, sebab Aku tidak hanya menderita sengsara demi memberikan Penebusan kepada kalian, melainkan juga demi apa yang kalian derita sekarang ini. Lihatlah kasih yang mempersatukan-Ku dengan kalian; di dalamnya milikilah kebulatan tekad terhadap Kehendak Kudus-Ku dan persatukanlah diri kalian dengan-Ku, perhatikanlah bagaimana Aku bertindak di tengah kepahitan yang tak terhingga.

Aku telah mengambil sepotong kayu, sebuah salib, sebagai simbol. Aku telah memanggulnya dengan kasih yang besar, demi kebaikan segenap umat manusia. Aku telah menanggung sengsara yang dahsyat agar setiap orang dapat bersukacita bersama-Ku. Tetapi sekarang, berapa banyakkah gerangan yang percaya kepada Dia yang sungguh mengasihi kalian dan senantiasa mengasihi kalian? Renungkanlah Aku dalam gambaran Kristus yang berseru dan bersimbah darah. Di sana, dan dengan cara ini, dunia memiliki Aku.










KEBANGKITAN YESUS




Jumat Agung diikuti dengan fajar mulia Minggu Kebangkitan. Jika Aku telah memutuskan untuk tidak membinasakan dunia, itu berarti bahwa Aku hendak memperbaharuinya dan menghidupkannya kembali. Pohon yang tua perlu kehilangan daun-daunnya dan dipangkas agar ia dapat menumbuhkan tunas-tunas baru. Dan ranting-ranting yang tua, daun-daun yang kering, akan dibakar.

Pisahkanlah kambing-kambing muda dari anak-anak domba, agar mereka dapat menemukan padang rumput subur yang telah dipersiapkan dengan baik di mana mereka dapat makan dan minum dari sumber-sumber mata air bersih Keselamatan…. Darah Penebusan-Ku-lah yang mengairi tanah-tanah gersang yang telah menjadi padang gurun dari dunia jiwa-jiwa. Dan Darah ini akan senantiasa mengaliri bumi sepanjang ada satu manusia yang perlu diselamatkan.

Mempelai terkasih, Aku menghendaki apa yang tidak engkau kehendaki, tetapi Aku dapat melakukan apa yang tidak dapat engkau peroleh. Misimu adalah membuat-Ku dikasihi jiwa-jiwa, dan mengajarkan kepada mereka untuk hidup bersama-Ku. Aku tidak wafat di Salib, dan menanggung beribu siksa aniaya demi memenuhi neraka dengan jiwa-jiwa, melainkan, demi memenuhi Surga dengan jiwa-jiwa terpilih.









ALLAH BAPA


Aku melihat PutraKu, gemetar dalam bayang-bayang Getsemani, turun dari Surga dan mengambil bentuk dan rupa makhluk ciptaan-Ku, yang berpikir dan masih berpikir bahwa ia dapat memberontak melawan Pencipta-nya. Manusia itu, Manusia yang sebatang kara dan galau itu, adalah kurban yang ditentukan, dan dengan demikian, dengan Darah-Nya Sendiri, harus membasuh segenap umat manusia yang Ia wakili. Ia gemetar dan ngeri merasakan DiriNya dilingkupi, bahkan melihat DiriNya dikuasai, oleh begitu banyak dosa yang tak terbayangkan yang harus diambil dari hati nurani yang gelap dari berjuta-juta dan berjuta-juta makhluk ciptaan yang kotor.

PutraKu yang malang, Kasih telah membawa-Mu ke tahap ini dan sekarang Engkau ketakutan karenanya. Siapakah gerangan yang akan memuliakan-Mu di Surga ketika, dengan bercahaya, Engkau kembali kepadanya? Dapatkah makhluk ciptaan menyampaikan kepada-Mu pujian yang layak bagi-Mu, kasih yang layak bagi-Mu? Dan apakah gerangan pujian dan kasih manusia, dari berjuta-juta manusia, dibandingkan dengan Kasih dengan mana Engkau telah menerima pencobaan yang paling dahsyat yang pernah ada di bumi? Tidak ada, PutraKu terkasih, tidak ada selain dari BapaMu yang dapat setara dengan Engkau dalam Kasih, tidak ada seorang pun selain Aku, yang dalam Roh Kasih-Ku, dapat memuji dan mengasihi-Mu dengan layak atas kurban-Mu malam itu.

PutraKu terkasih, kepada siapa Aku mempercayakan segala kebaikan-Ku, Engkau telah sampai pada hentakan kematian dengan berhasil mengatasi sakrat maut yang teramat pahit di Taman. Engkau telah sampai, dengan kemanusiaan-Mu yang sepenuhnya dan seutuhnya, pada puncak sengsara dahsyat yang dapat ditanggung sebentuk hati manusia: menderita sengsara demi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan melawan-Ku, tetapi menanggungnya dengan Kasih yang paling murni dan paling tulus yang ada dalam DiriMu. Dengan gemetar, Engkau telah mencapai batas yang harus dilalui manusia untuk mendapatkan Penebusan sepenuhnya. Engkau, Putra terkasih, dengan keringat darah telah memenangkan, bukan saja jiwa-jiwa saudara-Mu, melainkan terlebih lagi, Kemuliaan pribadi-Mu Sendiri yang akan meninggikan Engkau, manusia, hingga setara dengan Aku, Tuhan seperti-Mu.

Engkau telah mendatangkan bagi-Ku Keadilan yang paling sempurna dan Kasih yang paling sempurna. Pada waktu itu mereka adalah sampah dunia, dan Engkau menjadi manusia melalui kesediaan-Mu yang bebas dan sukarela. Engkau sekarang, di atas segalanya, adalah kehormatan-Ku, kemuliaan-Ku dan sukacita-Ku. Engkau bukanlah yang melawan Aku, bukan Engkau. Engkau senantiasa adalah PutraKu Terkasih kepada siapa Aku berkenan. Engkau bukanlah sampah sebab bahkan saat itu Aku melihat-Mu sebagaimana Engkau senantiasa bagi-Ku: Terang-Ku, Dunia-Ku, yakni, DiriKu Sendiri. PutraKu, Engkau, yang gemetar dan menjadi sampah demi kemuliaan-Ku, layak bahwa BapaMu menjadikan-Mu dikenal oleh dunia, oleh dunia yang buta itu, yang melawan Kita dan bahkan meski demikian, begitu Kita kasihi!

O, Putra Terkasih, Aku melihat-Mu dan akan senantiasa melihat-Mu pada malam kepahitan-Mu itu, dan Aku senantiasa memikirkan-Mu! Karena kasih-Mu, Aku diperdamaikan kembali kepada makhluk ciptaan dan dengan makhluk ciptaan. Engkau tiada dapat mengangkat wajah-Mu kepada-Ku; sebab wajah-Mu begitu dipenuhi dengan kesalahan-kesalahan mereka. Sekarang, demi menyenangkan-Mu, Aku membuat mereka mengangkat wajah mereka kepada Kita agar dengan sekilas Terang-Mu, mereka tetap menjadi tawanan Kasih Kita.

Sekarang, PutraKu, yang senantiasa terkasih, Aku akan melakukan apa yang Aku katakan kepada-Mu pada waktu itu dalam bayang-bayang Getsemani, dan mereka akan menjadi yang memberi-Mu sukacita dan hormat.


BUNDA MARIA




DUKACITA SANTA PERAWAN MARIA

Banyak nabi berbicara mengenai aku: mereka menubuatkan bahwa adalah perlu bagiku menderita agar layak menjadi Bunda Allah. Di bumi mereka mengantisipasi pengenalan akan aku, tetapi harus dengan cara yang amat hati-hati. Di kemudian hari para penulis Injil berbicara mengenai aku, teristimewa Lukas, dokterku terkasih - lebih sebagai dokter rohani daripada jasmani. Sesudah itu, mulai dipraktekkan beberapa devosi yang didasarkan pada sengsara dan dukacita yang aku derita. Demikianlah, secara umum diyakini dan dipercayai bahwa aku mengalami tujuh duka utama.

Anak-anakku, Bundamu telah mengganjari dan akan mengganjari segala daya upaya dan kasih yang kalian tujukan kepadaku. Tetapi seperti yang Yesus lakukan, aku ingin berbicara kepada kalian secara lebih panjang lebar mengenai dukacitaku. Kemudian, kalian akan berbicara kepada saudara-saudaramu mengenainya, dan pada akhirnya semua orang akan meneladani aku. Oleh karena apa yang aku derita, aku terus-menerus memuliakan Yesus dan tiada mencari suatupun selain hanya agar Ia dipermuliakan dalam aku.

Lihat, anak-anak kecil, sungguh sedih berbicara mengenai hal-hal ini kepada anak-anakku sendiri, sebab setiap ibunda menyimpan dukanya hanya bagi dirinya seorang. Dan ini aku lakukan dengan patuh sepanjang hidup duniawiku; sebab itu, kerinduanku sebagai seorang ibunda dihormati oleh Tuhan. Sebab sekarang aku di sini, di mana senyuman adalah abadi, dan setelah, seperti semua ibu lainnya, menyimpan rapat segala dukacita yang aku derita, aku harus berbicara mengenainya agar sebagai anak-anakku, kalian dapat mengetahui sesuatu mengenai hidupku.

Aku tahu akan buah-buah yang akan kalian peroleh darinya dan bagaimana itu akan menyenangkan Yesus, Putraku terkasih. Aku akan berbicara mengenainya begitu kalian dapat memahamiku.

Yesusku mengatakan, “Siapa yang pertama, hendaknyalah menjadikan dirinya yang terakhir,” dan Ia sungguh melakukannya sebab Ia adalah yang pertama dalam Rumah Allah, tetapi Ia turun hingga ke tingkat yang paling akhir. Sekarang, demi kasih, aku tidak akan mengambil daripada-Nya tempat yang pertama dan yang terakhir ini yang adalah milik-Nya. Melainkan, aku akan berusaha membuat kalian memahami kebenaran ini, dan sukacitaku akan bertambah apabila kalian meyakininya, bukan melalui jalan pengetahuan sepintas, tetapi melalui sarana-sarana keyakinan yang berakar kuat dan mendalam. Kiranya Ia menjadi yang pertama dan kita yang terakhir.

Jika Ia adalah yang pertama, maka pastilah ada yang kedua dalam jenjang kasih dan kemuliaan dan; karenanya, dalam kerendahan hati dan kesahajaan. Kalian sekarang telah mengerti: bahwa itu adalah aku. Anak-anak kecil, muliakanlah Tuhan yang menciptakan suatu jarak yang amat jauh antara Yesus dan aku, namun demikian masih menghendaki untuk menempatkanku segera sesudah Dia.

Anak-anakku, apa yang tampak kepada dunia bukanlah apa yang paling penting di hadapan Tuhan. Dipilih sebagai Bunda Allah mendatangkan atasku kurban yang berat dan penyerahan diri yang total, dan yang pertama adalah ini: mengetahui melalui Gabriel pilihan yang ditetapkan dalam persatuan dengan Tuhan. Aku senantiasa rindu untuk tinggal dalam keadaan bersahaja dan tersembunyi dalam Tuhan. Aku menghendaki ini lebih dari segala yang lain sebab adalah sukacitaku untuk mendapati diriku sebagai yang terakhir dalam segala hal.

Setelah mengetahui pilihan Allah, aku menjawab, seperti yang kalian ketahui, tetapi sungguh sulit untuk naik ke martabat ke mana aku dipanggil.

Anak-anak kecil, adakah kalian mengerti dukacita pertamaku yang aku bicarakan ini? Renungkanlah mengenainya, berilah Bundamu sukacita besar dalam menjunjung kesahajaan yang begitu aku junjung tinggi bahkan melebihi keperawananku. Ya, aku dulu dan sekarang adalah hamba dari Dia kepada siapa segala sesuatu dapat dimohonkan, dan aku menerimanya hanya karena penyerahan diriku setara dengan kasihku.

Engkau bersuka, ya Tuhan, dalam meninggikan aku kepada-Mu, dan aku bersuka menerimanya oleh sebab ketaatanku berkenan kepada-Mu. Tetapi Engkau tahu bagaimana aku berduka karenanya, dan duka yang sama itu sekarang ada di hadapan-Mu, memohon terang bagi anak-anak ini, yang Engkau kasihi dan yang aku kasihi. Aku adalah hamba, wahai anak-anakku, dan seperti itu terjadi padaku, biarlah sekarang, tanpa ragu, terjadilah pada kalian segala yang Tuhan kehendaki!

Kesediaanku memberikan kepada Tuhan jawaban yang akan memperolehkan bagi manusia jalan kepada Penebusan, dan di dalamnya digenapilah kata-kata yang mengagumkan itu: “Inilah seorang Perawan yang akan mengandung dan melahirkan seorang Putra yang akan dinamai Imanuel.”

Kesediaan untuk menjadi Bunda Imanuel, melibatkan pemberian diriku kepada Putra Allah dengan suatu cara begitu rupa di mana BundaNya akan memberikan dirinya sendiri kepada-Nya, sebelum Kemanusiaan Yesus terbentuk dalam aku. Itulah sebabnya mengapa pemberian diriku adalah akibat dari Rahmat, dan juga sebab bagi Rahmat. Dan yang terlebih penting untuk diketahui adalah bahwa Tuhan adalah sebab yang terutama; namun demikian, perlu ditegaskan bahwa kesediaanku bertindak dalam rancangan Rahmat adalah sebab yang menyertai.

Mereka menyebutku Co-Redemptrix (= Penebus Serta) karena dukacita yang aku derita; tetapi aku memang Co-Redemptrix, bahkan sebelumnya, oleh sebab pemberian diri yang aku lakukan melalui Gabriel. Oh, Putra ilahiku! Betapa besar kehormatan yang hendak Engkau berikan kepada BundaMu sebagai kompensasi atas dukacita dahsyat yang aku derita dalam menaikkan diri ke martabat sebagai BundaMu!

Kalian, anak-anak kecil, buta dalam dunia, tetapi ketika kalian melihat, hal-hal yang mengagumkan akan menjadi pembangkit sukacita kalian bagiku. Kalian akan melihat betapa persatuan antara kemuliaan dan kerendahan hati ada di sini di mana Yesusku adalah matahari yang tak pernah tersembunyi. Kalian akan melihat bagaimana bijaksananya suatu rancangan dilaksanakan melalui penyangkalan diriku, hingga ke tingkat tersembunyi.

Tetapi sekarang, dengarkanlah aku. Sementara keibuanku mulai berlangsung, aku harus berbicara kepada beberapa dari orang-orang yang aku kasihi mengenai kehormatan yang telah aku terima dan aku melakukannya dengan menyembunyikan sebanyak mungkin. Aku menangisi kemenangan atas penyangkalan diri tinggal tersembunyi dalam Allah sebab Allah Sendiri harus dipermuliakan dalam aku.

Namun demikian, segera saja aku bersukacita mengetahui bahwa aku dikenali sebagai seorang ibunda di antara begitu banyak perempuan. Jiwaku bersukacita sebab Hamba Tuhan, yang sedapat mungkin menghendaki hanya kerendahan hati, diinjak-injak di hadapan dunia. Ketika Yosef bersembunyi, aku tidak sedih, aku sungguh bersukacita. Janganlah katakan bahwa aku menderita pada waktu itu, sebab tidaklah benar demikian.

Demikianlah bagaimana Tuhan memuaskan kerinduanku akan kerendahan hati. Inilah kompensasi Tuhan atas kesediaanku menjadi Bunda Allah: dianggap sebagai seorang perempuan jalang. Puteri, pelajarilah pegetahuan akan kasih, belajarlah untuk menjunjung tinggi kerendahan hati yang suci, dan janganlah takut sebab kerendahan hati adalah suatu keutamaan yang bersinar dengan cahaya yang kemilau.

Tidak ada masalah bagiku ketika perkawinan dilangsungkan. Aku tahu bagaimana nantinya dan aku tidak takut apapun. Sungguh, Tuhan memberikan kepada mereka yang memberikan diri seutuhnya kepada-Nya, suatu tempat yang sempurna dalam situasi-situasi yang paling tidak menentu, seperti yang tengah aku hadapi: Aku dipaksa oleh kewajiban manusia untuk menikahi seorang laki-laki, bahkan meski aku tahu bahwa aku hanya dapat menjadi milik Allah.

Aku menanggung begitu banyak penderitaan di bumi! Aku yakinkan kalian, tidaklah mudah menjadi Bunda yang Mahatinggi. Namun demikian, tidak juga dapat disebut sulit apa yang dilakukan demi maksud dan tujuan yang paling suci dan demi menyenangkan Tuhan. Ingatlah itu!

Adakah pernah terpikir oleh kalian apa yang menyebabkan dukacitaku yang paling mendalam pada Malam Kudus itu di Betlehem? Kalian mengacaukan pikiran kalian dengan kandang, dengan palungan, dan dengan kepapaan. Aku katakan kepada kalian, sebaliknya, aku melewatkan malam itu dalam ekstasi penuh akan Putraku. Dan meski aku harus melakukan apa yang dilakukan oleh setiap ibu kepada anaknya yang kecil, aku tidak meninggalkan ekstasiku, sukacitaku. Jadi, satu-satunya hal yang menyebabkanku berduka pada malam kasih itu adalah melihat penderitaan Yosefku yang malang dalam mencarikan sebuah tempat bernanung, tempat apapun itu, bagiku. Sadar akan apa yang akan terjadi dan Siapa yang akan datang ke dunia, suamiku terkasih, yang melihatku bingung, menjadi berduka dan aku sangat bersimpati padanya. Kemudian, kami dipenuhi dengan sukacita dan kami lupa akan segala kekhawatiran.

Kami mengungsi ke Mesir dan semua yang mungkin, telah dikatakan mengenai hal ini, meski sebagian orang memusatkan permenungan mereka lebih pada kepenatan dalam perjalanan dari pada kecemasan seorang ibunda yang tahu bahwa ada padanya harta pusaka paling berharga di Surga dan di Bumi.

Kemudian tinggal di Nazaret, Yesus kecil bertumbuh besar penuh daya hidup dan, pada masa itu, Ia jarang dan nyaris tak pernah membuat kami khawatir. Setiap ibunda tahu bagaimana rasanya berharap bagi kesehatan anaknya sendiri, dan bagaimana suatu hal yang amat remeh tampak sebagai suatu awan yang hitam kelam. Putraku melewati segala epidemi dan penyakit kanak-kanak pada masa itu. Sama seperti setiap ibunda, aku tak dapat kebal terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang ditanggung hati seorang ibunda.

Tetapi, suatu hari datanglah awan yang amat hitam kelam yang menyelimuti pesta cahaya Bunda Allah. Awan hitam kelam itu adalah kehilangan Yesus…. Tak seorang penyair pun seorang ahli jiwa dapat membayangkan Maria kala ia mengetahui bahwa ia kehilangan Putra yang dipujanya dan tiada kabar berita mengenai-Nya hingga tiga hari kemudian…. Anak-anak kecil, janganlah terkejut akan kata-kataku, aku mengalami kekalutan yang terdahsyat sepanjang hidupku. Kalian tidak cukup merenungkan kata-kataku ini: “Nak, bapa-Mu dan aku mencarimu selama tiga hari. Mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Tuhan-ku, sekarang sementara aku berbicara kepada anak-anak terkasih ini, aku tak dapat berhenti memuliakan Engkau. Engkau yang menyembunyikan diri demi membuat kami merasakan sukacita menemukan Engkau. Oh! Dengan cara lain bagaimanakah dapat mungkin mengetahui kemanisan segelas penuh madu yang dicurahkan ke dalam jiwa sementara jiwa memeluk Allah-nya?

Kalian lihat, aku juga menceritakan kepada kalian mengenai sukacitaku; tetapi bukanlah tanpa alasan aku menceritakannya dan menjalin bersama sukacita dengan dukacita. Tariklah manfaat, sebaik mungkin, dari segala yang terjadi. Tuhan bersembunyi agar ditemukan. Sebagian orang mengenali kebenaran ini, lainnya yang berpikir mengenai kesedihan hebat atas kehilangan Yesus, melakukan segalanya demi menemukan-Nya. Janganlah kalian tinggal diam dan dikuasai duka.

Bundamu hendak menyelamatkanmu dari berkutat dengan begitu banyak hal yang masih akan dikatakan. Pertama, ada hal-hal yang tidak pernah dimaklumkan dan, karenanya, belum dipahami. Kedua, dengan mengetahuinya, kalian akan bergabung denganku dalam permenungan-permenungan sengsara dan dukacita. Di samping itu, segala yang dikehendaki Yesusku, telah dikatakan tanpa ada pertentangan apapun.

Adakah kalian pikir aku melewatkan kehidupan keluarga kami dengan damai di Nazaret? Memang damai dalam keutamaan selaras dengan kasih Tuhan. Tetapi dari pihak makhluk-makhluk ciptaan, ada begitu banyak masalah!

Cara hidup kami yang unik, diperhatikan orang; dan sebagai akibatnya kami dijadikan bahan olok-olok orang banyak. Aku dianggap berlebihan karena kenyataan bahwa apabila Yesus meninggalkan rumah, aku tak dapat membendung airmataku, dan Yesus kerap kali pergi. Yosef ditertawakan seolah ia adalah budak Yesus dan budakku. Apakah gerangan yang dapat dimengerti dunia? Kami menyerahkan segala penyelenggaraan kepada Dia yang tinggal di antara kita, yang dipuja dalam segala gerak laku-Nya.

Betapa Anak itu sungguh seorang Putra yang terkasih; lebih tampan dari samudera, lebih bijak dari Salomo, dan lebih kuat dari Simson. Segenap para ibu pastilah akan suka mengambil-Nya daripadaku; begitulah daya tarik yang menyertai-Nya. Mereka yang berpikiran sempit melindungiku dengan penilaian-penilaian yang menenangkan; tetapi, mereka tidak membiarkan kritik lepas dari bapa yang tak kenal lelah, yang mereka anggap tunduk pada isterinya yang setia namun pencemburu. Semua orang tahu akan perilakuku, tetapi mereka semua menganggapnya sebagai perilaku yang tak patut dan mementingkan diri sendiri.

Inilah, anak-anak kecilku, yang tidak diketahui. Ini terjadi antara dunia yang tak dapat melihat pun mengerti, dengan BundaNya yang Tersuci. Yesus tinggal diam, tanpa membesarkan hatiku, sebab Bunda Allah harus melalui pencobaan, yakni, sebagai seorang perempuan di antara banyak orang yang pendapat-pendapatnya tidak pantas diperhitungkan.

Kagumilah Kebijaksanaan Tuhan dalam hal-hal ini dan temukanlah makna ilahinya, yang memadukan keluhuran teragung dengan ujian-ujian yang terlebih menyakitkan dalam hubungannya dengan keluhuran yang demikian, sebab setiap jurang menuntut jurang yang lain dan setiap kedalaman menuntut kedalamannya.

Saat perpisahan telah tiba; saat Yesus bertindak. Dengan itu, hari yang menakutkan akan kepergian-Nya dari Nazaret telah tiba.

Yesus telah berbicara secara panjang lebar kepadaku mengenai misi-Nya dan buah-buah yang akah diperoleh bagi-Nya dan bagi semua orang; Ia telah membuatku mencintainya sebelumnya. Itulah sebabnya, perlu bagi kami untuk berpisah, bahkan meski hanya untuk waktu yang singkat…. Ia menyampaikan salam perpisahan, mencium kami, dan pergi menyongsong misi-Nya sebagai guru umat manusia. Tetapi, kepergian-Nya tidaklah lolos dari perhatian orang di dusun kecil di mana Yesus begitu dikasihi.

Ada gerak-laku kasih, berkat dan, sebab mereka tidak tahu mengenai hal baik yang akan dilakukan Yesus, orang-orang yang tak berpendidikan tetapi murah hati ini menganggapnya sebagai suatu kerugian.

Dan aku, di antara begitu banyak ungkapan kasih, bagaimanakah perasaanku? Limpah ruah kasih dicurahkan atasku, tetapi Ia tidak berlambat barang semenit pun dalam kepergian-Nya. Yesusku tahu apa yang menanti-Nya setelah pewarta-Nya. Ia telah megatakan kepadaku begitu banyak kali dan begitu sering mengenai kemunafikan kaum Farisi dan yang lainnya. Dan sekarang kalian melihat-Nya pergi, seorang diri tanpaku, guna menunaikan mandat-Nya; tanpaku yang merawat-Nya tumbuh dewasa dengan kehangatan kasih hatiku; tanpaku yang memuja-Nya seperti tiada pernah seorang pun akan memuja-Nya!

Di kemudian hari aku menyusul-Nya. Aku menemukan-Nya kala Ia sedang dikerumuni oleh begitu banyak orang hingga tidaklah mungkin bagiku untuk menemui-Nya. Dan Ia, sungguh Putra Allah, memberikan kepada BundaNya suatu jawaban yang agung luhur seluhur kebijaksanaan-Nya, tetapi jawaban itu menusuk hati keibuanku hingga menembusi dari satu sisi ke sisi yang lain. Ya, aku memahami-Nya sepenuhnya, namun demikian itu tidak membebasanku dari dukacita. Terhadap hubungan manusia, Ia menjawab dengan hubungan Ilahi di mana aku termasuk di dalamnya, itu benar; namun demikian, tanggapan orang-orang lain menyakiti hatiku.

Tikaman pertama diikuti dengan sukacita melihat kebesaran-Nya, melihat-Nya dihormati, dipuja, dan dikasihi orang banyak; dan segera saja luka ini pun pulih kembali.

Aku berkelana bersama-Nya, terpesona oleh pengetahuan-Nya, terhibur oleh pengajaran-pengajarannya, dan aku tiada pernah lelah mengasihi dan mengagumi-Nya.

Kemudian terjadilah perselisihan pertama-Nya dengan kaum Sanhedrin [= Mahkamah Agama]. Mukjizat terjadi: mukjizat yang menyulut begitu banyak kekacauan dalam benak imam-imam Yahudi yang congkak. Ia dibenci, dianiaya, dimata-matai, dan dicobai. Sementara aku? Aku tahu semuanya dan sejak dari saat itu, dengan tangan terkedang, aku mempersembahkan holocaust [= kurban bakaran] Putraku, penyerahan DiriNya, dan kematian-Nya yang keji dan ngeri ke dalam tangan-tangan kasih Bapa. Aku sudah tahu mengenai Yudas; aku tahu pohon mana yang kayunya akan diambil untuk Salib Putraku.

Kalian tidak akan dapat membayangkan tragedi terdalam yang aku lalui bersama Yesusku, agar Penebusan dapat digenapi.

Telah aku katakan sebelumnya: Co-redemptrix. Untuk ini, dukacita biasa tidaklah cukup. Dibutuhkan suatu persatuan yang terlebih intim dengan sengsara-Nya yang dahsyat agar segenap umat manusia dapat ditebus. Jadi, sementara aku berkelana dari satu kota ke kota lain bersama-Nya, aku menjadi semakin dan semakin paham mengenai jeritan patah hati yang diluahkan Putraku sepanjang begitu banyak malam tanpa tidur yang Ia lewatkan dalam doa dan meditasi. Di hadapanku, setiap keadaan benak-Nya dinyatakan dan sungguh, Kalvariku dan Salibku telah dimulai pada waktu itu.

Begitu banyak beban pemikiran menambah dukacitaku dari hari ke hari sebab aku adalah BundaNya dan Bunda kalian! Begitu banyak dosa, segala dosa-dosa; begitu banyak derita, segala penderitaan; begitu banyak duri, segala onak duri; Yesus tidak sendirian. Ia tahu itu, dan Ia merasakannya. Ia melihat BundaNya dalam persatuan yang terus-menerus dengan-Nya. Ia menderita karenanya, terlebih lagi, karena bagi-Nya penderitaanku adalah penderitaan-Nya yang terberat.

Putraku, Putraku yang kupuja, andai saja para putera dan puteri ini tahu akan apa yang terjadi pada waktu itu antara Engkau dan aku!…

Dan saat holocaust tiba sesudah kemanisan Perjamuan Malam Paskah. Dan sesudah itu, aku harus menggabungkan diri kembali dengan orang banyak. Aku, yang mengasihi dan memuja-Nya dengan suatu cara yang unik, harus dijauhkan dari-Nya. Adakah kalian mengerti, wahai anak-anakku?

Aku tahu bahwa Yudas sedang mengambil langkah-langkah pengkhianatan, tetapi tiada suatupun yang dapat kulakukan; aku tahu bahwa Yesus mencucurkan keringat Darah di Taman, tetapi tiada suatupun yang dapat kulakukan bagi-Nya. Kemudian, mereka menangkap-Nya, menistakan-Nya, dan menjatuhkan hukuman mati keji atas-Nya.

Tak dapat kuceritakan semuanya kepada kalian. Hanya dapat aku katakan bahwa Hatiku bergolak dalam kegelisahan yang terus-menerus, suatu wadah kepahitan, ketidakpastian yang terus-menerus, suatu tempat sengsara, kepenatan dan dukacita. Dan segenap jiwa-jiwa yang kemudian akan sesat? Dan segala simoni dan penyelewengan-penyelewengan sakrilegi?

Wahai anak-anak dari dukacitaku! Jika sekarang kepada kalian diberikan rahmat untuk menderita bagiku, maka berkatilah dengan sungguh-sungguh Dia yang memberikannya kepada kalian, dan kurbankanlah diri kalian dengan tanpa ragu.

Kalian berpikir mengenai keagunganku, anak-anakku terkasih. Itu membantu kalian untuk merenungkannya; tetapi, dengarkanlah aku: janganlah kalian memikirkan aku, melainkan pikirkanlah Dia. Aku lebih suka dilupakan, jika itu mungkin! Persembahkanlah segenap cinta kasih kalian kepada Dia, kepada Yesusku, kepada Yesus kalian, kepada Yesus, kekasih kalian dan kekasih hatiku.

Demikianlah, anak-anak kecil, dukacita Hatiku adalah sebilah pedang yang terus-menerus menembusi jiwaku, hidupku. Aku merasakannya, sementara Yesus tidak. Ia menghiburku dengan Kebangkitan-Nya, ketika sukacitaku yang meluap sekonyong-konyong memulihkan segala luka-luka berdarah dalam diriku. “Putraku,” terus-menerus aku mengulang. Mengapakah begitu berduka? BundaMu di dekat-Mu. Tak cukupkah kasihku? Berapa banyak kali aku menghibur-Mu dalam kesedihan-Mu? Dan sekarang, tak dapatkah BundaMu memberi-Mu sedikit kelegaan? Ya Bapa dari Yesusku, aku tak menghendaki suatupun lebih dari yang Engkau kehendaki. Engkau tahu itu; tetapi tengoklah kalau-kalau sengsara yang begitu dahsyat itu dapat diberi sedikit kelegaan. Bunda dari PutraMu yang memohon ini dengan sangat daripada-Mu.

Dan sekarang di Kalvari, aku mengajukan protes: “Allah-ku, kembalikanlah mata itu, di mana aku memuja terang yang Engkau tanamkan di dalamnya sejak hari Engkau memberikan-Nya kepadaku! Allah Bapa, lihatlah kengerian dalam wajah kudus itu! Tidakkah Engkau dapat setidak-tidaknya menghapuskan begitu banyak Darah? Ya Bapa dari Putraku, Ya Mempelai kekasihku, ya Engkau Sendiri, Sabda yang menghendaki kemanusiaan dariku! Kiranya doa dari tangan-tangan yang terkedang ke surga dan di bumi dapat menjadi permohonan-Nya dan kesediaanku!

Lihatlah, ya Tuhan, ke tingkat mana Dia yang Engkau kasihi telah direndahkan! BundaNya ini yang memohon dengan sangat kepada-Mu untuk meringankan begitu banyak dukacita. Setelah sedikit waktu lagi, aku akan tanpa-Nya. Dengan demikian kaulku, yang aku persembahkan dari lubuk hatiku ketika di Bait Allah, akan digenapi sepenuhnya. Ya, aku akan tinggal seorang diri, tetapi ringankanlah sengsara-Nya tanpa perlu mempedulikan sengsaraku….”